Malang Raya
Begini Pengalaman Tiga Siswa SMAN 3 Malang Ikut Program Belajar Bersama Maestro (BBM)
3 siswa SMAN 3 Kota Malang berbagi pengalaman mengikuti program Belajar Bersama Maestro (BBM)
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Tiga siswa SMAN 3 Kota Malang yaitu Fauzan Aldi Raihan, Hedva Rayna Hitipeuw dan M Nudzulul Purnama berbagi pengalaman mengikuti program Belajar Bersama Maestro (BBM) selama dua pekan yang berakhir pada 14 Juli 2019 lalu. BBM diselenggarakan oleh Kemendikbud.
Fauzan BBM di rumah Ayu Laksmi di Bedugul, Bali. Sedang Hedva ke musisi Purwacaraka di Tangerang Selatan dan Nudzulul ke dalang kondang Ki Mantep Sudarsono di Karanganyar Jawa Tengah.
Sebagai milenial, Fauzan mengenal Ayu Laksmi mengetahui seniman itu dengan peran ibu di film Pengabdi Setan.
“Saya tahunya ya di film itu,” kata Fauzan pada suryamalang.com saat berbicang di Museum Musik Indonesia.
Dengan BBM, maka peserta diberi kesempatan tinggal bersama sang maestro atau dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal maestro.
“Jumlah peserta yang ikut BBM di rumah ibu Ayu ada 15 orang dari berbagai daerah,” jelas siswa kelas 12 ini.
Disana, tak hanya belajar dengan Ayu tapi juga dengan teman-temannya.
Seperti dengan Paul, orang Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat dan pernah jadi desainer Presiden Barack Obama.
Ia mengajarkan soal networking dan kesantunan dalam pergaulan. Juga diajari meditasi dan public speaking oleh kakak Ayu Laksmi, Aji Wira.
“Kami tidak diajak jadi seniman tapi jadi taju bagaimana kehidupan Bu Ayu Laksmi sebagai seniman,” tuturnya.
Sedang untuk proses berkarya, juga menghasilkan lagu dimana lirik dan aransemen dihasilkan oleh peserta dan dibuatkan video klipnya.
“Mungkin itu nanti akan dirilis tapi belum tahu kapan,” ujarnya.
Dari BBM, ia jadi ingin mendalami gamelan Bali yang lebih dinamis. Sedang Hedva memilih musisi Purwacaraka karena dinilai suka berbagi ilmu.
Ini dibuktikan dari banyaknya siswa dari sekolah musiknya.
“Kami berlima belas tinggal di rumah Babe (panggilan akrab musisi ini),” cerita Hedva.
Dari BBM ia diajarkan cara membaca partitur.
“Saya bisa main piano dan gitar tapi belajar otodidak. Jadi tidak handal di not balok atau membaca partitur,” kata Hedva.
Contoh-contoh menulis partitur juga diberikan. Kakak Trie Utami ini juga menggarap musik di film seperti Si Doel dan Bumi Manusia.
“Kami diberi contoh scene film dan bagaimana mengisi musiknya agar bisa mendukung film itu,” kata dia.
Anak Purwacaraka juga terlibat di kegiatan itu. Dea , anak kedua Babe mengajarkan vokal.
Di rumah Babe ada lima grand piano yang bisa bebas dimainkan. Dan Babe setiap ada kesempatan memberikan ilmunya.
Sedang Nudzulul berkesempatan BBM di rumah dalang tenar Ki Mantep Sudarsono.
“Kami diajari banyak hal. Berpuisi, menata wayang, teater dll,” jelas dalang remaja ini.
Dari 15 peserta yang ikut, hanya dua orang yang hobi ke dalang. Sisanya lebih ke teater.
“Pak Mantep orangnya fleksibel. Kapanpun kami diperbolehkan main wayang,” jelasnya.
Cara-cara pendalangan juga diajari. Ki Mantep dikenal dengan inovasinya melibatkan alat musik modern ke pertunjukkan wayang sehingga lebih segar.
Lulut Edy Santoso, guru kesenian SMAN 3 Kota Malang menyatakan sebelum dipilih, ada berbagai persyaratan harus dipenuhi.
Seperti membuat esai, video dua menit. Ia menyatakan pengalaman siswa ikut BBM bisa memperkaya diri pengalaman mereka. Sebab ada 7400 pendaftar namun yang lolos hanya 300 peserta.
Dan yang ingin ikut BBM dengan Ki Mantep ada 486. Padahal kuotanya hanya 15 orang.
"Agar anak-anak saya lolos ke BBM, maka mereka saya sarankan memilih maestro yang berbeda agar peluangnya besar bisa lolos,” kata Lulut.