Fashion Show
Jember Fashion Carnival (JFC) Makin Populer, Pemprov Jatim Siap Dukung Mulai Tahun Depan
Almarhum Dynand Fariz (Presiden dan Founder JFC) mampu meningkatkan derajat kepariwisataan Provinsi Jawa Timur ke taraf Internasional melalui JFC.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
Sinarto juga menyampaikan terima kasih kepada almarhum Dynand Fariz (Presiden dan Founder JFC) yang mampu meningkatkan derajat kepariwisataan Provinsi Jawa Timur ke taraf Internasional melalui JFC.
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan akan ikut terlibat dalam penyelenggaraan pergelaran internasional Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Sinarto saat pembukaan Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) di Jember, Sabtu (3/8/2019).
“Kenapa saya menyampaikan ini karena inilah pesan dari gubernur. Beliau (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa) berpesan apa yang bisa dilakukan oleh Pemprov untuk mendukung penyelenggaran JFC agar semakin hebat," ujar Sinarto saat berpidato di pembukaan WACI di Jl Sudarman, Jember.
Sinarto juga menyampaikan terima kasih kepada almarhum Dynand Fariz (Presiden dan Founder JFC) yang mampu meningkatkan derajat kepariwisataan Provinsi Jawa Timur ke taraf Internasional melalui JFC.

Apresiasi juga disampaikan Sinarto atas pagelaran WACI. WACI merupakan karnaval etalase budaya kreatif yang digelar oleh Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari), dan dihelat dalam rangkaian JFC. WACI dan JFC, lanjut Sinarto, menjadi wadah kreatifitas para kreator dan seniman dari kalangan anak muda.
“Banyak yang sudah dilakukan Kabupaten Jember untuk Jawa Timur dan Indonesia agar wisatawan semakin meningkat, dan semoga dengan adanya produk JFC dan WACI ini, rejeki makin mengalir bagi warga Jember. Hotel mendapatkan tamu, lebih banyak orang makan di restoran dan rumah makan. Akhirnya pendapatan bruto daerah Jember semakin meningkat,” harapnya.
Sementara itu, Sekjen Akari David Susilo mengungkapkan rasa bangganya atas gelaran WACI dan JFC tahun ini. “Bergetar hati rasanya melihat JFC dapat melanjutkan perjuangan maestro karnaval Indonesia Dynand Fariz, dan tema WACI ini adalah salah satu mahakarya yang dihasilkannya,” tutur David.
David mejelaskan, WACI diikuti delapan kontingen. Kedelapan kontingan itu berasal dari DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kabupaten Jepara, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Malang, Kota Solo, Kabupaten Lombok Tengah - Nusa Tenggara Barat, dan Kabupaten Jember sebagai tuan rumah.
Kontingen dari DKI Jakarta merupakan perwakilan dari Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan kontingen Di Yogyakarta diwakili oleh instansi yakni Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkantor di Yogyakarta.
Sedangkan Kabupaten Jepara diwakili oleh Luna Art Carnival dan Pemda setempat. Dari Nganjuk diwakili oleh Nganjuk Bayu Carnival.
Kemudian dari Kabupaten Malang diwakili oleh dua komunitas karnaval dari Kecamatan Gondanglegi. Sementara dari Solo hadir Solo Batik Carnaval. Dan Tastura Fashion Carnival dari Kabupaten Lombok Tengah hadir mewakili kontingen NTB.
Dari tuan rumah Jember diwakili oleh Paguyuban Gus - Ning Jember yang menyuguhkan branding Jember 4C (Coffee, Chocolatte, Cigarette, dan Culture) melalu kostum mereka. Juga penampilan pelajar SMAN 2 Jember dalam tarian Gebyar WACI.
Kampanye Lombok Aman dan Lombok Bangkit di Arena Karnaval Jember
Sambil berkampanye melalui tagline Lombok Bangkit dan Lombok Aman, sekitar 100 orang perwakilan dari Kabupaten Lombok Tengah berparade di 'central runway' Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) 2019 di Jl Sudarman, Jember, Jawa Timur, Sabtu (3/8/2019).
Seratusan orang itu merupakan kontingen dari Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Tastura Fashion Carnival dan Pemda Lombok Tengah.
Mereka satu dari delapan kontingen yang tampil di WACI 2019. Kontingen Lombok Tengah menyuguhkan beberapa adat dan ritual dari NTB yakni tradisi Nyongkolan, Peresean, juga Tari Gandrung, dan Gendang Baliq (besar).

Gendang Baliq mengiringi tarian yang disuguhkan yakni Tari Gandrung Lombok, juga tradisi Peresean, atraksi btarung tradisional memakai rotan. Sedangkan Nyongkolan merupakan salah satu tahapan di tradisi pernikahan adat di Lombok.
"Kami ingin menampilkan budaya, adat, dan tradisi Lombok. Kalau karnaval tahunan kami ada Tastura Fashion Carnival. Dengan ikut karnaval seperti WACI ini sekaligus kampanye kami pasca gempa kemarin (gempa bumi NTB 2018). Kami ingin katakan pada masyarakat bahwa Lombok aman dan kami bangkit," ujar Jaya Peh, Kru Kontingen Lombok Tengah kepada SuryaMalang.com.
Melalui ajang karnaval itu, kontingen Lombok Tengah menyuarakan jika Lombok atau NTB aman untuk dikunjungi, dan selalu siap menyambut wisatawan.
"Karenanya kami memakai tagline #LombokAman dan #Lombok Bangkit," imbuhnya.
Jaya menuturkan ada sekitar 100 orang yang tampil dari Lombok Tengah di pagelaran WACI 2019. Selain para talent dari Tastura Fashion Carnival, dan seniman, ada juga perwakilan dari guru-guru yang memakai pakaian adat NTB.
Penampilan kontingen Lombok Tengah, NTB menyedot perhatian pengunjung WACI 2019. Pengunjung seakan turut larut dalam kerancakan musik yang dihasilkan dari gendang baliq Lombok.
WACI merupakan karnaval yang digelar oleh Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari) yang dihelat di rangkaian Jember Fashion Carnaval (JFC). Karenanya karnaval WACI selalu digelar di Kabupaten Jember. Karnaval ini menjadi etalase budaya kreatif dari peserta yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.