Jendela Dunia
Kisah Tragis Aksi Bunuh Diri Massal 25 Siswa India, Fakta Baru: Ada Campur Tangan Pemerintah
Kronologi 25 siswa SMA lakukan aksi bunuh diri massal di India. Ternyata ada campur tangan pemerintah.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Diketahui jika ada kesalahan dalam perhitungan hasil nilai ujian yang ilakukan oleh agen swasta yang ditunjuk pemerintah tersebut.
Fakta lain terungkap jika pihak Globarana diduga tidak memenuhi kriteris tender, yang mencakup pengalaman dalam menangani dewan Negara bagian atau hasil ujian universitas.
• Penyebab Kandasnya Cinta Hilda Vitria & Billy Syahputra Akhirnya Terjawab, Ada Peran Ortu & Tangisan
• Nikita Mirzani Bongkar Isi Chat Dipo Latief, Mantan Suami Ragukan Arkana Mawardi Darah Dagingnya
Kesalahan yang dilakukan oleh Globaran diblang cukup ekstrem.
Banyak siswa yang sebelumnya mendapatkan hasil ujian 0 padahal nilai mereka 99.
Namun, pemberitahuan kesalahan dalam penghitungan hasil ujian nasional di India ini dinilai cukup terlambat.
25 siswa SMA sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena menggangpa dirinya gagal dalam ujian.
Kejadian ini menimbulkan amarah dari banyak pihak baik dari masyarakat awam hingga politisi di India.
Salah satunya adalah politisi K Laxman yang menunjukkan kemarahannya.
• Sinopsis Drama Korea My Fellow Citizens Episode 5-6 Tayang di Trans TV Hari ini 8/5/2019 Jam 6 Sore
• Sinopsis dan Link Streaming Drakor Sky Castle Episode 16, Tayang Jumat (10/5), Woo Joo Bunuh Hye Na?

K Laxman adalah seorang kepala unit Negara BJP (Bharatiya Janata) yang melakukan aksi mogok makan tanpa batas waktu untuk menuntut pihak berwajib dalam melakukan penyelidikan atas masalah tersebut.
K Laxman juga meminta pemindahan Menteri Pendidikan India Guntakandla Jagdishwar Reddy serta meminta Sekretaris Dewan Pendidikan Menengah untuk dipecat.
Laxman juga menyebutkan bawah kejadian tragis yang merenggut nyawa 25 siswa SMA tersebut merupakan sebuah penipuan.
“Kami menuntut penyelidikan yudisial terhadap hal ini. Atau bahkan oleh CBI. Ini bukan hanya salah urus. Ini adalah penipuan besar.
Perusahaan yang diberi kontak untuk dukungan teknis end-to-end sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menangani masa depan 9,7 lakh (970.000) anak-anak,” ungkap K Laxman.
Di sisi lain, guru yang menandai kertas ujian para siswa SMA ini salah mendapatkan hukuman.
Hukuman yang diterima para guru ini adalah denda sebesar INR 5.000 setelah muncul laporan yang ditujukkan kepadanya.