Berita Malang

BERITA MALANG POPULER, Mahasiswa UM Asal Mojokerto Tewas di Kamar Kos & Portal Jembatan Roboh

BERITA MALANG POPULER, Mahasiswa UM Asal Mojokerto Tewas di Kamar Kos & Portal Jembatan Roboh

Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
KOLASE SURYAMALANG.COM
BERITA MALANG POPULER, Mahasiswa UM Asal Mojokerto Tewas di Kamar Kos & Portal Jembatan Roboh 

SURYAMALANG.COM - Berita Malang populer hari ini, Minggu 6 Oktober 2019 salah satunya adalah kisah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) asal Mojokerto yang ditemukan tewas di kamarnya. 

Selanjutnya, adalah robohnya portal jembatan Muharto Kota Malang yang baru dipasang selama 4 hari.

Dan yang terakhir adalah, Kisah Yuliati yang mengajarkan membatik bagi perempuan korban KDRT

Berikut selengkapnya berita Malang populer hari ini yang berhasil SURYAMALANG.COM rangkum dari liputan langsung wartawan di lapangan.

1. Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UM) asal Mojokerto Tewas di Kamar Kos

Polisi saat melakukan olah TKP di kamar kos di Jalan Terusan Sigura-gura, Kota Malang, Jumat (4/10/2019).
Polisi saat melakukan olah TKP di kamar kos di Jalan Terusan Sigura-gura, Kota Malang, Jumat (4/10/2019). (Polsek Sukun)

Seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Jalan Terusan Sigura-gura Perum Pondok Harapan Indah (Poharin) Blok E, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jumat (4/10/2019).

Mahasiswa UM yang meninggal dunia di kamar kosnya itu diidentifikasi bernama Bagus Panggalih (21) warga Dusun Daleman, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. 

Kapolsek Sukun Kompol Anang Tri Hananta mengatakan korban adalah mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Negeri Malang Angkatan tahun 2017.

“Betul masih mahasiswa. Ditemukan kemarin Jumat (4/10/2019),” ujar Anang, Sabtu (5/10/2019).

Ia menjelaskan kronologis penemuan jasad Bagus berawal dari laporan teman kosnya bernama Annas Putra Annuraga.

Kata Annas, Bagus mengeluh sakit tenggorokan sejak Selasa (1/10/2019) dan mengurung diri di kamar.

Pada Kamis pukul 23.00 WIB, Bagus mengirim pesan kepada Annas dan meminta dibelikan roti.

Karena Annas masih menyelesaikan pekerjaan di luar, ia baru tiba di rumah kos pukul 00.30 WIB.

“Waktu dibuka kamarnya ternyata korban sudah ndak sadar. Dibawa ke dokter sudah meninggal,” imbuhnya.

Di samping jenazah Bagus, ditemukan larutan penyegar serta sebungkus multivitamin.

Selain itu, ada semangkuk soto yang isinya sudah dihabis.

“Soto ini pesan via ojek online,” kata Anang.

Polisi langsung melakukan olah TKP dan membawanya ke instalasi kamar mayat RS Saiful Anwar.

Jenazah Bagus saat ini juga sudah dibawa ke rumah duka di Mojokerto. (Aminatus Sofya)

2. Portal Jembatan Muharto Roboh

Portal pembatas ketinggian kendaraan yang baru dipasang Dinas Perhubungan Kota Malang ambruk di Jembatan Kedung Loncing, Jalan Muharto, Kota Malang, Sabtu (5/10/2019).
Portal pembatas ketinggian kendaraan yang baru dipasang Dinas Perhubungan Kota Malang ambruk di Jembatan Kedung Loncing, Jalan Muharto, Kota Malang, Sabtu (5/10/2019). (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Baru dipasang empat hari, portal Jembatan Muharto, Kota Malang roboh akibat ditabrak mobil pikap bermuatan kayu, Sabtu (5/10/2019) sekitar pukul 11.00 WIB.

Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, mobil pikap yang tidak diketahui pelat nomornya itu melaju dari arah timur ke barat.

Setelah sampai di Jembatan Muharto, pikap tersebut melaju kencang dan tidak mempedulikan portal di sisi timur jembatan.

Akibatnya, portal setinggi 2,5 meter itu roboh.

Tidak ada korban jiwa akibat robohnya portal warna kuning tersebut.

“Pikapnya melaju kencang, dan langsung menerobos portal. Lalu portalnya roboh.”

“Saat itu jalan tidak begitu ramai, dan cuacanya terik,” ucap Mariyadi (56), seorang warga.

Hantaman keras dari mobil pikap tersebut menjadikan portal yang terbuat dari besi itu terbelah menjadi dua bagian.

Menurutnya, portal juga sempat diserempet mobil boks bermuatan sehari setelah portal itu dipasang.

“Biasanya kalau ada petugas, truk atau mobil boks dilarang lewat. Tapi tadi tidak ada petugas,” ucapnya.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Agoes Moelyadi mengatakan petugas telah mengamankan pengemudi mobil pikap tersebut, dan sudah dibawa ke Polsek Kedungkandang.

“Kami akan minta ganti rugi. Portal ini wewenang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),” tandasnya.

Sebagai informasi, portal Jembatan Muharto dipasang pada Kamis (3/10/2019).

Portal tersebut dipasang agar kendaraan berat tidak melalui jembatan yang  membelah Sungai Brantas tersebut.

Portal yang dipasang sendiri memiliki ketinggian 2,5 meter.

Batasan ketinggian tersebut diterapkan, agar kendaraan besar yang memiliki berat 3 Ton, tidak melewati Jembatan Muharto.

Dikarenakan, jembatan sepanjang 40 meter tersebut kini kondisinya telah retak, dan ada penurunan konstruksi jembatan sedalam 10 sentimeter. (Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah)

3. Yuliati Ajari Korban KDRT Membatik

Penggagas Kelompok Perajin Batik Citra Gendis, Yuliati di Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Penggagas Kelompok Perajin Batik Citra Gendis, Yuliati di Gondanglegi, Kabupaten Malang. (SURYAMALANG.COM/Aminatus Sofya)

Yuliati memegang kain berwarna putih. Canting di tangan kanannya meliuk mengikuti pola yang digambar lebih dulu.

Di samping Yuliati, duduk pula perempuan lain. Mereka membatik bersama.

Yuliati adalah ibu rumah tangga asal Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Dia menggagas kelompok perajin batik yang diberi nama Citra Gendis pada tahun 2016. Kini, kelompok itu beranggotakan 45 orang.

Yuliati mengatakan 80 persen anggota Citra Gendis adalah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Tidak ingin para korban KDRT ini terus menderita, ia akhirnya membekali para perempuan ini membatik. Berbekal pengalaman bisnis yang telah ditekuni sejak tahun 2014.

“Saya ajak membatik, berdaya. Tidak lagi tergantung kepada suami,” kata Yuliati kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (5/10/2019).

Awalnya tidak banyak yang tertarik mengikuti kelas membatik tersebut.

Tahun 2014 misalnya, dari 25 orang yang mengikuti pelatihan, hanya tiga orang yang melanjutkan bisnis batik.

Hal itu tak menyurutkan niat Yuliati mengentaskan KDRT di Gondanglegi.

Dia terus bergerilya mengajak para perempuan di sekitarnya.

“Saya jual Rp 200.000 per lembar. Melihat untungnya lumayan, mulai banyak yang tertarik. Sekarang anggota sudah 45 orang,” ucap dia.

Anggota Citra Gendis, Jamilah mengaku membatik adalah salah satu mengatasi kemelut rumah tangganya.

Dalam sebulan, batik yang dibuat Jamilah mampu menghasilkan untung sebesar Rp 2 juta.

Jauh dari toko kelontong yang menjadi mata pencaharian sebelumnya.

“Alhamdulillah,” katanya.

Dia menambahkan anggota Citra Gendis cukup solid. Setiap bulan, selalu digelar pertemuan dan saling berbagi ilmu satu dengan yang lain.

“Setiap pertemuan selalu dapat ilmu baru. Kami saling tukar pikiran satu sama lain,” ucapnya.

Usung Motif Khas Gondanglegi

Batik yang dihasilkan perajin Citra Gendis sangat khas. Motif batik menampilkan buah gondang dan tebu yang menjadi ciri Kecamatan Gondanglegi.

Untuk warna, mereka memadukan pewarna alami dan sintesis. Pewarna alami berasal dari tanaman, kayu dan daun.

“Proses ini sangat susah. Bahkan saya harus keliling Gondanglegi dulu,” ujar Yuliati.

Yuliati menceritakan untuk membuat batik tulis, dibutuhkan waktu selama tujuh hari.

Satu lembar kain batik tulis katun, dihargai Rp 800.000 sampai Rp 1 juta.

“Kalau sutera bisa sampai Rp 2 juta,” ucapnya.

Dia mengaku kewalahan melayani permintaan batik tulis yang datang dari para konsumen.

Selain dipasarkan offline, para perajin juga menjual batiknya menggunakan media sosial alias online.

Kini, Citra Gendis mulai merambah ecoprint. Pelanggan yang datang biasanya langsung membeli tanpa menawar terlebih dahulu.

Hingga sekarang, kelompok perajin yang merupakan mantan korban KDRT ini belum mendapat bantuan modal dan alat dari pemerintah. Segalanya mereka pikul dan jinjing secara swadaya. (Aminatus Sofya)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved