Puasa Ramadhan 2019

Puasa Sambil Mengecilakan Perut Kenapa Tidak, Cukup Lakukan Cara Mudah Ini saat Sahur dan Berbuka

Puasa sambil mengecilakan perut kenapa tidak, cukup lakukan cara mudah ini saat sahur dan berbuka!

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Tribun Manado
Ilustrasi Puasa Sambil Mengecilakan Perut Kenapa Tidak, Cukup Lakukan Cara Mudah Ini saat Sahur 

SURYAMALANG.COM - Puasa ramadhan sambil mengecilakan perut kenapa tidak, sebab ada cara mudah yang bisa kamu lakukan saat sahur dan berbuka demi mendapatkan perut yang indah.

Salah satu cara mudahnya adalah dengan tidak kalap saat berbuka puasa ramadhan dan menampah porsi makanan saat sahur.

Dua cara mudah itu tentunya harus kamu imbangi dengan pilihan olahraga yang tepat sesuai kebutuhan di bulan puasa ramadhan.

Diam-diam Ussy Sulistiawaty Memperhatikan Suami Muzdalifah, Fadel Islami Ketahuan Gelagat Aslinya

Penyebab Nagita Slavina Menertawakan Syahrini di Gala Dinner, Incess Langsung Menegur Raffi Ahmad

Olahraga Berikut Dapat Dilakukan Selama Berpuasa.
Olahraga Berikut Dapat Dilakukan Selama Berpuasa. (Tribun Bali )

3 Keinginan Al Ghazali Tinggal Sendiri Tanpa Maia Estianty & Ahmad Dhani: Jiwa Guncang Tetap Hidup

Dikutip dari Gridhealth.id, berikut Suryamalang.com ulas selengkapnya:

2 Kebiasaan buruk saat berpuasa ramadhan yang wajib dihindari antara lain:

Kalap Saat Berbuka Puasa

Didorong oleh rasa lapar dan haus yang sangat tinggi, sering kali berbuka menjadi ajang balas dendam saat setelah berpuasa seharian.

Tentu bukan hal yang baik memasukan segala macam makanan tanpa batasan saat berbuka. Akibatnya, asupan kalori dalam tubuh bisa melebihi dari yang seharusnya.

Kebutuhan kalori orang dewasa pada umumnya adalah sekitar 2000 untuk pria dan 1500 untuk wanita. Inilah yang menyebabkan perut buncit saat puasa.

Menambah Porsi Sahur

Saat sahur baiknya kita tidak menambah porsi makan, karena yang membuat rasa lapar cepat atau tidak bukan jumlah porsi makanan, melainkan komposisinya.

Mengonsumsi makanan dalam porsi yang tidak berlebihan tentu dianjurkan dengan susunan menu yang meliputi komposisi nutrisi yang lengkap, seperti karbohidrat (nasi), lauk pauk (daging, tahu atau tempe), dan serat (sayur dan buah-buahan).

Usaha Reino Barack Momong Keponakan Syahrini, Rela Naik Odong-odong, Lari-larian di Mall & Menyuapi

Hindari mengonsumsi mi instan atau makanan kaleng, karena selain cepat mengenyangkan juga cepat membuatmu merasa lapar kembali.

Ini juga yang bisa membuat perut menjadi tambah buncit.

Puasa juga sering dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Padahal tetap aktif berolahraga penting agar pembakaran makanan hingga peredaran darah tetap lancar.

Untuk mencegah perut buncit saat puasa, kamu dianjurkan untuk tetap melakukan olahraga namun dengan intensitas yang ringan agar tubuh tidak kelelahan.

Sisi Lain Felicia Hutapea, Putri Hotman Paris Dikenal Tegas Beri Sekolah Gratis di Pinggiran Jakarta

 

Berikut Olahraga sederhana yang dapat dilakukan saat menunggu buka puasa:

1. Yoga

Yoga adalah olahraga yang dilakukan dengan metode memusatkan fokus pada titik tertentu dengan teknik serta gerakan.

2. Sit UP dan Push Up

Olahraga ini dapat membentuk otot perut, sit up dan push up diperlukan agar lemak yang tertimbun di perut dapat terbakar dengan baik dan tergantikan oleh masa otot.

Resiko Puasa Untuk Penderita Diabetes & Cara Mengatasinya, Ini yang Perlu Dilakukan Agar Tetap Puasa

3. Bersepeda

Bersepeda 30 menit setiap harinya setara dengan pembakaran kalori sebesar 300 kalori.

Selain perut buncit yang menghilang, kegiatan bersepeda juga dapat melatih otot paha dan tungkai agar lebih kuat.

4. Jogging

Sangat disarankan untuk melakukan olahraga ini minimal 30 menit untuk membakar 500-900 kalori dari tubuh.

Jogging atau lari santai adalah olahraga paling mudah untuk mengecilkan perut.

Seperti diketahui, mempunyai perut buncit selain akan membuat penampilan menjadi kurang menarik, juga akan membuat sulit saat bergerak.

Tak heran banyak orang yang terlanjur mengalaminya sulit untuk menemukan cara mengembalikan perut seperti semula.

Perut buncit ini terjadi karena adanya timbunan lemak pada bagian perut.

Putri Hotman Paris Geger dengan Pelayan Restoran, Kepergok Naikkan Tagihan Makanan, Ketahuan Bohong

Saat berpuasa waktu makan berkurang menjadi dua kali, hanya saat berbuka dan sahur.

Mestinya hal ini membuat berat badan cenderung stabil bahkan menurun.

Nyatanya, pengurangan waktu makan tidak bisa membuat perut buncit langsung mengempis.

Kita juga perlu memperhatikan asupan makanan dan menjaga gaya hidup tetap sehat bila ingin mendapatkan manfaat baik dari berpuasa.

Kisah pria turun 54 kg dengan diet sederhana

Ada kisah yang bisa jadi inspirasi bila berbicara soal menurunkan berat badan.

Kisah tersebut berasal dari lelaki bernama Jason Phelps.

Di masa remaja kita terbiasa hidup aktif. Namun ketika dewasa tiba, gaya hidup kita berubah drastis.

Pekerjaan terkadang membuat kita terjebak dengan gaya hidup pasif. Ini yang membuat kita secara tak sadar mengalami lonjakan berat badan.

"Saya merasa berat badan perlahan naik. Tapi, mulai di akhir usia dua puluhan, tingkat aktivitas saya menurun ketika saya memulai karir saya," ucapnya dikutip Suryamalang.com dari Gridhealth.id artikel tayang Kamis (2/5/2019).

Pria 40 tahun ini bekerja sebagai manajer konsultan pajak dan akuntansi di Ann Arbor, Michigan.

Tempat Rahasia Nikita Mirzani Menyimpan Harta Kekayaannya di Rumah, Ada Segepok Uang Euro & Rupiah

Raditya Dika Akhirnya jadi Bapak, Nama Bayi Perempuannya Bersama Anissa Aziza Unik, Ini Filosofinya

Jason Phelps sudah turunkan berat badannya hingga 54 kilogram hanya dengan diet sederhana
Jason Phelps sudah turunkan berat badannya hingga 54 kilogram hanya dengan diet sederhana (Meshealth)

Pola makan buruk dan kurangnya olahraga adalah dua faktor yang membuat berat badannya melonjak drastis.

Berat badannya memang naik secara lambat. Oleh karena itu, ia cederung mengabaikannya.

"Tapi, kenaikan dua hingga empat kilo per tahun membuat berat badan sangat tinggi selama 15 tahun," ucapnya.

Phelps menduga berat badannya naik hingga titik tertinggi 181 kilogram.

Saat menimbang berat badannya di bulan Februari 2018, ia mendapai bobot tubuhnya menjadi 179 kilogram.

"Hasil timbangan itu membuatku takut. Aku merasa bertekad untuk melakukan perubahan," sambungnya.

Saat itu Phelps berusia 39 tahun dan tak ingin berat badannya melebihi 200 kilogram saat berulang tahu ke 40.

Sebelumnya, ia pernah mendengar tentang diet puasa intermiten, pola diet yang membatasi waktu makan dengan "jendela" makan tertentu, yang diklaim efektif untuk banyak orang.

Sejak saat itu, dia memulai akhir pekannya dengan berpuasa selama 16 jam sehari, tepat di hari Sabtu dan Minggu.

Melihat hasilnya yang begitu efektif, ia melanjutkan puasa yang dijalaninya dengan model 16:8, yaitu berpuasa 16 jam dan makan dalam kurun waktu delapan jam.

Usaha tersebut membuatnya kehilangan berat badan sekitar 0,5 hingga 1,5 kilogram setiap minggu.

Seiring waktu, dia juga menjadi lebih sadar akan apa yang dia makan, dan bagaimana makanan tertentu mempengaruhi suasana hatinya.

"Saya juga menjadi lebih sadar akan perbedaan antara kelaparan fisik, dan hanya 'lapar' secara mental, yang hampir selalu disebabkan oleh kebosanan, rutinitas, stres, atau mengidam untuk jenis makanan tertentu," katanya.

Phelps mulai belajar untuk mengabaikan pikiran yang membuatnya merasa lapar.

Bahkan, dalam satu jam perasaan lapar itu hilang. Setelah dua minggu memulainya, ia mengalami patah kaki yang membuat berat badannya kembali naik.

"Itu menakutkan karena saya ingat patah kaki saya di usia dua puluhan, dan menambah berat badan setelah itu karena aktvitas fisik yang berkurang," katanya.

"Tapi kali ini berbeda, aku bertekad untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan," tambahnya.

Kemudian, ia memutuskan untuk membeli heavy bag atau sansak tinju dan berolahraga dengan alat tersebut setiap pagi meski kakinya dalam kondisi cedera.

Setelah kakinya sembuh, dia terus melakukan latihan kardio dengan intensitas tinggi di pagi hari.

Ia juga berolahraga di gym untuk melakukan olahraga angkat beban, dengan fokus pada latihan menggunakan barbell.

Semua usaha itu membuat berat badannya turun drastis dalam waktu singkat.

Selama rentang waktu satu tahun, ia berhasil menurunkan berat badan hingga 54 kilogram.

Namun, ia masih ingin menurunkan berat badannya 13 kilogram lagi demi mencapai tubuh ideal yang diinginkannya.

"Saya bahkan tidak bisa menjelaskan seberapa baik perasaan saya. Tingkat energi keseluruhan saya jauh lebih tinggi. Mobilitas dan kekuatan saya sangat meningkat," katanya.

Untuk mencapai tujuan yang belum tercapai, Phelps terus menjaga motivasi dalam dirinya.

Bagi Phelps, konsistensi dan kesabaran adalah dua faktor terpenting untuk mendapatkan tubuh ideal.

Menurutnya, tidak semua pola diet berhasil untuknya. Namun, diet puasa intermiten ini telah sukses ia buktikan khasiatnya.

Tidak semua orang cocok dengan pola diet seperti yang dijalani Phelps. Ada orang yang cocok dengan diet keto, bekerja sama dengan pelatih, atau menerapkan penghitungan kalori.

"Kita harus memahami bahwa perubahan itu tidak akan terjadi dalam semalam. Buatlah perubahan kecil di awal sampai menjadi kebiasaan," ucap Phelps.

Setelah hal kecil itu menjadi kebiasaan dan mengalami peningkatan, Phelps mengatakan kita bisa dapat merasakan hasilnya

Makanan manis yang baik untuk berbuka

Memang benar saat berpuasa seharian penuh gula darah akan terus menurun sepanjang hari karena kita tidak mendapat asupan makanan lain.

Gula darah sendiri adalah sumber energi utama tubuh.

Untuk menggantikan energi yang hilang ini, kita butuh menu berbuka puasa yang tepat.

Gula bisa cepat meningkatkan kadar gula darah yang turun setelah berpuasa.

Makanan dan minuman manis, seperti; teh manis atau pisang goreng, tidak memiliki gizi yang cukup untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama seharian beraktivitas.

Ilustrasi gorengan
Ilustrasi gorengan (Tribun Wow )

Makanan manis ini justru bisa menurunkan gula darah dengan sangat drastis setelah makan.

Akibatnya, kita merasa lemas dan ngantuk setelah buka puasa.

Dilansir dari British Nutrition Foundation, sebaiknya kita tidak mengonsumsi banyak makanan atau minuman manis dengan gula tambahan setelah berpuasa.

Selain bisa bikin gula darah turun dengan drastis, asupan kalori dan gula yang terlalu banyak bisa membuat berat badan malah naik meski sedang berpuasa.

Lebih baik pilih makanan manis alami yang juga mengandung serat dan bernutrisi tinggi.

Jus buah atau smoothies, kurma, es buah tanpa pemanis tambahan, buah segar, buah kering, atau buah yang dibekukan, misalnya pisang beku salut cokelat, adalah makanan manis yang paling baik untuk berbuka puasa.

Satu butir kurma ukuran sedang, misalnya, mengandung sekitar 23 kalori, 6,2 gram karbohidrat dengan 5,3 gram gula dan 0,7 gram serat.

Jika dibandingkan dengan segelas teh manis hangat, kandungan gulanya bisa lebih tinggi lagi, tergantung dari berapa banyak takaran yang kita pakai.

Satu sendok makan gula pasir (13 gram) mengandung 50 kalori, 13.65 gram karbohidrat, dan 13,65 gram gula.

Tapi makan 3 butir kurma, seperti yang dicontohkan Rosul, nabi Muhammad SAW, memberikan sekitar 69 kalori dalam sekali berbuka puasa.

Tak hanya itu, buah kurma juga mengandung serat, protein, kalium, magnesium, copper, mangan, besi dan vitamin B6 yang penting untuk tubuh.

Dilansir dalam laman Healhtline, serat buah-buahan membantu mengontrol gula darah agar tidak melonjak tinggi.

Kebalikannya, segelas teh manis hangat sangat sedikit mengandung nutrisi. Apalagi jika gula yang dikonsumsi adalah yang berbentuk cairan manis, maka ini akan lebih mudah dicerna dan langsung diserap dengan cepat.

Maka dari itu, gula darah juga akan meningkat lebih drastis lagi.

Ditambah lagi, minuman manis biasanya tidak memberi efek mengenyangkan, sehingga kita bisa berlebihan mengonsumsinya.

Untuk mengganti gula pasir dalam menu berbuka puasa, pakailah madu yang punya nilai gizi cukup menguntungkan atau ekstrak vanila.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved