Potret SPPG Malang Raya

Cegah Keracunan saat Makan Bergizi Gratis, Ini Langkah yang Dilakukan SMP Negeri 2 Kota Malang

Cegah Keracunan saat Makan Bergizi Gratis, Ini Langkah yang Dilakukan SMP Negeri 2 Kota Malang

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan
MENIKMATI MBG - Siswa SMP Negeri 2 Kota Malang saat menyantap hidangan MBG yang dipasok oleh SPPG Lanal Malang, Kamis (2/10/2025). Diketahui, SMP Negeri 2 Kota Malang memperketat pengawasan MBG sebagai antisipasi mencegah kasus keracunan seperti yang terjadi di sejumlah daerah. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - SMP Negeri 2 Kota Malang memperketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebelum dibagikan ke siswa.

Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi, menyusul maraknya kasus keracunan MBG di sejumlah daerah.

Humas SMP Negeri 2 Kota Malang, Ronny Afrian mengatakan, bahwa suplai MBG untuk sekolahnya tersebut berasal dari SPPG Lanal Malang.

"Untuk program MBG di sekolah kami, sudah dimulai pada awal Agustus lalu dan terus berjalan."

"Mulai dari SPPG sampai ke sekolah, ada petugas dari Badan Gizi Nasional (BGN) ikut mengawal dan mengawasi proses pendistribusian," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (2/10/2025).

Untuk pendistribusian MBG di SMP yang terletak di Jalan Prof Moch Yamin, Kecamatan Klojen tersebut, dilakukan satu tahap.

Yaitu, dikirim dan diterima pihak sekolah pada jam 10.30 WIB tiap hari Senin sampai Jumat.

Baca juga: 3 Temuan Parah Keracunan MBG: Ayam Dibeli Sabtu Dimasak Rabu, Pencucian Wadah Jorok di Air Keruh

"Setelah diterima, pasokan MBG ditaruh di meja untuk kemudian dihitung jumlahnya sesuai atau tidak dengan jumlah murid kami."

"Kemudian, dilanjutkan dengan pengecekan secara acak atau random sampling," jelasnya.

Random sampling yang dilakukan yaitu mengambil acak salah satu MBG untuk kemudian wadahnya dibuka dan dicium aromanya.

Apabila tercium bau basi atau bau aneh lainnya, maka MBG tidak boleh diberikan ke siswa dan dikembalikan ke pihak SPPG.

Sedangkan untuk penyediaan alat makan sendok, pihak sekolah mewajibkan siswa membawa sendiri. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari menjaga higienitas.

"Selain itu, wali kelas wajib mendampingi ketika siswa menerima dan mau memakan MBG."

"Tidak boleh langsung dicicipi, tetapi dicium dulu aromanya. Kalau baunya basi atau bau aneh, maka ditaruh dan dikembalikan," ungkapnya.

Ronny menuturkan, bahwa evaluasi berkala dilakukan tiap seminggu sekali.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved