Nasional
Nama-nama Menteri Jokowi Disinyalir Tak Menjabat Lagi di Periode 2019-2024, Ada Susi Pudjiastuti
Nama-nama menteri Jokowi yang disinyalir tak akan menjabat lagi di periode 2019-2024, sosok Susi Pudjiastuti masuk daftar.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Lukman pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kemenag Jawa Timur.
Dalam kasus ini, mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy ditetapkan sebagai tersangka.
Lukman disebut menerima Rp 70 juta dalam kasus suap jual beli jabatan di Kemenag ini.
PPP pun mengakui tak mengusulkan nama Lukman sebagai menteri di kabinet berikutnya.
6. Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo

Kabar Tjahjo Kumolo tidak masuk lagi di kabinet Jokowi jilid 2, memang sudah tersiar lama.
Sebab, politikus PDIP itu telah berpamitan di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kamis (15/8/2019).
"Saya mohon maaf selama hampir 5 tahun kurang 1,5 bulan ini ada hal-hal yang kurang berkenan, berbagai sikap, pernyataan, kebijakan," kata Tjahjo dalam sambutannya.
"Tentu ada kekhilafan. Saya mohon maaf sebesar-besarnya," ujar dia.
Tjahjo kemudian menyampaikan pamit secara resmi.
Dia memahamim tugasnya akan selesai dalam beberapa hari terakhir ini.
"Ini pamitan saya resmi, mungkin tidak bisa bertemu karena akan selesainya masa tugas Kabinet Kerja 1."
"Untuk selanjutnya, mari kita tunggu tanggal mainnya, bagaimana komposisi kabinet berikutnya," kata Tjahjo, dikutip dari Kompas.com.
7. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti

Walau banyak digadang-gadang sejumlah kalangan untuk kembali sebagai menteri, tapi Susi Pudjiastuti telah berpamitan.
Hal inilah yang disinyalir bila menteri kesayangan warganet itu tidak lagi dipakai Jokowi.
Saat berpamitan dengan sejumlah awak media, Senin (9/9/2019), Susi mengaku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
"Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf apabila selama kita berinteraksi ada hal-hal yang tidak mengenakkan awak media karena saya orangnya sedikit tengil," kata Susi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada staf KKP yang selama ini membantunya dalam bekerja.
"Saya berterima kasih atas bantuannya, dukungannya, effort-nya, tanggung jawabnya, komitmennya."
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih," kata dia.
Susi juga berpamitan kepada anggota DPR saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR.
Susi meminta maaf karena dia kerap keras kepala selama lima tahun memimpin KKP.
Ia mengatakan, hal itu perlu dia lakukan karena memiliki obsesi memperbaiki sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Walaupun saya dikenal tukang nembakin kapal, saya menjalankan amanah, bukan untuk pribadi," kata dia.
"Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf. Saya tidak pernah berpengalaman jadi menteri sebelumnya, jadi mohon maaf," kata dia.
Daftar Menteri Terburuk Menurut Faisal Basri
Ekonom senior Faisal Basri memberikan catatan kinerja para menteri Kabinet Kerja Jilid I jelang masa akhir jabatan mereka.
Dilansir dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (18/10/2019), Faisal Basri membeberkan siapa menteri dengan rapor terbaik dan terburuk.
Menteri dengan Kinerja Terbaik
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Menurut Faisal Basri menteri dengan kinerja terbaik adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
2. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Kedua ada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
"Rapor paling baik misalnya Pak Basuki, kemungkinan masuk (dipertahankan-red)," kata Faisal Basri.
"Rapor yang baik juga Bu Susi, mudah-mudahan masuk," imbuhnya.
Menteri dengan Kinerja Terburuk
1. Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian)
Pembawa acara lantas menanyakan siapa menteri dengan kinerja terburuk menurutnya.
"Pertama Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian), tapi kan dia Ketua Umum Golkar," kata Faisal Basri.
"Dalam perspektif saya ya kalau jadi menteri ya jangan menteri perindustrian, tempat dia gagal, atau menteri pertanian misalnya."
Menurut Faisal Basri, sejak dipegang Airlangga Hartarto, industri Indonesia semakin terpuruk.
"Pertumbuhannya semakin melemah, peranan industri di dalam PDB turun terus," ungkap Faisal Basri.
"Dan terendah sepanjang sejarah, maksudnya pasca-Orde Baru, tinggal 19 persen."
"Yang diomongin cuma 4.0, industri yang keluar Esemka, itu mah bukan industri."
"Jadi tidak memiliki roh industri walau ayahnya orang hebat di industri," sambungnya.
2. Rini Soemarno (Menteri BUMN)
Pembawa acara kemudian nama lain menteri yang dinilai terburuk.
"Menteri yang gagal lain ya, Rini Soemarno (Menteri BUMN)," katanya.
Ia menyebut setidaknya ada 6 menteri yang memiliki rapor merah.
3. Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan
Selanjutnya menurut Faisal Basri, menteri yang gagal adalah Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.
"Luhut Pandjaitan, dia lebih bertindak sebagai perdana menteri ketimbang menteri koordinator," ucap Faisal Basri.
"Semua urusan diambil alih, tapi presidennya membiarkan, ya terserah ya."
"Tapi enggak elok negeri seperti itu," tambah Faisal Basri.
4. Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Selanjutnya ada Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Menteri pertanian nih makin kacau saya lihatnya," beber Faisal Basri.
"KKN-nya semakin menjadi-jadi."
5. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Pembawa Acara menanyakan nama lain menteri yang dinilai Faisal Basri memiliki kinerja terburuk.
Faisal Basri lantas menyebut nama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
"Enggartiasto Lukita," ucap Faisal Basri.
Di akhir acara, para narasumber kembali membahas soal dominasi kinerja Luhut Pandjaitan di pemerintahan.
"Saya kira Pak Jokowi membutuhkan menteri yang namanya menteri segala urusan," sindir analis politik Ray Rangkuti.
"Nah itu Pak LBP cocok itu masuk di dalam."
"Kalau dikait-kaitkan pasti ada kaitannya, tapi benar enggak itu, tupoksi, menteri agama, soal budaya, kan ada," imbuhnya.
"Menko itu mengkoordinir, bukan mengambil alih tugas kementerian, enggak jelas itu," sahut Faisal Basri menimpali.
"Apalagi sampai urusan teknis loh ya," tambah Ray Rangkuti.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini mulai menit ke-5.14: