Kabar Kediri
5 Fakta Jejak Peradaban Tua di Bekas Aliran Lahar Gunung Kelud di Kediri, Dugaan Sementara Candi
5 Fakta Jejak Peradaban Tua di Bekas Aliran Lahar Gunung Kelud di Kediri, Dugaan Sementara Candi
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Berikut lima fakta penemuan jejak peradaban tua di bekas aliran lahar Gunung Kelud di Dusun Wangkalkerep, Kabupaten Kediri.
Dalam temuan tersebut, ditemukan batu bata kuno yang sudah dalam kondisi pecah dan berserakan di lokasi penemuan, serta dugaan sementara menyebutkan situs tersebut berupa candi.
Dugaan lainnya dari peneliti situs purbakala juga menyebutkan bahwa situs jejak peradaban tua di bekas aliran lahar Gunung Kelud ini berukuran cukup luas.
Berikut lima fakta selengkapnya terkait penemuan jejak peradaban tua di Dusun Wangkalkerep, Kabupaten Kediri.

1. Berbentuk Susunan Batu Bata Kuno
Rupa jejak peradaban tua ini berupa tumpukan batu bata kuno. Namun sayangnya kondisinya sebagian sudah -pecah.
Pecahan-pecahan batu bata tersebut berserakan di lokasi penemuan situs peradaban, yakni di Dusun Wangkalkerep, Kabuoaten Kediri.
Dusun Wangkalkerep terletak sejauh 4,8 Km dari jika ditarik garis lurus dari Candi Surowono di Desa Canggu Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
2. Luas Lokasi Penemuan Situs Diduga Sangat Luas
Salah seorang pemerhati situs purbakala, Riyanto menuturkan dugaannya terkait luas dari jejak peradaban tua tersebut.
Riyanto dari Tim Damar Panuluh pemerhati situs purbakala menyebutkan, struktur batu bata yang ditemukan diduga sangat luas.
Namun sayangnya, berita penemuan jejak peradaban tua ini masih belum ditanggapi secara cepat oleh pihak pemerintah daerah.
Hingga kini, hanya petugas dari kecamatan serta aparat TNI dan Polri yang sudah memberikan respon.
"Hanya petugas dari kecamatan dan desa yang sudah memberi respons termasuk dari aparat TNI dan Polri juga sudah cek ke lokasi," ungkap Riyanto, Rabu (3/7/2019).
3. Bisa jadi Sumber Peningkatan Ekonomi

Dengan ditemukannya situs jejak peradaban tua ini, Riyanto berharap dengan ditemukannya artefak tersebut bisa diselamatkan oleh masyarakat ataupun pemerintah desa.
Sehingga dikemudian hari bakal berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat bila dijadikan tempat wisata religi.
"Melestarikan benda purbakala juga sebagai bentuk eling (ingat) dengan peninggalan leluhur dan juga mendoakan arwah semua leluhur kita," tambahnya.
4. Lokasi Berada di Bekas Aliran Lahar Gunung Kelud
Dari temuan artefak tersebut juga bisa dijadikan sarana kerukunan antar umat beragama sehingga kedamaian dan rasa saling toleransi terajut mulai dari masyarakat tingkat bawah untuk menjaga NKRI.
Menyusul penemuan itu, untuk sementara penggalian tanah uruk di lokasi penemuan telah dihentikan. Namun sayang sudah banyak batu bata yang ditemukan dalam kondisi hancur.
Kebetulan lokasi penemuan berada di bekas aliran lahar Gunung Kelud serta berada di pinggir Sungai Konto. Lokasinya sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang.
5. Dugaan Sementara Berbentuk Candi
Riyanto berharap temuan batu bata kuno segera ditindaklanjuti dengan penelitian dari petugas BPCB sehingga dapat diketahui latar sejarahnya.
"Dugaan kami tempat ini merupakan tempat pemujaan dan bisa berupa candi," jelasnya.
Temuan tumpukan batu bata kuno ini awalnya ditemukan di lahan milik Komsin. Namun areal penemuan juga meluas di lahan sekitar aliran lahar Sungai Konto.
Danramil Kandangan Kapten Mulyono telah melihat langsung keberadaan batu bata yang diduga bagian dari bangunan candi. Di lokasi penemuan telah dipantau anggota Babinsa dan Babinkamtibmas.