Nasional
Kronologi 19 Kerbau dan Penggembala Mati Sekaligus Disambar Petir di Tapanuli
Kronologi 19 Kerbau dan Penggembala Mati Sekaligus Disambar Petir di Tapanuli
Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Jenazah korban (Sintor Habeahan) sendiri saat ini sudah disemayamkan di rumah duka.
"Korban diserahkan kepada keluarganya. Sedangkan 19 kerbau itu rencananya akan dikuburkan secara massal menggunakan alat berat," kata Sukamat, melansir dari Kompas.com, Selasa (20/8/2019).
Pemilik kerbau sendiri bernama Mikael Simbolon (56). Mikael juga merupakan warga Dusun II, Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapteng.
"Kejadian seperti ini baru terjadi satu kali ini," ungkap Sukamat.
Dalam foto yang dikirimnya, tampak sekumpulan kerbau dalam keadaan rebah di dalam kandang yang terbuat dari kayu berkeliling dan menjadi tontonan warga dari luar kandang.
• Kisah Keluarga Tajir Melintir Kelas Dunia, Ditinggal Napas 1 Menit Saja Bisa Hasilkan Rp 993 Juta
• Foto Manusia Jelmaan Naga, Rela Habiskan Uang 1 Miliar Untuk Permak Tubuh Lakukan Operasi Plastik
Menyeduh Teh di Bawah Pohon Mangga, 6 Anak-anak Tewas Tersambar Petir
Enam orang anak berusia antara empat dan 10 tahun dilaporkan tewas setelah tersambat petir saat membuat teh di bawah pohon mangga, Rabu (31/7/2019).
Insiden tersebut terjadi di kota Siguiri, Guinea timur laut, dekat perbatasan Mali, tak lama setelah terjadi badai sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Menurut saksi mata yang juga penduduk lokal, Mamadi Doumbouya, kepada AFP, ada delapan anak ditemani oleh dua ibu-ibu, yang sedang berteduh di bawah pohon mangga di belakang rumahnya.

"Saya mengundang mereka semua untuk berlindung di ruang tamu saya. Kedua ibu bergegas masuk ke dalam rumah saya, tetapi anak-anak tampaknya bertahan untuk meminum satu cangkir teh terakhir," ujarnya.
Saat itu mendadak terdengar suara petir yang sangat keras, menyambar pohon mangga tempat anak-anak itu berteduh.
Seketika itu, Doumbouya bersama dua ibu anak-anak tersebut bergegas keluar dan melihat anak-anak sudah terbaring di tanah dan tak sadarkan diri.
Keenam anak-anak tersebut, lima perempuan dan seorang anak laki-laki berusia empa tahun dinyatakan telah meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
Seorang dokter dari rumah sakit Siguiri mengatakan, enam anak tersebut telah meninggal saat dibawa ke rumah sakit pada sore harinya dan dua lainnya kini sedang di bawah observasi medis selama beberapa hari mendatang.
• BERITA AREMA POPULER Hari Ini, Pavel Smolyachenko Resmi Lepas dari Arema & Rekam Jejaknya
• BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Pengemudi Asal Malang Tabrak Avanza dan Info Malang Fun Run
Insiden sambaran petir tersebut terjadi saat kawasan Afrika Barat yang kini tengah memasuki musim penghujan.