BERITA MALANG POPULER Hari ini, 35 Pohon Pinus Dicuri & Alternatif Rute Tol Malang - Kepanjen

BERITA MALANG POPULER Hari ini, 35 Pohon Pinus Dicuri & Alternatif Rute Tol Malang - Kepanjen

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
google maps
Lokasi interchange Madyopuro, Kota Malang, bagian dari proyek jalan tol Pandaan - Malang. 

"Perbuatannya tersebut dilakukan selama 1 minggu. Akibat perbuatannya, pelaku  disangkakan pasal 83 ayat 1 UU RI No. 18 Tahun 2013," jelas Ainun.

2. Alternatif Rute Jalan Tol Malang hingga Kepanjen, Hindari Penggunaan Lahan Kas Desa

Lokasi interchange Madyopuro, Kota Malang, bagian dari proyek jalan tol Pandaan - Malang.
Lokasi interchange Madyopuro, Kota Malang, bagian dari proyek jalan tol Pandaan - Malang. (google maps)

Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat menyiapkan opsi rute alternatif untuk rencana pembangunan jalan tol dari wilayah Kota Malang menuju wilayah Kepanjen, Kabupaten Malang.

Ada tiga jalur alternatif untuk kelanjutan jalan tol Malang - Pandaan (Mapan) hingga Kepanjen.

Jalurnya, bisa dilalui mulai dari Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, hingga Kepanjen.

Bisa saja melalui rute Bululawang - Pakisaji - Kepanjen.

"Alternatif pilihan sudah kami usulkan ke Kementerian.  Kami menunggu perihal mana yang layak dipilih," ujar Wahyu ketika ditemui di Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo, beberapa hari lalu.

Wahyu menambahkan, diupayakan pembangunan jalan tol tak banyak melahap lahan pertanian produktif.

Wahyu mengatakan, soal pembebasan lahan, dari Kementerian PUPR dan pelaksana pembangunan tol ingin agar meminimalisir penggunaan tanah kas desa atau aset milik pemerintah.

Di sisi lain, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tomie Herawanto menuturkan skema perencanaan sudah ada, namun ada hal lagi yang harus dibahas.

Apalagi, Pemkab Malang harus bersepakat dengan Kementerian dan pelaksana pembangunan jalan tol terkait trase yang telah dikaji.

"Sudah ada. Tunggu kalau sudah ada kesepakatan," tutup Tomie. (Mohammad Erwin)

3. Gara-gara Hujan, Omzet Batu Street Food Festival hanya Rp 80 Juta, Tahun Lalu Bisa Rp 165 Juta

Batu Street Food Festival, halaman Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (3/11/2019).
Batu Street Food Festival, halaman Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (3/11/2019). (benni indo)

Supriyanto melahap nasi Jagung atau sega ampok yang ia beli dari sebuah stand Batu Street Food Festival, halaman Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (3/11/2019).

Lelaki asal Bandung itu mengaku senang bisa merasakan nasi jagung. Menurutnya, nasi jagung memiliki ciri khas rasa dibanding makanan tradisional lainnya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved