Malang Raya
2 Mahasiswi UIN Malang Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual Dosen, Kasus Diungkap di Medsos
Kabar terjadinya kekerasan sesksual pada dua mahasiswi UIN Malang inipun mulai menarik perhatian, khsususnya di kalangan mahasiswa.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Dua mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim diduga jadi korban kekerasan seksual oleh dosennya sendiri.
Kabar terjadinya kekerasan sesksual pada dua mahasiswi UIN Malang inipun mulai menarik perhatian, khsususnya di kalangan mahasiswa.
Kejadian ini menimpa dua orang mahasiswa UIN Malang, Alma dan Ratih (bukan nama sebenarnya).
Kasus yang kekerasan seksual dosen pada mahasiswinya itu diduga selama ini diredam di internal kampus.
• LINK LIVE STREAMING Indosiar Persib Bandung Vs Persipura, Head to Head Berpihak Pada Maung Bandung
• Pelatih Arema FC Yakin, Tim Segera Kembali ke Jalur Kemenangan
• Harta Warisan Hotman Paris Siap Dibagikan ke Anak Saat Divonis Sakit Parah, Total Ditaksir Triliunan
Tapi belum nampak ada penanganan bagi dosen yang diduga sebagai pelaku kekerasan seksual.
Kasus ini terungkap ke publik saat Aliansi Mahasiswa Malang (AMM) memberikan rilis secara resmi di media sosial.
Kampus UIN Malangpun kini mulai gempar
Perwakilan AMM, Al Ghazali mengatakan, bahwa kejadian dugaan kekerasan seksual dosen pada mahasiswinya ini sudah terjadi sejak enam tahun lalu.
Tepatnya pada tahun 2013 saat korban ini menjadi mahasiswa baru di UIN Malang.
Kasus kekerasan ini diduga dilakukan oleh seorang dosen Fakultas Psikologi berinisial ZH.
Diceritakan Al Ghazali, pada waktu itu ZH sering menghubungi Alma melalui pesan teks.
Dalam obrolan itu, ZH sering memanggil Alma dengan sebutan 'sayang' yang membuat Alma merasa risih.
Sering kali Alma diajak untuk bertemu di luar kampus, meski ajakan itu selalu ditolak oleh Alma.
Bahkan, Alma pernah dilabrak oleh istri dosen lain yang dituduh selingkuh dengan ZH.
Selain Alma, Ratih juga pernah menjalin hubungan dengan ZH.
Akibat hubungan itu, Ratih mengalami efek psikologis yang membuat dirinya trauma.
Kata Al Ghazali, Ratih hingga sampai saat ini masih ketakutan dan marah atas semua yang sudah menimpa dirinya.
Meski demikian, Al Ghazali belum bisa menjelaskan secara spesifik kasus yang dialami dua korban tersebut.
• Luna Maya Mendadak Panik Kedatangan Ariel Noah, Diminta Gandengan Tangan, Wajahnya Langsung Pucat
• 7 Arti Tulisan Tangan Sugeng Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang, Kata Ahli Ada Petunjuk Psikologi
• Mahasiswi asal Ponorogo Melahirkan di Kamar Mandi Kos di Madiun, Mengapa Bayinya Meninggal Dunia?
Al Ghazali juga menyebut korban masih sulit untuk diajak berbicara terkait kasus yang dialami.
Ia harus memerlukan pendekatan agar korban ini mau bercerita untuk menceritakan kronologi yang dialaminya.
"Untuk membuat korban speak up ini yang susah. Kami harus melakukan pendampingan, dan korban sendiri merasa takut untuk mengungkapkan," ucap Al Ghazali kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (18/5/2019).
Kini, keduanya sedang didampingi oleh Woman Crisis Center Malang, meski WCC belum bisa memberikan konfirmasi terkait kasus ini.
"Kini WCC sedang melakukan pendampingan kepada mereka (kedua korban). Kami di sini sangat menyesalkan atas kejadian ini," ujar Al Ghazali.
Al Ghazali yang juga merupakan mahasiswa UIN Jurusan Manajemen itu mengaku, hingga saat ini ZH masih melakukan kegiatan pengajaran dan belum diberikan sanksi tegas.
Menurutnya, ZH termasuk orang penting di UIN Malang.
Itulah alasan yang membuat kasus kekerasan seksual di UIN Malang sengaja ditutup-tutupi oleh pihak kampus.
"Memang secara struktural, pihak yang kita lawan bersekongkol di rektorat. Meski ada dosen yang pro dan kontra terhadap korban," ujarnya.
Tak hanya itu saja, MMA juga mencurigai adanya tindakan otoritas kampus yang mengkondisikan massa agar kasus ini tidak menyebar luas.
Hal itu dilakukan dengan cara melakukan propaganda-propaganda dengan menutup-nutupi kasus ini.
"Ke depan, kami berupaya mengkampanyekan isu ini agar menjadi isu bersama di Kota Malang dan mendorong pihak kampus memproses kasus ini secara serius," terangnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg tidak banyak menjawab terkait kasus kekerasan seksual yang menimpa mahasiswinya.
Menurutnya, ia belum mengetahui dengan persis kasus yang telah terjadi sejak tahun 2013 itu.
"Saya belum tahu itu," pungkasnya saat saat ditemui di kantornya, Jumat (17/5/2019).