Malang Raya

MIN 1 Kota Malang Diliburkan 5 Hari setelah Ratusan Siswa Positif Carrier Difteri

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah MIN 1 Kota Malang akhirnya diliburkan setelah ratusan siswa menderita penyakit carrier difteri.

Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
ARSIP - Suasana pengembalian formulir PPDB di MIN 1 Kota Malang, Minggu (25/3/2018). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kegiatan belajar mengajar di Sekolah MIN 1 Kota Malang akhirnya diliburkan setelah ratusan siswa menderita penyakit carrier difteri.

Libur sekolah tersebut dimulai sejak hari ini tanggal 23-27 Oktober 2019.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah MIN 1 Kota Malang, Suyanto saat dihubungi SURYAMALANG.COM, Selasa (22/10/2019).

"Biar mereka belajar mandiri dulu di rumah. Agar memutus mata rantai penularan," ucapnya.

Suyanto mengatakan, ada 212 siswa dari 1.617 siswa dan 15 guru di MIN 1 Kota Malang yang menderita difteri carrier.

Kebanyakan, mereka yang terjangkit difteri carrier merupakan siswa kelas II.

Penyakit difteri carrier yang diderita oleh para murid tidak membuat anak tersebut sakit.

Namun, anak yang positif terjangkit difteri carrier bisa menularkan penyakitnya ke orang lain.

"Anak-anak ini sehat. Cuma mereka membawa kuman. Kalau tidak segera ditangani bisa menular ke orang lain dan mereka bisa sakit," ujarnya.

Supaya penyakit ini tidak menular, pihak sekolah telah melakukan SWAB secara mandiri.

SWAB tersebut dilakukan oleh para siswa, guru dan juga karyawan di lingkungan MIN 1 Kota Malang.

Apabila nanti hasilnya ada murid yang hasilnya positif difteri, nantinya akan diberikan obat untuk membunuh kuman.

"SWAB pertama sudah kami lakukan kemarin. Nanti SWAB kedua akan kami lakukan di hari Senin," ujarnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr Supranoto mengatakan, bahwa kasus difteri di MIN 1 Kota Malang sudah ditindaklanjuti sesuai kebijakan provinsi.

Yakni dengan memberikan profilaksis kepada siswa yang telah positif difteri.

Pemberian obat profilaksis harus dilakukan terus-menerus selama tujuh hari.

"SWAB sudah dilakukan. Hasilnya ada yang positif difteri. Tapi anaknya sehat gak sakit. Dan semua anak telah diberi profilaksis," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved