Kabar Yogyakarta

'Kesaktian' Badui Taklukan Ratusan Monyet, Pantes Sultan Hamengku Buwono X Heran, Lihat Faktanya

'Kesaktian' Badui Taklukan Ratusan Monyet, Pantes Sultan Hamengku Buwono X Heran, Lihat Faktanya

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Kolase TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy dan TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
'Kesaktian' Badui Taklukan Ratusan Monyet, Pantes Sultan Hamengku Buwono X Heran, Lihat Faktanya 

Menanggapi keluhan warga tersebut, Sultan mengatakan, beberapa tahun yang lalu serangan monyet ekor panjang terjadi besar-besaran di Gunungkidul. Pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk menanggulanginya. Lalu Kementerian mendatangkan beberapa orang dari suku Badui.

Saat itu, ia kaget, kenapa orang Badui didatangkan untuk menanggulangi serangan monyet ekor panjang. Saat itu, Sultan pun melihat langsung bagaimana orang Badui menangkap monyet itu.

"Ternyata luar biasa pengalaman yang saya lihat itu. Dia (orang Badui) tahu di Rongkop sini yang bisa ditangkap 50 ekor. Dari 50 ekor, yang 49 itu anak buah, yang satu komandannya," kata Sultan.

Sultan Hamengkubuwono X cerita cara orang suku Badui menangkap gerombolan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Sultan Hamengkubuwono X cerita cara orang suku Badui menangkap gerombolan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). (wikipedia)

"Dari Rongkop pindah ke Paliyan, oh di sini bisa (menangkap) 100 ekor berarti dua komandan. Di hari pertama nggak tahu caranya bagaimana yang keluar komandannya dulu yang mbeker-mbeker (marah dan berontak) itu. Begitu ditangkap, yang 49 turun aja, dipegang aja gak ada yang mbeker-mbeker (berontak). Yang seratus juga begitu," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan terkait penanganan monyet ekor panjang yang sering menyerang Gunungkidul.

"Saya nggak tahu nanti apakah seperti itu lagi kalau minta bantuan departemen kehutanan," katanya melansir dari kompas.com.

Pawang Badui Juga Tangkapi Puluhan Monyet Liar di Kabupaten Semarang

'Kesaktian' orang-orang suku Badui juga terlihat ketika diminta menangkap puluhan montet liar yang setiap hari menyerang ladang warga Desa Sepakung Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

"Tidak hanya setiap tahun, hampir setiap hari kera-kera ini menyerang ladang warga. Kalau musim kemarau begini, serangannya lebih ganas," kata Kepala Desa Sepakung, Ahmad Nuri, dikutip SURYAMALANG.COM dari Tribunjateng.com, Jumat (11/8/2017).

Jika dihitung ada ratusan hektare ladang yang menjadi rusak.

Kondisi yang paling parah dialami warga Dusun Nggowono, Jingkol, Srandil, dan Kenongo.

"Akibat serangan kera, warga takut menanam. Tentu saja tidak bisa memanen hasil ladangnya," jelas dia.

Dia berharap ada langkah sistematis pengurangan populasi kera.

Dampak serangan itu sudah merugikan warga, bahkan telah menjadi hama pertanian.

Kalau memang tak boleh dibunuh, Ahmad ingin pemerintah mengupayakan pengurangan populasi kera ini.

Bisa saja mendatangkan kembali pawang dari Baduy, Banten, yang pernah dilakukan pada 2006 silam.

 "Dulu pawang dari suku Badui menangkap hidup-hidup puluhan kera liar. Lebih dari 60 ekor. Memang jumlah kera yang menyerang lahan pertanian cukup banyak sehingga yang ditangkap juga banyak," ingatnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved