5 Fakta Rekonstruksi Kasus Pembunuhan & Mutilasi Guru Honorer Budi Hartanto, Ada Bocah SD Nangis
Polda Jatim menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto (28), Rabu (24/4/2019).
Laporan wartawan : Didik Mashudi dan Samsul Hadi
SURYAMALANG.COM – Polda Jatim menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto (28), Rabu (24/4/2019).
Rekonstruksi digelar di Blitar dan Kediri.
Aris Sugianto (34), dan Ajis Prakoso (23) yang menjadi tersangka dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi tersebut.
Berikut ini lima fakta terkait rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto.
1. Lokasi Rekonstruksi
Rekonstruksi digelar di enam titik, yaitu satu lokasi di Kota Kediri, tiga lokasi di Kabupaten Kediri, dan dua lokasi di Kabupaten Blitar.
Rekonstruksi di Kota Kediri dilakukan di Sanggar CK Dance Home Ruko GOR Jayabaya.
Di tempat ini korban dan sejumlah rekannya sempat latihan tari.
Sedangkan rekonstruksi di Kabupaten Kediri berlangsung di rumah tersangka Ajis Prakoso di Desa/Kecamatan Ringinrejo, warung nasi goreng dan masakan Malaysia milik tersangka Aris Sugianto di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, dan lokasi pembuangan kepala korban di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
Sedangkan rekonstruksi di Kabupaten Blitar berlangsung di rumah tersangka Aris Sugianto (34) di Desa Mangunan, Kacamatan Udanawu, dan lokasi pembuangan koper berisi tubuh korban di bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu.
2. Budi Hartanto Diperankan Anggota Polda Jatim
Dalam rekonstruksi di warung yang disewa Aris Sugianto, korban Budi Hartanto diperankan anggota Jatanras Polda Jatim, Brigadir Debi.
Aris dan Ajis memperagakan sejumlah adegan pembunuhan yang dilakukannya.
3. Rekonstruksi Pembunuhan
Reka ulang pembunuhan diawali pertemuan korban dan tersangka di warung.
Selanjutnya tersangka dan korban masuk ke dalam ruang kamar untuk melakukan hubungan sesama jenis.
Usai berhubungan sesama jenis, terjadi percekcokan yang dilerai oleh tersangka Ajis Prakoso.
Namun keterlibatan Ajis membuat korban marah dan mengambil pisau yang disabetkan ke arah Ajis.
Namun sabetan pisau meleset dan berhasil direbut oleh tersangka Ajis.
Selanjutnya Ajis yang membacok korban mengenai lengan tangan.
Ajis kembali membacok korban mengenai bagian leher yang membuat korban terjatuh.
Selanjutnya tersangka Aris Sugianto yang membekap mulut korban supaya tidak berteriak dengan kain.
Tindakan ini yang mengakibatkan korban tewas karena tidak dapat bernafas.
4. Rekonstruksi Mutilasi
Setelah korban tewas, selanjutnya dua tersangka berupaya membuang jenazah korban.
Agar tidak dicurigai, korban dimasukkan ke dalam koper.
Masalahnya, kopernya tidak muat sehingga muncul ide untuk memenggal kepala korban agar koper dapat ditutup.
Selanjutnya koper dibuang di sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sedangkan kepala korban dibungkus plastik dan dimasukkan karung dibuang di Sungai Ploso Kerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras.
5. Bocah SD Nangis
Saat ratusan warga dan polisi menunggu proses rekonstruksi, tiba-tiba dikejutkan dengan bocah SD yang mengendarai motor melintas di lokasi.
Bocah kelas lima SD berinisial Z (11) itu mengendarai motor tanpa memakai helm.
Polisi yang sedang berjaga di lokasi langsung menghentikan bocah yang mengenakan kaus seragam olah raga itu.
Polisi berusaha menanyai bocah SD itu hendak pergi ke mana.
Bukannya menjawab pertanyaan polisi, bocah SD itu malah menangis tersedu-sedu.
Bocah itu seperti ketakutan karena motornya dihentikan polisi.
“Dia naik sepeda motor tidak pakai helm. Dia masih kelas lima SD,” kata AKP Bayu Halim Nugroho, Kasatlantas Polres Blitar Kota.
Polisi berusaha menenangkan bocah SD itu. Tapi, bocah itu terus menangis.
Bocah itu menjawab pertanyaan polisi dengan suara terbata-bata.
Bocah itu mengaku ingin melihat proses rekonstruksi di lokasi.
Kemudian polisi mengambil ponsel yang dibawa bocah itu.
Polisi mencari nomor telepon keluarga bocah itu.
Tapi, polisi tidak menemukan nomor telepon keluarga bocah itu.
Akhirnya, polisi mengantarkan bocah itu pulang ke rumahnya.
“Katanya rumahnya sekitar 3 kilometer dari Jembatan Karanggondang,” ujar Bayu.