Malang

BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Identitas Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang & Triangle Cafe

Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini, Kamis 22 Agustus 2019 yang populer sejak kemarin.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
Polres Malang Kota dan SRYAMALANG.COM/ HAYU YUDHA
Nasib Sugeng, Tersangka Mutilasi Pasar Besar Malang Tragis, Ada Nuansa Mistis di Kasusnya 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini, Kamis 22 Agustus 2019 yang populer sejak kemarin.

Berita Malang hari ini mencakup tentang Identitas korban Mutilasi di pasar besar Malang yang belum terkuak hingga kini.

Selain itu ada juga kelanjutan kasus Triangle Cafe terkait tuduhan penganiayaan terhadap Karyawan.

Berikut rangkuman berita Malang hari ini.

1. Identitas Wanita Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang Belum Terkuak

4 Pengakuan Jaksa Kasus Mutilasi Sugeng di Pasar Besar Kota Malang, Rendaman Pakaian Penuh Kecoak
4 Pengakuan Jaksa Kasus Mutilasi Sugeng di Pasar Besar Kota Malang, Rendaman Pakaian Penuh Kecoak (SURYAMALANG.COM)

Kepolisian Resor (Polres) Malang Kota belum bisa mengungkap identitas korban mutilasi di area Pasar Besar, Kota Malang yang terkuak sejak 14 Mei 2019 atau tiga bulan silam.

Tersangka kasus mutilasi telah ditetapkan, yaitu Sugeng Angga Santoso. Namun, identitas korban hingga kini masih misteri.

Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP Komang Yogi mengatakan ada empat orang yang melaporkan kehilangan keluarganya.

Namun setelah dicocokkan dengan ciri-ciri korban mutilasi, hal itu tidak sesuai.

"Kami berupaya mencocokkan keterangan keluarga yang melapor kehilangan orang dengan ciri-ciri korban mutilasi. Setelah dicek, tidak ada kecocokan," ujar Komang, Rabu (21/8/2019).

Ia menambahkan sketsa wajah yang dibuat oleh polisi juga tidak membuahkan hasil. Termasuk identifikasi sidik jari dan tes DNA.

"Sidik jarinya hancur karena jenazah terlalu lama. Karena itu kami kesusahan mengungkap siapa korban ini," ucapnya.

Hingga kini, berkas kasus mutilasi di Pasar Besar Kota Malang yang menyeret Sugeng Angga Santoso sebagai tersangka juga belum P21.

2. Bos Triangle Cafe di Malang di Panggil Kepolisian

KASUS PEMUKULAN - Karyawan korban pemukulan Bos Triangle Cafe, Novi Fransiska Adhitama (26) didampingi tim kuasa hukum menunjukan jari tangan dan foto rontgen di Polres Malang Kota, Rabu (14/8/2019). Novi bersama tim kuasa hukumnya datang ke Mapolres Malang Kota memenuhi panggilan penyidik dalam kasus penganiayan yang dilaporkannya.
KASUS PEMUKULAN - Karyawan korban pemukulan Bos Triangle Cafe, Novi Fransiska Adhitama (26) didampingi tim kuasa hukum menunjukan jari tangan dan foto rontgen di Polres Malang Kota, Rabu (14/8/2019). Novi bersama tim kuasa hukumnya datang ke Mapolres Malang Kota memenuhi panggilan penyidik dalam kasus penganiayan yang dilaporkannya. (Hayu Yudha Prabowo)

Terduga pelaku penganiayaan karyawan Triangle Cafe and Beer House, J bakal dipanggil untuk memberikan keterangan di Mapolres Malang Kota. J dilaporkan oleh mantan karyawannya, Novi Fransiska Aditama telah melakukan tindak pidana pemukulan menggunakan palu pada 2 Agustus silam.

"Jadwalnya pekan ini. Kalau nggak Jumat ya Sabtu kami panggil terlapornya (J)," kata Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi, Rabu (21/8/2019).

Selain J, polisi juga akan memeriksa saksi mata yang mengetahui kejadian penganiayaan. Hingga kini, tiga oleh telah dimintai keterangan termasuk Novi Fransiska Aditama.

"Nanti keterangan dari J akan kami sesuaikan keterangan pelapor. Baru setelah itu kami gelar perkara untuk menentukan tersangka," katanya.

Komang mengatakan sampai saat ini hasil visum tangan Novi Fransiska Aditama yang diduga dipukul oleh J belum dikeluarkan oleh RS Saiful Anwar. Namun, polisi telah melihat hasil foto rontgen yang dibawa oleh terduga korban.

"Dari hasil visum memang kelihatan bahwa terduga korban ini hancur tangannya. Tapi kami perlu juga melihat visumnya," ucap Komang.

Kuasa Hukum Novi Fransiska Aditama, Bakti Riza Hidayat meminta Polres Malang Kota segera menahan J lantaran alat bukti sudah cukup jelas. Alat bukti yang dimaksud adalah luka pada jari Novi, keterangan saksi dan bukti foto rontgen.

"Karena itu kami berharap polisi segera melakukan penahanan kepada J," ucap Bakti.

Diberitakan sebelumnya, Novi diduga dianiaya bosnya karena dituduh menjual minuman keras tanpa izin.

Karena tak merasa melakukan, ia membantah tuduhan dan mengakibatkan bosnya murka dan memukul jarinya menggunakan palu sebanyak lima kali.

"Tiga jari saya mengalami luka. Paling parah adalah jari manis yang tulangnya remuk, sedangkan jari tengah ujung tulangnya hancur," kata Adit ketika ditemui di Mapolres Malang Kota, Rabu (14/8/2019).

3. Kunjungan Mahasiswa Asing di Malang

Puluhan mahasiswa mancanegara berkunjung ke Wisata Budaya Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang Selasa (20/8/2019).
Puluhan mahasiswa mancanegara berkunjung ke Wisata Budaya Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang Selasa (20/8/2019). (SURYAMALANG.COM/M Erwin)

Puluhan mahasiswa mancanegara berkunjung ke Wisata Budaya Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Selasa (20/8/2019).

Puluhan mahasiswa asing itu merasakan hidup di suasana desa.

Para mahasiswa asing itu menginap sampai Rabu (21/8/2019).

Para mahasiswa mengunjungi Pasar Sorbon, mengikuti lomba permainan tradisional khas 17 Agustusan, dan bercengkrama dengan warga desa.

Para mahasiswa itu berasal dari Jepang, Malaysia, Filipina, Pakistan, dan sebagainya.

Para mahasiswa pun mencoba membatik.

Mahasiswa asal Filipina, Esteban mengaku baru pertama kali membatik dan membuat batik.

“Such a good experience (pengalaman yang menarik),” beber Esteban kepada SURYAMALANG.COM.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara menerangkan kedatangan mahasiswa asing bisa jadi pembelajaran bagi pengelola wisata di Kabupaten Malang, khususnya Desa Peniwen.

“Kunjungan mahasiswa mancanegara ini bisa menjadi pembelajaran bagi pengelola wisata di kabupaten malang.”

“Yakni, bagaimana menjadi tuan rumah yang nyaman bagi wisatawan,” ujar Made.

Made ingin semua stakeholders pariwisata di Kabupaten Malang mulai sadar bagaimana memberikan hospitality yang baik bagi wisatawan.

Made berjanji pihaknya akan mendampingi penuh terkait pengelolaan pariwisata.

“Saya minta Pemerintah Desa Peniwen dan Kecamatan Kromengan serius mengemas wisata budaya mereka menjadi branding yang dikenal para wisatawan,” ungkap Made.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved