Nasional

6 Keterangan Gubernur Papua Lukas Enembe Saat Jumpa Pers Setelah Ditolak di Asrama Mahasiswa Papua

Inilah enam keterangan Gubernur Papua Lukas Enembe setelah kedatangannya di Asrama Mahasiswa Papua ditolak penghuninya.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
Fatimatuz Zahro
Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak saat datang ingin menemui para mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, Selasa (27/8/2019) petang. 

SURYAMALANG.COM - Inilah enam keterangan Gubernur Papua Lukas Enembe setelah kedatangannya di Asrama Mahasiswa Papua ditolak penghuninya.

Keterangan Gubernur Papua ini disampaikan saat konfrensi pers bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Selasa 27 Agustus 2019.

Selain itu, Lukas Enembe juga memberikan keterangan lainnya terkait peristiwa ini.

Berikut rangkumannya berdasarkan informasi yang diterima SURYAMALANG.

1. Memastikan Tak Ada Penyusupan Gerakan Papua Merdeka

Gubernur Papua, Lukas Enembe
Gubernur Papua, Lukas Enembe (KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)

Gubernur Papua Lukas Enembe memastikan bahwa tidak ada penyusupan Gerakan Papua Merdeka di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya.

Terutama setelah adanya penolakan, teriakan Papua Merdeka, dan juga nyanyian bintang kejora yang disuarakan saat kedatangan rombongan Gubernur Papua di asrama Kalasan. Bahkan adanya spanduk referendum is solution yang dipasang di pagar asrama Kalasan.

"Gerakan Papua Merdeka tidak ada. Itu mereka yang di sana di Papua bawa senjata. Nggak ada. Nggak ada itu," tegasnya.

Akan tetapi ia belum tahu di dalam asrama mahasiswa Papua di Kalasan itu semuanya adalah mahasiswa saja atau ada elemen non mahasiswa yang ada di dalam sana.

Hal itu disampaikan Gubernur Lukas dalam jumpa pers usai ditolak oleh mahasiswa Papua di asrama Kalasan, Selasa (27/8/2019) malam.

Akan tetapi ia belum tahu di dalam asrama mahasiswa Papua di Kalasan itu semuanya adalah mahasiswa saja atau ada elemen non mahasiswa yang ada di dalam sana.

Ia juga belum mengantongi data ada siapa saja yang ada di dalam asrama. Ia hanya mendapatkan data dari kepolisian bahwa ada 60 an orang di dalam asrama.

2. Penyebab Terjadi Penolakan

Ia mengatakan, adanya penolakan tersebut disebabkan karena kurangnya koordinasi yang baik antara rombongan pemerintah provinsi Papua dengan mahasiswa yang ada di dalam asrama.

"Ya jadi mungkin kita tidak koordinasi dengan baik yang akhirnya kita jadi ditolak seperti itu. Kita akan schedule ulang untuk bisa bertemu dengan mereka," kata Lukas di Hotel Grand Dafam, Surabaya.

3. Sudah Berusaha Membujuk Para Mahasiswa

Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, Selasa (27/8/2019) petang.
Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya, Selasa (27/8/2019) petang. (Fatimatuz Zahro)

Lukas mengatakan sebenarnya pihaknya sudah berupaya untuk melakukan koordinasi dengan mahasiswa Papua yang ada di Kalasan.

Ia sudah mengirimkan staf dari Papua maupun dari staf Papua Barat untuk mencoba menembus asrama Kalasan. Namun nyatanya tidak ada yang bisa diterima.

"Bahkan orang tuanya mahasiswa yang di sini juga berupaya membujuk. Tapi benar-benar dia tidak mau keluar," kata Lukas.

Sehingga Lukas menegaskan bahwa mungkin kedatangannya ke asrama Kalasan terlalu emosi dan terlalu cepat. Karenanya ia akan mencoba menjadwalkan ulang untuk menemui mahasiswa Papua di Kalasan.

"Kita akan schedule-kan ulang. Yang penting Jawa Timur aman, Papua aman," tegasnya.

4. Lukas Paham Mahasiswanya Masih Emosi

Menurut Lukas, penolakan itu bukan tanpa sebab.

Ia menganggap para putra daerahnya itu masih dalam keadaan empsi sehingga reaksi penolakan itu diekspresikan begitu saja kepada setiap tokoh yang mencoba hadir ke asrama mereka.

"Jadi ini mungkin terlalu emosi terlalu cepat," jelasnya.

Ia mengaku tetap akan berupaya menemui anak-anaknya di dalam asrama itu dan menjalin dialog.

5. Melapor Pada Jokowi

Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam jumpa pers usai ditolak oleh mahasiswa Papua di asrama Kalasan, Selasa (27/8/2019) malam.
Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam jumpa pers usai ditolak oleh mahasiswa Papua di asrama Kalasan, Selasa (27/8/2019) malam. (Fatimatuz Zahro)

Lukas juga berkomentar terkait pembentangan spanduk Referendum is Solution oleh penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Selasa (27/8/2019) petang.

Lukas mengatakan bahwa spanduk semacam itu yang ia terima di mana-mana. Namun ia kembali menegaskan bahwa referendum bukan solusi. Negara sudah memutuskan adanya NKRI.

"Negara memutuskan seperti itu. Referendum bukan saya, itu urusan negara," tegas Lukas.

Ia mengaku bahwa pihaknya juga kecewa terhadap sikap mahasiswa Papua yang melakukan sikap penolakan. Bahkan ia juga sudah melaporkan masalah ini pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya sudah lapor ke Jokowi. Jokowi adalah kepala negara itu adalah tugas kepala negara," tegasnya.

6. Tegaskan Papua Bagian dari NKRI

Pihaknya mengaku kini akan melakukan upaya lanjutan untuk menyelidiki mahasiswa Papua. Bagaimanapun Gubernur Lukas memastikan bahwa ia ingin menjaga keutuhan NKRI.

"Papua tetap bagian dari Indonesia," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved