Kabar Sumenep
Cara Membuat Kolak Pattola, Menu Favorit Masyarakat Sumenep saat Berbuka Puasa
Kolak Pattola. Makanan khas masyarakat Sumenep, Pulau Madura, ini selalu menjadi primadona saat berbuka puasa Ramadan.
Penulis: Moh Rivai | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SUMENEP - Kolak Pattola. Makanan khas masyarakat Sumenep, Pulau Madura, ini selalu menjadi primadona saat berbuka puasa Ramadan.
Kolah Pattola atau kue basah Pattola ini memang sudah dikenal sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Konon, Pattola menjadi sajian favorit setiap ada kegiatan kenegeraan di pemerintahan Sumenep.
Lalu, seperti apa Kolak Pattola atau kue basah Pattola ini?
Kue basah Pattola bentuknya sederhana karena tidak memerlukan mesin khusus untuk menbuat kue basah atau Kolak Pattola.
Bentuknya hanya berupa gumpalan kukusan beras yang dicampur santan yang telah dikasih gula merah. Ciri khasnya, rasanya kenyal dan berwarna-warni.
Makanan ini banyak dijumpai di sebagian besar stand makanan dan kue di basar Ramadan atau juga di toko-toko kue dan rumah makan di Sumenep. Saat ini tidak saja disajikan dalam bentuk basah, tetapi ada yang kering menyerupai kerupuk.
Harga makanan ini beragam dilihat dari besar dan kecilnya kemasan kue basah Pattola. Cuma sebagian besar kue basah Pattola dikemas untuk ukuran harga Rp 5.000 perbungkus, kendati ada juga yang dikemas lebih besar dengan harga Rp 10.000 per bungkus.
Untuk mencari tempat pembuatan kue basah Pattola di Sumenep tidak sulit. Karena selama ini panganan Khas Sumenep itu berasal dari desa-desa di sebelah timur Kota Sumenep. Tapi pusatnya di Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget.

Di desa ini hamper setiap rumah membuat kue khas Pattola berbagai bentuk dan warna. Seperti halnya di rumah Bu Fatmiati (55), warga Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget.
Ibu satu cucu ini mengaku membuat kue basah Pattola dari masa kecil. Karena memang kedua orang tuanya juga membuat kue Pattola mulai sejak dulu kala, bahkan sejak perebutan penjajahan Jepang di Indonesia.
‘’Kami keluarga pembuat kue Pattola. Bahkan Ibu saya ini dulu pembuat kue Pattola juga, yang kerapkali mendapat orderan dari pemerintah jaman tahun 1955 dulu,” kata Fatmiati, Rabu (8/5/2019).
Setiap bulan Ramadan, Fatmiati dapat dipastikan banyak mendapat orderan Kue Pattola. Pesanan baling banyak dari para pemilik stand di Basar Ramadan milik pemerintah untuk dijual kembali kepada masyarakat.
“Kalau bulan puasa, kami sengaja tidak menjual untuk umum, tetapi hanya cukup melayani pesanan,” katanya.
Setiap hari, Fatmiati membuat kue Pattola tidak kurang dari 500 paket yang semuanya untuk para penjual takjil di bazar Ramadan.
Cara buatnya cukup gampang, tepung beras yang dicampur ketan kemudian dikukus dan dipencet berbetuk lingkaran kecil atau oval.
Biasanya tepung berasnya sudah diberikan zat pewarna makanan yang biasanya berwarna merah, hijau dan putih. Setelah itu kue Pattola dicampur dengan adonan santan kelapa dengan gula merah yang sudah dimasak.
Kue basah atau kolak Pattola yang sudah masak tersebut ditaruh diatas piring, kemudian diberi adonan santan dengan gula merah lalu kemudian dapat disantap untuk menu buka puasa saat Beduk Maghrib tiba.