Kabar Surabaya

Mulai Bom Molotov Hingga Senjata Api, Inilah Temuan Polisi di Jatim Terkait Dugaan Aksi People Power

Mulai Bom Molotov Hingga Senjata Api, Inilah Temuan Polisi di Jatim Terkait Dugaan Aksi People Power

Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/M Sudarsono
Polres Tuban mengamankan senjata dari sebuah mobil pribadi saat razia kendaraan jelang people power, Senin (20/5/2019) malam. 

Laporan M Sudarsono dan Luhur Pambudi

SURYAMALANG.COM, TUBAN - Polres Tuban mengamankan senjata dari sebuah mobil pribadi saat melakukan razia, Senin (20/5/2019) malam.

Razia ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya gerakan people power untuk menolak hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei.

"Petugas mengamankan senjata senapan angin, namun kelihatannya kalibernya cukup besar, sehingga diperiksa di Mapolres," Kata Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono kepada wartawan usai razia.

Berbeda dengan Tuban, di Surabaya petugas Polda Jatim juga sempat melakukan razia dan menemukan mini bus berisi puluhan penumpang serta membawa bom molotov.

Kembali ke Tuban, AKBP Nanang Haryono menjelaskan, senjata tersebut menurut keterangan pemiliknya merupakan senjata angin untuk menembak ikan.

Namun jika melihat ukurannya besar, maka akan dicek kebenarannya, mulai dari perizinan kepemilikan hingga kualifikasinya.

"Kita cek dulu, kalibernya jika di atas 5,5 mm maka harus ada izinnya, tapi jika di bawahnya tidak perlu izin. Pemiliknya juga ikut ke Polres," Terangnya.

Dalam razia itu, polisi yang didampingi TNI juga menghentikan bus untuk memeriksa penumpang dan juga barang bawaan.

Begitupun dengan kendaraan pribadi maupun truk juga tak luput diperiksa.

Identitas penumpang juga dicek serta barang bawaannya.

Hal itu untuk mengantisipasi barang bawaan seperti senjata tajam (sajam), bahan peledak (handak) dan sejenisnya.

"Kita cek semua, mulai dari penumpang hingga barang bawaan. Alhamdulillah hasil intelijen belum ditemukan warga Tuban yang mau ikut people power. Untuk senjata tadi masih di Polres untuk diperiksa lebih lanjut," Pungkasnya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luli Hermawan saat menemui para rombongan pembawa bom molotov, Senin (22/5/2019).
Kapolda Jatim Irjen Pol Luli Hermawan saat menemui para rombongan pembawa bom molotov, Senin (22/5/2019). (Luhur Pambudi)

Bom Molotov

Sebanyak 54 orang yang menumpang tiga mini bus elf yang membawa bom molotov diamankan Polda Jatim, Senin (20/5/2019).

Mereka berasal dari Pamekasan, Madura, diduga akan berangkat ke Jakarta untuk aksi people power 22 Mei 2019.

Tiga kendaraan umum tersebut kini diparkir di Halaman Utama Gedung Reskrimum Polda Jatim.

Seluruh penumpang berjenis kelamin laki-laki.

Saat ini pimpinan rombongan dan sopir mini bus sedang menjalani pemeriksaan intensif.

Mereka mengenakan sarung dan setelan busana muslim berwarna putih lengkap dengan pecinya.

Informasinya, mereka diamankan oleh petugas yang berpatroli saat melintas di Jembatan Suramadu.

Mereka diketahui merupakan rombongan dari kawasan Lenteng, Proppo, Pamekasan, Madura.

Mereka berangkat sejak pagi dan baru melintas di Jembatan Suramadu pukul 13.00 WIB.

Menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, rombongan mobil itu diberhentikan oleh petugas polisi di Jembatan Suramadu.

Saat dilakukan pemeriksaan, di bagian bagasi belakang mobil elf warna hijau bernopol M-7250-A, terdapat empat buah botol bersumbu, menyerupai bom molotov.

Saat didekati oleh petugas, botol tersebut ternyata menimbulkan aroma tajam dan menyengat.

"Ini baru saja diperiksa tadi ada kita lihat benda yang mencurigakam lagi didalami oleh tim penyidik," katanya saat meninjau langsung ke lokasi, Senin (20/5/2019).

Dugaan sementara, ungkap Luki, empat botol tersebut merupakan bom molotov.

"Barang itu tadi, kalau saya lihat, bau botol yang berbau minyak tanah, semacam bom molotov kita akan dalami ini," lanjutnya.

Luki juga menduga, rombongan tersebut hendak berangkat ke Jakarta untuk melakukan people power.

"Mereka akan rencana ke Jakarta, pimpinan rombongan sedang didalami, nanti silahkan dari minta ke Krimum," tandasnya.

Wasil, sopir mini bus yang membawa rombongan asal Pamekasan Madura yang diduga peserta people power di Jakarta 22 Mei.
Wasil, sopir mini bus yang membawa rombongan asal Pamekasan Madura yang diduga peserta people power di Jakarta 22 Mei. (Luhur Pambudi)

Pengakuan Sopir

Wasil (27) sopir mini bus mengaku hanya menjadi sopir yang mengantarkan rombongan para santri dari sebuah pondok pesantren di kawasan Lenteng, Proppo, Pamekasan.

Saat ditanyai tujuan perjalanan para rombongan, Wasil menjawab, tujuan perjalanannya hanya sampai Bandara Juanda Surabaya.

"Tidak ke Jakarta, ini saya antara para santri mau ke Bandara Juanda," katanya pada awakmedia, di Halaman Gedung Reskrimum Polda Jatim, Senin (20/5/2019).

Setahu Wasil, rombongan santri minta diantar ke Bandara Juanda untuk menjemput kiai mereka.

"Enggak, enggak ke Jakarta tapi mau ke Juanda jemput Pak Kiai," lanjutnya.

Lagipula, Wasil menambahkan, mobil yang digunakannya mengantarkan para rombongan merupakan mobil sewaan.

Dan hanya disewa selama sehari saja, dengan tujuan perjalanan sebagaimana yang telah disebutkannya.

"Saya sopirnya ini mobil cuma sewa, disewa sehari," tandasnya.

Wasil mengaku tidak tahu mengenai benda menyerupai bom molotov di dalam mobilnya.

Selama perjalanan menuju dari pamekasan menuju Surabaya, ia tak mencium aroma menyengat apa-apa di dalam mobil.

"Saya gak tahu sama sekali, saya gak tahu ada barang itu," katanya seraya menggelengkan kepala di Halaman Parkir Direskrimum Polda Jatim, Senin (20/5/2019).

Dihadapan awakmedia, Wasil memegang keempat botol bersumbu yang diwadahi kantong kresek.

Wasil menjawab satu per satu pertanyaan awakmedia, sembari membuka lapisan kresek berwana putih yang membungkus empat botol bersumbu itu.

Keempat botol tersebut tersimpan di bagian bagasi belakang mini bus, berhimpitan di bagian kolong bangku penumpang paling belakang.

Wasil membenarkan, bila benda tersebut merupakan sejenis bahan peledak.

"Iya ini semacam bom api," katanya.

Sejak awal perjalanan dari Pamekasan, ia tak mendapati empat botol bersumbu yang menimbulkan aroma menyengat itu bisa ada di mobilnya.

Wasil masih saja tak percaya benda tersebut berada di dalam mobilnya.

Selama perjalanan, mobil yang dikendarainya terhitung tiga kali diperiksa oleh polisi di wilayah berbeda.

Namun, selama proses pemeriksaan itu, tidak ditemukan hal aneh di dalam mobilnya.

"Kami berangkat pagi jemput santri, tadi diperiksa di Sampang, Blega dan Suramadu," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved