Kabar Jombang

Viral Surat Siswa MI di Jombang Izin Tak Masuk Sekolah demi Nonton Karnaval, Ini Faktanya

SURAT IZIN NONTON KARNAVAL itu ditulis Subeki, orangtua siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di #Jombang. Inilah hasil verifikasi reporter pada dua pihak.

Penulis: Sutono | Editor: yuli
ist
SURAT IZIN NONTON KARNAVAL - Surat izin itu ditulis Subeki, orangtua dari seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah Syafi'iyah Bandung II, Desa Bandung Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Pada Sabtu (21/9/2019), viral di aplikasi WhatsApp, sebuah surat permohonan izin tidak masuk sekolah bagi anaknya, untuk menonton karnaval.

Surat ditulis Subeki, orangtua dari seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah Syafi'iyah Bandung II, Desa Bandung Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Surat tulisan tangan itu viral di WhatsApp dan menjadi pergunjingan karena isinya tergolong tak biasa, cenderung unik.

Berdasarkan foto yang diterima SURYAMALANG.COM dari grup WhatsApp, surat berisi permohonan izin tidak masuk sekolah untuk salah satu siswa yang ditujukan kepada guru wali kelas 3 di MISS Bandung II.

Pada awal surat seperti tanggal, perihal, alamat surat serta pembuka surat, tidak terlihat ada yang ganjil. Pada pembuka surat juga dituliskan nama murid dan kelas yang bersangkutan.

Namun, saat menuliskan alasan izin tidak masuk sekolah, ada kalimat tidak lazim.

Dalam surat pemberitahuan alasan tidak masuk sekolah, di situ tertulis, "Tidak bisa mengikuti pelajaran seperti biasanya dikarenakan 'Nangis Berok-berok Jalok Nontok Karnafal' (Menangis keras minta nonton karnaval)".

Kata-kata dalam surat itu juga diikuti dengan pertanyaan bernada sindiran kepada penyelenggara karnaval budaya yang tidak tepat dalam memilih waktu pelaksanaan pawai budaya.

Pada Sabtu pagi itu, Pemkab Jombang memang menggelar pawai budaya dengan start di alun-alun Jombang, melintasi jalan Jalan wahid Hasyim dan finish di bundaran Ringin Contong. Pawai dimulai pukul 08.00 WIB.

"Piye Bu Mundjidah (Bupati Jombang) iki? Ngadakno karnafal kok bareng arek sekolah, wayahe lak yo mari dhuhur koyok biasae, ngeten niki sing salah sopo? (Bagaimana Bu Mundjidah (Bupati Jombang) ini? Mengadakan karnaval kok bersamaan jam anak sekolah, mestinya kan habis dhuhur seperti biasanya, kalau seperti ini siapa yang salah?)" demikian isi surat tersebut.

Surat itu ditutup dengan kalimat, "Bapak/Ibu Guru Mohon Maklum Nggeh..??". Di bagian akhir, ada tanda tangan, dan kemudian nama lengkap orang tua siswa, bernama Subeki.

Pihak MISS Bandung II membenarkan adanya surat yang dikirimkan salah satu orang tua murid, dan beredar di medsos, khususnya aplikasi Whatsapp, Sabtu lalu.

"Memang benar di sekolah kami, sekolah yang putri," kata guru MISS Bandung II, Khoirul Muanam, kepada SURYAMALANG.COM, Senin (23/9/2019).

Dijelaskan, surat tersebut sebenarnya hanya tersebar di kalangan guru melalui grup internal sekolah. Namun tanpa diduga, surat itu tersebar keluar dan menjadi viral.

Pada Sabtu, lanjut Khoirul Muanam, ada sejumlah siswa yang tidak masuk sekolah. Namun, dia tidak bisa memastikan alasan dari murid lainnya yang tidak masuk sekolah.

Pada hari itu, sekolah tetap masuk seperti biasanya meski pada saat bersamaan ada kegiatan pawai atau karnaval budaya di Kota Jombang. "Sabtu tidak libur, sekolah tetap masuk," kata Muanam.

Subeki, yang menulis surat permohonan izin bagi putrinya, juga mengakui surat yang beredar luas melalui Whatsapp itu ditulis olehnya.

Warga Dusun Gebang Malang, Desa Bandung Kecamatan Diwek, Jombang itu menjelaskan, saat itu anaknya sejak pagi menangis menolak sekolah.

Anaknya yang kelas 3 MISS itu meminta untuk menonton karnaval atau pawai budaya yang digelar di Kota Jombang.

"Setelah sarapan, mau saya mandikan anak saya menolak. Ngotot terus minta nonton karnaval. Terus berontak, saya nasihati sekolah lebih penting dari karnaval. Tapi dia tetap minta nonton karnaval," tutur Subeki.

Karena anaknya demikian ngotot ingin menonton karnaval, Subeki akhirnya mengalah. Subeki pun akhirnya menulis surat izin agar anaknya bisa menonton karnaval.

Surat itu, beber Subeki, dia tujukan kepada wali kelas 3 di sekolah tempat anaknya belajar. Dia mengaku kaget karena surat yang ditulisnya beredar keluar dan menjadi viral.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved