Malang Raya
Persoalan Sampah Kota Malang, Sutiaji Ingin Perguruan Tinggi Membantu
Sutiaji menyampaikan persoalan sampah di Kota Malang yang membuatnya sulit tidur saat memberi sambutan di acara Indonesia Green Growth Sustainability
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Walikota Malang Sutiaji menyampaikan persoalan sampah di Kota Malang yang membuatnya sulit tidur saat memberi sambutan di acara Indonesia Green Growth Sustainability Expo 2019 di Graha Cakrawala UM, Rabu (26/6/2019).
Acara itu diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan antara lain berupa ekspo dan talkshow/diskusi dll.
“Malang dijadikan KLHK sebagai tempat bertafakur lingkungan bagi perguruan tinggi.”
“Agar tak jadi menara gading, maka perguruan tinggi bisa membumikan temuan-temuannya, termasuk soal sampah di Kota Malang,” jelas Sutiaji di acara itu.
Jika dikombinakan maka akan sangat bermanfaat misalkan lewat penelitian dan pengabdian masyarakatnya.
Usai acara itu ia juga menceritakan soal problem sampah pada staf ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dewanti.
“Di TPA Supiturang ini kerap terjadi kebakaran. Penyebabnya karena ada gas metannya,” jelas Sutiaji pada Laksmi.
Kebakaran cukup besar sehingga menimbulkan polusi udara. Karena itu ia berharap banyaknya perguruan tinggi bisa terkoneksi dengan persoalan di Kota Malang.
“Seperti perguruan tinggi yang mendapat banyak support dari APBN harapannya ada yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Malang,” kata Sutiaji.
Pemkot Malang menyediakan laboratoriumnya yaitu masyarakat sebagai tempat membumikan hasil penelitian dan pengabdian masyarakatnya.
Ia berharap hasil diskusi di forum itu bisa memberikan masukan buat pemerintah atau pemerintah daerah.
Sementara itu untuk membantu mengurangi sampah plastik, ia akan mengawali dengan membawa tumbler minuman.
Hal ini mungkin juga akan dilakukan dinas-dinas.
Ia juga menyebutkan ingin membuat BUMD yang memiliki alat mesin yang bisa memproduksi botol ramah lingkungan. Sehingga limbahnya cepat terurai. Tidak seperti plastik.
“Misalkan dari singkong,” cetusnya.