Selebrita
Di Hadapan Hotman Paris, Audrey Menangis Tegaskan Ia Tak Berbohong, 3 Pelaku Sempat Memberi Ancaman
Di hadapan Hotman Paris, Audrey menangis tegaskan tak berbohong, 3 pelaku sempat memberi ancaman. "Mereka malah maki-maki aku" ujar Audrey.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Di hadapan Hotman Paris, Audrey menangis, menegaskan bila selama ini tak berbohong atas pengakuan tindak penganiayaan yang dialaminya.
Pengakuan Audrey itu terekam dalam acara Hotman Paris Show yang diunggah Senin (22/4/2019) di instagram @hotmanparisofficial.
Dalam video yang diunggah pengacara Hotman Paris, Audrey juga mengakui ada ancaman yang sempat ia terima dari ketiga pelaku penganiayaan.
Cerita Audrey (14) Siwi SMP di Pontianak tak lepas dari kasus dugaan pengeroyokan atas dirinya yang terjadi pada Jumat (29/3/2019) oleh 12 Siwi SMA.
Namun dari hasil pengembangan kasus kepolisian, pelaku pengeroyokan hanya tiga orang.
• Detik-detik Percakapan Nakal Syahrini & Reino Barack dalam Pesawat, Balasannya Cuma 5 Kata Begini
• Penyebab Erin Taulany Menghina Prabowo Subianto, Andre Taulany Jelaskan Semua di Polda Metro Jaya
• Perubahan Lina Setelah Sule Didekati 2 Wanita Baby Shima & Naomi Zaskia, Dibuktikan Lewat Video Ini

Kasus Audrey saat itu sempat viral dan menyedot perhatian berbagai kalangan termasuk para publik figur seperti Hotman Paris.
Dalam video cuplikan acara itu, Audrey terlihat menangis di depan Hotman Paris, saat menceritakan kejadian yang ia alami, Senin (22/4/2019).
Dari video yang diunggah Hotman Paris di Instagram itu, Audrey mulanya menceritakan sempat menyerah.
Audrey pun mengaku tidak tahu kenapa dituduh menjelek-jelekkan orang tua pelaku.
"Mereka aku tanya masalahnya apa, tapi mereka malah maki-maki aku," kata Audrey sembari terisak.
• Detik-detik Percakapan Nakal Syahrini & Reino Barack dalam Pesawat, Balasannya Cuma 5 Kata Begini
• Sensasi Lucinta Luna Vs Deddy Corbuzier Diungkap Denny Darko, Muncul Kartu Petir Menyambar Menara
• Jawaban Ketus Lucinta Luna Jakunnya Viral saat Labrak Deddy Corbuzier, Gak Ngaku, Alasannya Menohok
Audrey juga mengungkapkan bawah tiga tersangka sempat memberikan ancaman padanya.
Audrey diminta untuk mengaku bahwa ia berkelahi satu lawan satu, bukan dikeroyok.
"Terus antara yang tiga tersangka itu, ngomong kayak gini 'kamu lihat ya, kita ngakunya bergilir, satu-satu, bukan keroyok, awas saja kamu bilang keroyok, kena lagi nanti kamu' katanya," ujar Audrey.
• Bayi Mirip Prabowo Viral, Sang Ibu Disebut Antusias Dukung Capres 02, Didoakan Kelak Jadi Presiden
• Tangisan Mulan Jameela Cerita Kondisi Rumah Tangga dengan Ahmad Dhani, Hubungan Suami Istri Berubah
Audrey juga mengatakan bahwa semua pernyataan yang ia berikan adalah benar, dan dia tidak pernah berbohong mengenai kasus ini.
"Aku enggak bohong, aku enggak bohong," kata Audrey sembari menangis.
"Enggak bohong ya, ini netizen di seluruh Indonesia harus tahu, seolah-olah Audrey ini bahwa bohong," sahut Hotman Paris.
• Nagita Slavina Istri Raffi Ahmad Pamer Foto Bareng Blackpink, Luna Maya Malah Tulis 2 Kata Begini
• VIDEO Detik-detik Trik Tingkat Dewa Anthony Ginting, Bikin Pemain Nomor 1 Dunia Mati Langkah
• 7 FAKTA Penemuan Ular Raksasa di Rumah Warga, Sempat Dikira Ban sampai Harus Ditarik Beberapa Orang
• Kejutan Tak Terduga Ammar Zoni Untuk Irish Bella di Kamar, Gelap-gelapan, Muncul Adegan Muka Datar
Perkembangan Kasus Audrey
Dijelaskan oleh Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Anwar Nasir, berkas laporan kasus Audrey sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Pontianak, Jumat (12/4/2019).
"Sudah dilimpahkan tadi pagi, Jumat (12/4/2019), ke Kejaksaan Negeri Pontianak," kata Anwar dikutip dari Kompas.com, Minggu (14/4/2019).
Dilkatakan oleh Anwar, pelimpahan berkas tersebut dilakukan setelah pihak keluarga dan korban tidak mendapatkan titik temu dari upaya diversi.
"Pelimpahan berkas penyidikan ini dilakukan setelah tidak adanya titik temu antara pihak korban dan pelaku untuk melakui upaya diversi," ujar Anwar.
Untuk itu, penanganan kasus Audrey sudah tidak menjadi tanggungjawab kepolisian dan sudah beralih ke kejaksaan.
Keluarga korban minta visum ulang
Dikutip dari TribunPontianak.com, keluarga Audrey mengaku ada hal janggal dari kasus pengeroyokan yang dialami Audrey.
Dijelaskan oleh keluarga, hasil visum yang menunjukkan tidak ada bekas luka atau memar sangat bertolak belakang dengan apa yang dialami Audrey.
Untuk itu, keluarga korban sempat meminta dilakukan visum ulang untuk mengetahui hasil yang sebenarnya.
Terkait hal tersebut, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Anwar Nasir menjelaskan bahawa pemukulan tidak selalu menyebabkan bekas luka atau memar.
“Pemukulan tidak mesti mengakibatkan luka memar, berarti anak-anak ini nggak kuat mukulnya,” kata Anwar, Sabtu (13/4/2019).

Terkait visum yang dilakukan kepolisian, Anwar menjelaskan bahwa visum sudah dilakukan dua kali oleh RS Bhayangkara dan juga RS Promedia.
Dari kedua hasil visum tersebut, diketahui tidak ada bekas luka atau memar bekas pengeroyokan.
Hasil visum juga tidak menunjukkan suatu kelainan.
Terkait permintaan keluarga korban soal visum ulang, Anwar mengaku akan mempertimbangkannya.
“Semua kepentingan penyidikan sudah lengkap. Visum juga sudah dua rumah sakit. Saya nyatakan cukup, ngapain lagi. Tapi kalau minta divisum lagi, akan saya pertimbangkan,” tegasnya.
Kronologi pengeroyokan
Diketahui sebelumnya, Audrey dikabarkan dianiaya oleh 12 remaja SMA di Pontianak.
Namun dari hasil pengembangan kasus kepolisian, pelaku pengeroyokan hanya tiga orang.
Itupun tidak dilakukan bersamaan, namun secara berganti-gantian.
Dikutip dari TribunPontianak.com, Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli menjelaskan hasil pemeriksaan terkait pelaku pengeroyokan.

Sebelumnya beredar kabar bahwa korban dikeroyok oleh 12 siswi SMA.
Namun dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan, hanya ada tiga pelaku yang diduga melakukan penganiayaan.
Dijelaskan Husni, ketiga pelaku mempunyai peran yang berbeda.
Ketiganya yakni E, T, dan L.
Hanya saja ada dua pelaku lain yang menjemput korban namun tidak melakukan kontak fisik.
Mereka adalah D dan P yang merupakan siswi yang menjemput korban Audrey di rumahnya.
Dijelaskan oleh Kasat Reskrim Kompol Husni dikutip dari TribunPontianak, korban awalnya dijemput oleh pelaku.

• Pendaftaran CPNS 2019 & P3K Tahap II 2019 Segera Dibuka Usai Pemilu, Cek Syarat dan Tahapan Seleksi
• Kenji Nagai Jurnalis Jepang yang Tewas saat Liputan di Myanmar, Peluru Bersarang di Jantungnya
Saat itu diketahui korban Audrey menggunakan kendaraan roda dua dan diikuti oleh dua sepeda motor.
Saat tiba di Jalan Sulawesi, korban kemudian dicegat oleh pelaku.
Dari arah belakang, tiba-tiba terduga pelaku T menyiramkan air pada korban.
Setelahnya pelaku menganiaya korban sampai korban terjatuh.
Tak berhenti sampai di situ, pelaku E juga ikut melakukan pengeroyokan.
Mengalami penganiayaan itu, korban sempat melarikan diri.
Namun saat sampai di Taman Akcaya korban masih dianiaya oleh pelaku T dan juga pelaku L.
Di tengah aksi pengeroyokan tersebut, warga ternyata sempat melihat aksi tersebut.
Hal itu membuat pelaku ketakutan dan langsung melarikan diri.
Pendapat Kak Seto
Kasus Audrey juga turut menarik perhatian psikolog anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto.
Dalam percakapan Kak Seto dengan youtuber Raditya Dika, terungkap pemaparan tentang bully dan dampaknya bagi anak.
Mendengar kabar pertama soal Audrey, Raditya Dika langsung memikirkan bagaimana nasib anak perempuannya nanti di sekolah.
"Mendengar soal berita 12 anak membully, sebenarnya kekhawatiran orangtua zaman sekarang soal anak perempuan atau laki, untuk dibully itu seberapa besar ya Kak Seto di sekolah?" tanya Raditya Dika.
Menurut Kak Seto, bullying tidak hanya terjadi karena ada sosok yang jahat namun karena adanya kesempatan.
"Pernah ada kata-kata dari Bang Napi, suatu tindak kejahatan, selain dari niat jahat pelakunya, juga karena adanya kesempatan," kata Kak Seto seperti dikutip dari Youtube Raditya Dika tayang Minggu, (12/4/2019).
Kesempatan yang dimaksud adalah kurangnya perhatian orang-orang tentang kasus bullying seolah membiarkannya merajarela terjadi.
"Jadi boleh jujur diakui, fenomena bully ini semacam fenomena gunung es, ini yang muncul kasus A ini tadi, tapi sebetulnya yang terjadi di lapangan begitu banyaknya namun tidak terungkap ke permukaan," lanjutnya.
Kak Seto pun pernah menerima data mengejutkan soal persentase anak Sekolah Dasar (SD) yang menjadi korban bullying.
"Saya pernah membimbing penelitian kandidat doktor di Bandung waktu itu, di sebuah perguruan tinggi."
"Kandidat itu menemukan suatu hasil bahwa di Jawa Barat saja, untuk SD, itu sekitar 60 sampai 70 persen mengalami bullying," terang Kak Seto.

Mendengar tingginya persentase itu, sontak Raditya Dika langsung terkejut.
"60 sampai 70 persen?" tanya Raditya Dika seolah tak percaya.
"60 sampai 70 persen SD di Jawa Barat," kata Kak Seto.
"Itu, wah, itu tinggi banget ya," kata Raditya Dika hampir tak bisa berkata-kata.
"Tinggi sekali, iya," sahut Kak Seto.
Definisi bullying yang dimaksud Kak Seto adalah tindak kekerasan atau kejahatan kepada orang lain yang membuatnya tertekan, menderita, hingga trauma.
Sementara itu, hinaan yang membuat korbannya tidak mengalami hal-hal di atas bukanlah termasuk tindak bullying.
Meski korban merasa baik-baik saja, namun kemungkinan jika hinaan atau perlakuan kurang baik terus diterimanya, maka bisa jadi mengalami tekanan yang menjadikannya termasuk tindakan bullying.
Simak juga video selengkapnya berikut: