Kesehatan
Mamahami Infeksi Saluran Kencing pada Anak-anak, Mulai Penyebab, Gejala & Pengobatannya
Anak-anak juga berpotensi mengalami infeksi saluran kencing (ISK). Berikut ini gejala dan penanganannya.
Laporan wartawan : Christine Ayu
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Anak-anak juga berpotensi mengalami infeksi saluran kencing (ISK).
Dokter spesialis urologi Manyar Medical Centre Surabaya, dr Wisnu Laksmana SpU menuturkan anak laki-laki memiliki risiko lebih besar terjangkit ISK daripada anak perempuan.
Namun, hal itu akan berbanding terbalik ketika dewasa.
“Anak laki-laki rawan terinfeksi karena belum dikhitan yang menyebabkan kulit kepala kemaluannya masih menempel.”
“Biasanya para orang tua kurang aware ketika memandikan, terutama ketika membersihkan area kemaluan.”
“Mereka tidak membuka dan membersihkan kulit kepala kemaluan anak sampai bersih.”
“Kotoran yang masih menempel akan menumpuk dan tumbuh menjadi infeksi,” tutur Wisnu kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (14/5/2019).
Sedangkan anak perempuan kemungkinan lebih kecil kena ISK karena area kemaluan lebih mudah dibersihkan dan dibilas.
Mayoritas ISK pada anak-anak disebabkan oleh faktor anatomis yang merupakan bawaan sejak lahir.
“Misalnya, pada anak laki-laki terjadi kelainan fimosis atau terjadi pelekatan pada kulit kepala kemaluan.”
“Kalau lengket dari lahir, air kencing tidak semua bisa keluar sehingga menjadi sumber infeksi,” tutur Wisnu.
Atau ketidaksempurnaan pembentukan organ atau saluran itu sendiri, seperti ginjal, kandung kemih, dan saluran kencing yang bisa memicu aliran kencing tidak lancar dan menyebabkan infeksi.
Apa gejala yang timbulkan dari ISK pada anak-anak?
“Gejala yang paling khas saat anak mengalami ISK adalah demam secara berulang tanpa sebab yang jelas.”
“Pemberian obat bisa menurunkan panas secara sementara, setelah itu akan panas lagi,” terang Wisnu.
Selain itu anak-anak yang terjangkit ISK sulit mengalami kenaikan berat badan.
“Saat terjadi infeksi, terjadi pula inflamasi atau peradangan.”
“Hal ini bisa mengganggu metabolisme yang menyebabkan anak sulit mengalami kenaikan berat badan,” jelasnya.
ISK pada anak-anak dapat diminmalisir, di antaranya melalui menjaga kebersihan area genital anak sejak dini.
“Misalnya pada perempuan, ketika selesai buang air besar atau ketika mandi, harus dibersihkan dengan cara membasuhnya dari arah depan (area kewanitaan) ke belakang (menuju anus), bukan sebaliknya,” jelasnya.
Sedangkan untuk anak laki-laki harus dibersihkan dengan cara membuka ujung kulit kepala kemaluannya, kemudian dibersihkan.
Agar lebih gampang, bisa dikompres terlebih dahulu menggunakan air hangat.
Selain itu, sebaiknya tidak membubuhkan bedak ke area kemaluan pada anak.
“Karena bubuk bedak tersebut bisa bercampur dengan keringat dan mengendap.”
“Kondisi ini bisa menjadi media pertumbuhan kuman yang bagus.”
“Belum lagi jika bubuk bedak masuk ke lubang kencing yang bisa menyebabkan iritasi,” ungkapnya.
Apabila sudah terlanjur didiagnosis terjangkit ISK, hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan agar mengetahui penyebabnya.
“Kalau pada laki-laki, misalnya, adalah fimosis, maka penanganannya melalui khitan.”
“Jika penyebabnya adalah faktor anatomis, harus diketahui secara pasti untuk kemudian ditentukan pengobatan yang tepat.”
“Contohnya, ada buntuan pada saluran kencing, maka itu yang akan ditangani,” imbuh Wisnu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/ilustrasi-anak-anak_20180520_170440.jpg)