Kabar Jombang

Panglima TNI Bertemu Para Ulama di Jombang, Ungkap Upaya Adu Domba TNI Vs Polri

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bertemu para ulama se-Jatim di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (20/6/2016). Dia mengungkap sisi lain...

Penulis: Sutono | Editor: yuli
Sutono
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan pertemuan dengan ulama se-Jatim di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (20/6/2016). Panglima bersama rombongan tiba di Tebuireng sekitar pukul 14.00 WIB. 

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan pertemuan dengan ulama se-Jatim di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (20/6/2019). Panglima bersama rombongan tiba di Tebuireng sekitar pukul 14.00 WIB.

Kedatangan rombongan itu disambut oleh pengasuh Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah serta sejumlah kerabat lainnya. Selanjutnya, Panglima TNI memasuki dalem kasepuhan.

Pertemuan di rumah induk tersebut tidak berlangsung lama. Gus Sholah bersama Panglima TNI dan rombongan menuju lokasi acara inti, yakni di Aula Gedung KH Yusuf Hasyim lantai tiga.

Di tempat itu, para undangan, yakni puluhan ulama se-Jatim sudah memenuhi kursi undangan.

Dalam ceramahnya, Marsekal Hadi Tjahjanto blak-blakan berkisah tentang penanganan kerusuhan di Jakarta pada 21 dan 22 Mei.

Mengawali pidato soal kerusuhan 21 dan 22 Mei, Hadi Tjahjanto mengungkapkan, pihaknya jauh-jauh hari sudah mencium bakal adanya kerusuhan tersebut berdasaran data intelijen. Karena itu, persiapan dia lakukan bersama Polri.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama para ulama se-Jatim di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (20/6/2016).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama para ulama se-Jatim di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (20/6/2016). (Sutono)

Menurutnya, sebagai Panglima TNI, dia terjun melakukan monitoring pengamanan aksi 22 Mei 2019. Ia melakukan monitoring secara dekat di sejumlah titik.

Itu sebabnya, TNI bersama polri melakukan langkah-langkah persiapan untuk mengatasi, dan menanggulangi kemungkinan betul-betul terjadinya kerusuhan.

"Maka pada 20 Mei sudah saya gelar pasukan di sejumlah titik. Antara lain di depan Bawaslu, KPU, dan Istana Merdeka, dan gedung DPR. Monitor secara 'wide angle'," kata Hadi Tjahyanto.

Untuk keperluan itu, Mabes TNI sedikitnya menurunkan 16.000 personel TNI untuk membantu pengamanan di Jakarta. Total dengan personel Polri sekitar 35.000 orang.

Dan prediksinya benar, ada demonstrasi di empat titik pada 21 Mei. Di KPU, kemudian di Bawaslu. Namun yang terbesar di Bawaslu, sekitar 2000 orang yang berorasi sampai buka puasa bersama, salat maghrib, dan kemudian salat tarawih.

Usai itu, sekitar pukul 22.00 WIB, 2.000-an orang demonstran itu mulai meninggalkan lokasi demo. Namun pada saat itu, datang sekitar 500 orang yang bukan bagian dari demonstran tadi.

"Ratusan orang yang baru datang ini mulai memprovokasi dengan teriakan-teriakan untuk merusak barikade. Mulai saat itulah terjadi bentrok antara polisi dan para perusuh," terang Hadi Tjahjanto.

Kerusuhan, kata Hadi Tjahjanto, terus berlanjut sampai wilayah Tanah Abang. Di situ mulai ada pembakaran kendaraan milik warga setempat oleh massa perusuh.

Karena kerusuhan terus berlanjut hingga dini hari, maka personel TNI diterjunkan untuk membantu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved