Nasional

7 Fakta Gadis Matic Semarang, Bertarif Rp 150.000 hingga Penuturan Warga Setempat

Julukan Gadis Matic merupakan nama yang disematkan untuk para wanita penghibur di Semarang.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
suryamalang/ tribun
wanita penghibur di Semarang 

SURYAMALANG.com - Julukan Gadis Matic merupakan nama yang disematkan untuk para wanita penghibur di Semarang.

Para wanita penghibur di Semarang ini diketahui biasa mangkal di area Imam Bonjong, kota Semarang.

Kepala Satpol PP kota Semarang, Endro Pudyo Martanto turut membenarkan hal itu.

Bahkan dalam razia Satpol PP yang dilaksanakan di Jalan Imam Bonjol April 2019 lalu, 34 wanita penghibur tertangkap

Mereka kini dibawa ke balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama di Solo untuk dibina selama tiga bulan.

Berikut ini fakta-fakta wanita penghibur di Semarang yang dijuluki Gadis Matic dilansir dari Tribun Jabar.

1. Beroperasi Dengan Motor

Dikertahui, wanita penghibur beroperasi rata-rata menggunakan motor di sepanjang jalan tersebut.

Mereka mematok tarif sekali berkencan antara Rp 150.000 sampai Rp 200.000.

Endro menduga wanita penghibur yang mangkal di area Jalan Imam Bonjol selama Ramadan itu dari luar kota.

“Kami sudah ada data semua. Wanita penghibur yang mangkal di area Jalan Imam Bonjol akhir-akhir ini disebut sebagai ‘Gadis Matic’."

"Dalam minggu ini kami akan lakukan razia kembali,” tegasnya.

Kronologi Kecelakaan Ketiga Tol Pandaan-Malang Seusai 5 Hari Diresmikan, Berawal dari Bangkai Anjing

Link Live Streaming MotoGP Prancis 2019 Hari ini, Marquez Rebut Poll Position, Berikut Daftarnya

psk perawan gunakan darah belut
psk perawan gunakan darah belut (suryamalang/ tribun)

Luna Maya Mendadak Panik Kedatangan Ariel Noah, Diminta Gandengan Tangan, Wajahnya Langsung Pucat

Harga & Tarif Tol Trans Jawa dari Jakarta ke Pandaan Malang untuk Mudik 2019, Termahal Rp 775.000

Viral Video Buka Bersama Sediakan Miras, Bikin Heboh Dan Jadi Sorotan Medsos Di Kota Malang

2. Harga Belum Termasuk Hotel

Para wanita penghibur itu terlihat santai. Pantauan Tribun Jateng dari pukul 21.00 sampai 00.00, tidak ada petugas Satpol PP yang melakukan razia di tempat tersebut.

“Aman tidak bakal ada razia,” ucap seorang wanita penghibur saat ditanya soal razia.

Kokom, sebut saja begitu, mematok harga Rp 150.000 untuk sekali berkencan.

Harga tersebut belum termasuk kamar yang digunakan untuk melakukan proses eksekusi.

“Nanti kamar harganya Rp 80.000 di hotel yang ada di sekitar jalan sini,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Lala (bukan nama sebenarnya).

Dia mengaku mematok harga Rp 200.000 untuk sekali berkencan.

Harga tersebut sudah termasuk kamar yang telah disediakannya.

“Kalau kamarnya cari sendiri tarifnya Rp 180.000. Kalau Rp 200.000 sudah sama kamar,” tutur dia.

Ada Kabar Luna Maya Akan Bertemu Syahrini di Satu Acara, Poster Ini Menjadi Bukti Nyata Kepastiannya

Cara Nonton Streaming dan Download Drakor Her Private Life Via HP Lengkap Terjemahan  Indonesia

3. Tak Ada Razia di Bulan Ramadan

Menurut Kokom, selama bulan Ramadan belum pernah terjadi razia di wilayah tersebut.

Bahkan, dirinya menjamin tidak akan ada Satpol PP yang berpatroli.

“Sampai sekarang belum ada razia,” tandasnya.

Selain Kokom, Lala juga menjamin tidak akan ada razia saat malam itu.

Dirinya juga belum mendapati adanya Satpol PP yang berpatroli di wilayah tersebut.

“Tidak akan ada satpol PP,” tukasnya.

4. Penuturan Warga Setempat

Dagang Kopi Cantik alias Dakocan modus PSK tawarkan layanan hubungan intim atau bercinta kepada pelanggan (ILUSTRASI).
Dagang Kopi Cantik alias Dakocan modus PSK tawarkan layanan hubungan intim atau bercinta kepada pelanggan (ILUSTRASI). (SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin)

warga sekitar, Slamet, menerangkan keberadaan wanita penghibur semakin malam semakin banyak.

Rata- rata datang lebih malam untuk menghindari adanya razia.

“Kalau mau aman datang ke sini pukul 00.00,” tuturnya.

Menurutnya, gerebekan biasa terjadi sekitar pukul 23.00.

Para wanita penghibur tersebut datang setelah adanya razia.

“Biasanya mereka kabur dulu. Baru datang lagi sekitar Pukul 01.00,” jelasnya.

5. Wanita Penghibur Berasal dari Luar Kota

Slamet juga mengatakan wanita penghibur yang mangkal bukan merupakan warga sekitar.

Para wanita penghibur merupakan pendatang yang tinggal jauh dari tempat mangkalnya.

“Mereka biasanya ngekos di daerah Kokrosono,” tutur dia.

Berbeda dengan ucapan Kokom dan Lala, Slamet justru mengungkapkan bahwa selama Ramadan banyak razia dilakukan oleh Satpol PP.

Razia dilakukan belum lama ini di hotel-hotel yang ada di jalan tersebut.

“Kemarin hotel digerebek. Satpol PP sampai bilang suruh datangin suaminya kalau mau aman,” ungkapnya.

6. Keterangan Ketua Resos Argorejo

Di sisi lain, Ketua Resos Argorejo, Suwandi, mengatakan tidak semua anak asuhnya pulang ke kampung halaman.

“Kemarin dari tanggal 5 Mei 2019 sudah pada pulang. Paling tinggal 10 persen yang ada di sini,” tuturnya, Kamis (16/5/2019)

Suwandi menuturkan tidak akan menerima PSK baru setelah Lebaran.

Dirinya akan melakukan pemulangan jika mendapati PSK baru.

“Karena anak asuh yang tercatat 476 orang,” tuturnya.

7. LSM Melakukan Patroli

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lentera Asa, Ari Istiyadi mengkhawatirkan ditutupnya tempat hiburan di Bandungan selama Ramadhan akan terjadi adanya eksodus besar-besaran di Kota Semarang.

Oleh sebab itu pihaknya minta pengurus Sunan Kuning untuk menolak kehadiran para wanita penghibur.

“Kami setiap malam melakukan patroli keliling di wisma-wisma tersebut,” tuturnya.

Dirinya menyebut kekhawatiran tersebut berembus isu dari para LSM yang ada di Kabupaten Semarang akan terjadi perpindahan besar-besaran para wanita penghibur Bandungan ke Kota Semarang.

“Namanya urusan perut tidak melihat bulan Ramadan,” jelasnya.

Perjalanan Spiritual Felixia Yeap, Mantan Model Playboy yang Jadi Mualaf & Berhijab Hingga Sepi Job

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved