Kabar Surabaya
Ikatan Gus Dorong NU Jatim Munculkan Calon Ketua Umum PBNU
"Kalau saya menyarankan mantan ketua PWNU Jatim itu kan sangat layak untuk maju. Ada KH Mutawakkil, KH Ali Maschan.
"Kalau saya menyarankan mantan ketua PWNU Jatim itu kan sangat layak untuk maju. Ada KH Mutawakkil, KH Ali Maschan. Harapannya yang sudah pernah menjadi Ketua PWNU ini mengerti hirarki NU dari bawah," kata Gus Fahrur.
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Jelang Muktamar PBNU 2020, Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) berharap ada wajah baru yang akan memimpin PBNU setelah KH Said Aqil Siradj purna tugas.
IGGI adalah paguyuban informal di luar struktur resmi Nahdlatul Ulama (NU). Istilah gus merujuk pada sebutan untuk putra kiai, meski semula untuk menyebut anak lelaki secara umum di Jawa.
"Kita mendengar bahwa Pak Said sudah mau mundur, dan memang sudah dua periode kita berharap segera ada yang tampil, karena sampai sekarang kita belum melihat ada yang ramai dan akan jelas-jelas maju dalam muktamar," kata Ketua IGGI, KH Ahmad Fahrurrozi Burhan, Jumat (6/9/2019).
Gus Fahrur, sapaan akrabnya menyampaikan dalam Munas PBNU di Banjar, PWNU Jatim mengusulkan agar jabatan Ketua Umum PBNU maksimal dua periode.
"Aturannya memang belum dipastikan tapi sudah diusulkan dan Kiai Said juga sudah menyatakan tidak ingin maju lagi," lanjut Wakil Ketua PWNU Jatim ini.
Untuk itu hendaknya masing-masing pengurus wilayah segera menampilkan kandidat Muktamar termasuk dari PWNU Jawa Timur.
"Kalau saya menyarankan mantan ketua PWNU Jatim itu kan sangat layak untuk maju. Ada KH Mutawakkil, KH Ali Maschan. Harapannya yang sudah pernah menjadi Ketua PWNU ini mengerti hirarki NU dari bawah," kata Gus Fahrur.
IGGI juga berharap ada sosok pemimpin muda yang maju dalam muktamar sebagai bukti bahwa kaderisasi di tubuh NU berjalan.
"Kalau saya diminta oleh kyai ya saya mau saja. Tapi kalau saya sendiri yang berkeinginan kok rasanya tidak layak," lanjut Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang.
Di dalam internal PWNU Jatim dan IGGI sendiri belum dibahas secara formal siapa yang akan diusulkan atau didukung dalam Muktamar PBNU nanti.
"Yang pasti saya mendengar dari kata-kata kyai harus ada wajah baru," lanjutnya.
Berikut ini pandangan Ketua IGGI, KH Ahmad Fahrurrozi tentang calon ketum PBNU dalam muktamar NU mendatang.
1. Kepemimpinan Prof Dr KH Said Agil Siraj selama dua periode menjelang berakhir dengan baik. Dan telah menorehkan kesuksesan diberbagai bidang, meneguhkan jati diri aswaja dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan pendirian universitas NU di seluruh indonesia.
2. Seorang pemimpin yang baik harus mampu melahirkan pemimpin baru dengan melakukan Regenerasi yang baik meneladani Nabi Muhammad SAW yang telah sukses melahirkan pemimpin-pemimpin hebat .
3. Proses kaderisasi pucuk kepemimpinan NU di masa lalu dapat menjadi contoh yang bagus , ketika Gusdur berakhir digantikan alm Dr KH Hasyim Muzadi dan setelahnya KH Hasyim muzadi dilanjutkan Prof. KH Said Agil Siraj.
4. Pada masa Gus Dur hampir tidak terlihat tokoh sekaliber beliau , seakan tidak ada yang layak menggantikannya. Namun ternyata tampil KH Hasyim muzadi yang sukses memimpin NU, santun dan sejuk bahkan lebih maju ke kancah Internasional sehingga terbentuk jaringan PCINU internasional di berbagai negara dan melahirkan ICIS : International Conference of Islamic Scholar (konferensi sarjana Islam internasional) dan diangkat menjadi sekjennya.
Setelah dua periode menjabat ketum PBNU, Hasyim Muzadi tidak berkenan maju kembali untuk ketiga kalinya dan tampillah Prof Dr Said Agil Siraj hingga saat ini.
4. Menurut almarhum Prof Dr KH Tholchah hasan, waktu dua periode sudah sangat cukup untuk melakukan kaderisasi dan melahirkan pemimpin baru.
5. IGGI mengharapkan tampil pemimpin muda NU dalam muktamar mendatang yang berkomitmen meneguhkan NU sebagai ormas islam Berfaham aswaja yang moderat, toleran, dan selalu memperkuat tiga ukhuwah , yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia). Sofyan Arif Candra Sakti