Kabar Surabaya

Segini Peluang Emil Dardak Menggantikan Pakde Karwo di Pucuk Pimpinan Partai Demokrat Jatim

peluang Emil Elestianto Dardak untuk menggantikan Soekarwo di pucuk pimpinan Partai Demokrat Jawa Timur cukup kecil

Fatimatuz Zahro
Wakil Gubernur Emil Dardak bersama Arumi Bachsin mulai menempati rumah dinas Pemprov Jawa Timur di Jalan Margorejo Blok C No 438, Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Lembaga penelitian politik, IT Research and Politic Consultant (iPol) Indonesia menyebut peluang Emil Elestianto Dardak untuk menggantikan Soekarwo di pucuk pimpinan Partai Demokrat Jawa Timur cukup kecil.

Dibandingkan dengan Emil Dardak, iPol Indonesia lebih mengunggulkan beberapa kader internal Partai Demokrat yang lain di posisi tersebut.

CEO iPol Indonesia, Petrus Haryanto menjelaskan bahwa hasil kajian Bigdata Inteligence Dynamic Signal (IDS) milik iPol, nama Emil Dardak kurang populer sebagai suksesor Pakde Karwo (sapaan Soekarwo).

Dibandingkan di pucuk pimpinan Demokrat, nama Emil justru lebih populer sebagai Calon Menteri Muda Jokowi.

Mengutip data di IDS, mayoritas isu (81 persen), Emil Dardak lebih didominasi Emil sebagai calon Menteri muda Jokowi.

Mantan Gubernur Jatim, Soekarwo saat ditemui usai menjadi keynote speaker dalam dialog kebangsaan dan pelantikan Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) DPC Surabaya di Universitas Bhayangkara, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (4/5/2019).
Mantan Gubernur Jatim, Soekarwo saat ditemui usai menjadi keynote speaker dalam dialog kebangsaan dan pelantikan Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) DPC Surabaya di Universitas Bhayangkara, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (4/5/2019). (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)

"Sementara, Emil sebagai pemimpin muda Demokrat dan pengganti Soekarwo hanya sekitar satu persen," kata Petrus kepada SURYAMALANG.COM ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (7/8/2019).

Selain dari besaran ekspos isu, Emil Dardak juga kurang diunggulkan dalam beberapa aspek lain. Di antaranya soal kepartaian dan politik Demokrat.

Menurutnya, penerus Pakde Karwo seharusnya bisa sekelas Pakde Karwo.

"Baik dari kapabilitas, finansial, kemampuan, pengalaman, dan kematangan manajemen konflik," kata Petrus.

Sebab, sebagai pucuk pimpinan partai, Ketua Demokrat Jatim bukan sekadar bertanggungjawab di struktur namun juga menjaga organisasi secara kepartaian.

Misalnya, mencari suara, mengolah partai, hingga mengamankan target partai dalam kontestasi politik.

"Beban beratnya di situ," kata Petrus.

Oleh karenanya, pucuk pimpinan Demokrat tidak bisa bisa dipegang oleh sekadar kalangan milenial.

"Taruhannya, Demokrat akan tenggelam," sebutnya.

Terkait figur Emil, Petrus menyebut bahwa Emil yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim memang lekat dengan Demokrat.

Namun, dinilai belum dapat merepresentasikan kader ideoologis partai.

"Emil memiliki historis, namun belum memiliki ideologis. Padahal, kami melihat Demokrat sebagai partai dari historis dan ideologi selalu identik dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Demokrat)," jelasnya.

Dibandingkan nama Emil, Petrus justru melihat peluang pucuk pimpinan seharusnya dipegang oleh kader di level DPP atau yang pernah berkiprah di DPR RI.

Sebut saja Didik Mukrianto, Sekretaris Fraksi Demokrat di DPR RI yang terpilih dari dapil Jatim.

"Ketua DPD kedepan juga tak bisa bekerja sendiri namun juga harus dibantu oleh Sekretaris. Demokrat masih butuh figur seperti Mas Renville Antonio di posisi Sekretaris," sebutnya.

Untuk diketahui, suksesi pucuk pimpinan Partai Demokrat di Jawa Timur masih akan berlangsung pada 2021 mendatang.

Namun, gonjang-ganjing soal figur yang akan melanjutkan kepemimpinan Soekarwo, Ketua DPD Demokrat Jatim mulai mengemuka akhir-akhir ini.

Apalagi, Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Semen Indonesia diwajibkan untuk tak menjabat struktural di partai.

Sebelumnya, Pakde Karwo pun menyebut kriteria yang pantas menggantikan dirinya. Di antaranya adalah tokoh muda.

"Saat ini, menjadi momentum orang muda, anak muda. Sudah saatnya yang muda yang berkarya. Yang jelas, saya nggak mungkin terus (menjadi Ketua Partai). Ini menjadi tidak produktif lagi. Dengan perkembangan zaman dan lain sebagainya, regenerasi pasti. Tidak bisa dihindari," kata Pakde Karwo ketika dikonfirmasi di Surabaya beberapa waktu lalu.

Terkait nama Emil Dardak, Pakde Karwo menyerahkan kepada pengurus yang akan memutuskan.

"Soal siapa (yang akan terpilih menjadi Ketua), itu ada mekanismenya. Yang pasti, partai juga akan mempertimbangkan aspirasi seluruh kader. DPC (Dewan Pimpinan Cabang) kan juga punya usulan," kata pria yang pernah menjadi Gubernur Jatim dua periode ini.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved