Kabar Tulungagung
Fakta 19 Anak di Tulungagung Dinodai Sidiq Alias Bang Jek, 11 Tahun Tak Terungkap Karena 3 Faktor
Fakta 19 Anak di Tulungagung Dinodai Sidiq Alias Bang Jek, 11 Tahun Tak Terungkap Karena 3 Faktor
Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM - Setidaknya ada tiga faktor yang membuat aksi Sidiq Tulungangung yang ajak 19 anak dibawah umur bercinta sesama jenis selama 11 tahun terakhir tak pernah terungkap.
Ketiga faktor tersebut yang membuat aksi Sidiq selama 11 tahun terakhir mengajak anak dibawah umur bercinta sesama jenis berjalan dengan lancar tanpa diketahui siapapun.
Salah satu faktor yang paling disoroti adalah kecenderungan korban yang enggan melaporkan perbuatan Sidiq karena dianggap sebagai aib keluarga.
Muhajar Sidiq, pria asal Tulungagung akhirnya diamankan oleh pihaki kepolisian lantaran kasus hubungan sesama jenis dengan anak dibawah umur.
Pria berusia 42 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai pengumpul barang-barang bekas tersebut tega mengajak 19 anak yang masih berusia dibawah umur untuk berhubungan sesama jenis.
Saat ditangkap, diketahui jika aksi Sidiq tersebut teah ia lakukan sejak tahun 2008.
Fakta ini menunjukkan jika pria yang sampai saat ini masih bujang tersebut terhitung sudah genap 11 tahun lamanya menyembunyikan aksi bejatnya itu.
Bagaimana aksi Sidiq tersebut tak pernah terendus selama 11 tahun terakhir?
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Festo Ari Permana menuturkan faktor-faktor yang mendukung Sidiq dalam melancarkan aksinya selama 11 tahun terakhir.

• Motif Anak Bacok Ibu Kandung di Blitar, Sembunyi di Dalam Rumah Takut Diamuk Massa Akhirnya Ditembak
Setidaknya ada tiga faktor yang membuat Sidiq bisa bertahan lama dalam menyembunyikan aksi bejatnya dari masyarakat.
Pertama, modus bujuk rayu Sidiq yang cenderung intimidatif.
Festo mengungkap, Sidiq terkadang menjalankan aksi bejatnya dengan membujuk korban dengan iming-iming imbalan sejumlah uang.
"Pelaku merayu korban dengan memberikan imbalan uang sekitar Rp 20 Ribu hingga Rp 50 Ribu," kata pria berkumis itu di Balai Wartawan Gedung Mapolda Jatim, Jumat (13/9/2019).
Kedua, Sidiq pandai menghilangkan jejak.
Pria berkumis itu menuturkan, Sidiq saat merasa aksinya bakal terbongkar, buru-buru menghilangkan jejak.
Cara yang paling sering Sidiq lakukan untuk menghilangkan jejak adalah dengan memutus komunikasi secara tiba-tiba dengan para korban.
"Karena berberapa korban ini, setelah pelaku melakukan tindakan itu sudah dihilangkan jejaknya, komunikasi hilang, jadi ada kemungkinan lebih dari 19 orang," ungkapnya.
Ketiga, kecenderungan korban yang enggan melaporkan tindakan kekerasan seksual yang dialaminya.
Salah satu hal yang membuat aksi Sidiq selama 11 tahun terakhir berjalan mulus adalah para korban malu dengan apa yang ia alami dan menganggap semuanya adalah aib.
Sehingga, korban pun tidak melaporkan Sidiq pada pihak yang berwajib.
"Jadi karakter kasus ini, memang seperti itu, si korban susah melaporkan karena menganggap itu aib, dan segala macam. Disatu sisi dia diiming-imingi, sehubungan apa yg dilakukan mendapat imbalan," pungkasnya.
Si pelaku, Muhajar Sidiq pun berterima kasih kepada polisi setelah ditangkap di rumahnya di Ngantru, Tulungagung.

Pengepul barang bekas ini diduga berhubungan sesama jenis dengan 19 anak di bawah umur selama 11 tahun.
19 korban ini berusia antara 14 tahun sampai 19 tahun.
Dalam sepekan, pelaku mengaku berhubungan dengan tiga pria di bawah umur.
“Sehari hanya sekali,” kata Sidiq kepada SURYAMALANG.COM di Mapolda Jatim, Jumat (13/9/2019).
Dari 19 korban itu, ada satu korban yang paling sering diajak berhubungan sesama jenis.
“R (inisial) yang paling lama,” ungkapnya.
Sidiq mengaku jika dia mengalami orientasi yang berbeda dari kebanyakan orang.
“Saya kelainan. Saya mau sama cowok, dan tidak nonton film dewasa,” ungkapnya.
Namun, Sidiq mengaku berterima kasih pada penyidik Polda Jatim.
“Saya merasa sayang sama mereka. Saya berterima kasih kepada Polda Jatim. Saya ingin sembuh dan tobat,” jelasnya.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Festo Ari Permana menuturkan perbuatan tak pantas itu terungkap setelah ada keluarga korban yang melapor ke Polres Tulungagung.
Seiring proses penyelidikan, polisi mencatat ada 19 korban.
Dari 19 korban itu, ada yang tinggal bertetangga dengan pelaku.
Tapi, ada pula yang berasal dari desa lain.
“Tidak semua korban adalah tetangganya,” tambahnya.
Festo menambahkan cara pelaku menggaet calon korban terbilang cerdik.
“Ketika melihat korban, dia kenalan lalu diajak ke warung kopi (warkop).”
“Lalu dia merayu, dan mengiming-imingi,” terangnya.
• BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Aksi Vandalisme di Underpass Karanglo & Penangkapan Pasar Pil Koplo
• BERITA AREMA POPULER Hari Ini, Hasil Imbang Borneo FC Puas di Laga Tandang & Penyesalan Tim Arema FC