Kabar Gresik
Usai Bunuh Sahabatnya Sejak Kecil, Ayyubi Merancap dan Buang Cairannya ke Tubuh Korban
#GRESIK - Shalahuddin Al Ayyubi (24), warga Desa Banjarsari Kecamatan Cerme, tega membunuh sahabatnya sejak kecil, Hadryil Choirun Nisa'a (25).
Penulis: Sugiyono | Editor: yuli
#GRESIK - Shalahuddin Al Ayyubi (24), warga Desa Banjarsari Kecamatan Cerme, tega membunuh sahabatnya sejak kecil, Hadryil Choirun Nisa'a (25). Usai membunuh, dia merancap sampai keluar cairan dan membuangnya ke tubuh korban.
SURYAMALANG.COM, GRESIK - Shalahuddin Al Ayyubi (24), warga Perumahan Banjarsari Asri, Desa Banjarsari Kecamatan Cerme, Gresik, tega membunuh sahabatnya sejak kecil, Hadryil Choirun Nisa'a (25), warga Dusun Ngering, Desa Sukoanyar Kecamatan Cerme, Gresik.
Usai membunuh, tersangka merampas barang berharga berupa gelang emas, cincin emas dan telepon seluler.
Pembunuhan berlangsung di dalam Cafe Penjara, Jl Raya Banjarsari, Desa Banjarsari pada Selasa (10/9/2019) sekitar pukul 18.30 WIB.
Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro menyebutkan, pada Selasa itu, korban pulang kerja sambil mengantarkan temannya pulang.
Setelah itu, sekitar pukul 18.00 WIB, korban pulang ke rumah dan kembali pamitan ke ibunya untuk menemui teman di Cafe Penjara. Teman itu ternyata Ayyubi, pengelola Cafe Penjara.
Saat korban sampai pintu gerbang cafe, tersangka pura-pura meminta korban memasukkan kucing yang lepas di area cafe ke kandang. Kemudian, pelaku menutup pintu gerbang sehingga korban tidak bisa lari.
Situasi kafe remang-remang. Ayyubi langsung memeluk korban dari belakang.
Saat memeluk korban, pelaku mengaku hanya berkata ingin memiliki uang dan ponselnya.
Namun, keterangan versi Ayyubi, korban berteriak minta tolong sehingga membuat gugup.
Akhirnya, korban langsung dibekap dan dicekik menggunakan kedua tangan sampai tidak sadarkan diri.
Setelah itu, Ayub mengambil barang-barang berharga milik korban. Mulai perhiasan cincin, gelang emas dan sebuah ponsel serta tas korban juga ambilnya.
Selanjutnya, pelaku melepas celana korban dan merancap sampai mengeluarkan cairan dan membuangnya ke tubuh korban.
Setelah itu, jasad korban diseret ke tepi tembok pagar dan ditutup dengan sak serta ditaburi serbuk kopi.
Selanjutnya, pelaku keluar dari cafe seorang diri dengan mengendarai motor dan membawa perhiasan dan ponsel korban.
Saksi Budi Santoso (36), warga Desa Cagak Agung Kecamatan Cerme mencurigai gerak-gerik pelaku. Kemudian, lapor ke Polsek Cerme. Dari laporan tersebut, Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto, mendatangi tempat kejadian perkara.
Untuk masuk dalam cafe, jajaran Polsek mendatangi rumah pengelola Cafe Penjara dan memeriksa motor pelaku. Ternyata, ditemukan barang-barang milik korban. "Kemudian pelaku dibawa ke Mapolsek Cerme untuk dimintai keterangan," kata Kapolres Gresik Wahyu, Rabu (11/9/2019).
Akibat, perbuatannya, tersangka Ayub dikenakan Pasal 365 KUHP, 338 KUHP juncto Pasal 340 KUHP dengan ancaman penjara minimal 20 tahun dan maksimal seumur hidup.
Sementara, tersangka Ayub mengkau berniat mengundang Nisa'a untuk menguasai perhiasan dan ponselnya. Rencananya untuk membayar utang Rp 5 juta lebih. "Uangnya untuk membayar utang. Totalnya Rp 5 juta lebih," kata Ayub.
Ayub juga mengatakan tidak ada niat untuk membunuhnya. Namun, karena memberontak saat diminta perhiasan dan ponsel korban, dia mengaku terpaksa membekap mulutnya dan mencekik.

Tulang Punggung Keluarga
Ibunda Hadryil Choirun Nisa'a (25) merasa sangat kehilangan atas kepergian putrinya untuk selamanya. Sebab, gadis 25 tabun ini sebagai tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal dunia.
Ibunda Nisa'a di kamar jenazah hanya bisa termenung berada di samping jenazah putrinya. Ia tidak punya firasat apa-apa bahwa putrinya akan meninggalkan untuk selamanya.
"Nisa'a ini tulang punggung keluarga. Ayahnya sudah tidak ada. Anaknya saat kuliah sambil kerja. Juga membiayai sekolah adiknya yang sekarang baru lulus SMA," kata ibunda Nisa.
"Almarhum ayah Nisa'a juga pernah usaha bersama dengan bapaknya (Ayub). Kemudian, kemarin Nisa'a juga usaha bareng di kafe itu dengan berjualan makanan. Jadi, tidak ada curiga sampa sekali," imbuhnya.
Bahkan, Ibunda Nisa'a juga heran dengan perbuatan Ayub yang sudah niat menjebak anaknya. Sebab, korban dibawakan kucing di kafe untuk memancing putrinya masuk kafe. "Kok tega sekali. Padahal orangtuanya juga pernah usaha bersama almarhum Bapak Nisa'a," katanya.
Sementara, teman-teman kerja korban saat di kamar jenazah RSUD Ibnu Sina mengenang korban sebagai pekerja yang rajin dan ulet selama 7 tahun terakhir.
"Orangnya grapyak dan baik. Kemarin sore jam 16.00 WIB pulang kerja, kemudian mengantarkan temannya pulang sehingga kami masih tidak percaya atas musibah ini," kata teman kerja yang enggan menyebutkan namanya.