Kabar Tulungagung

Melihat dari Dekat Tradisi Sebar Uang dan Berebut Kue di Perdikan Tawangsari, Tulungagung

Melihat dari dekat tradisi sebaran duit (uang) dan rebutan jajan di Perdikan Tawangsari, di Desa Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: yuli
david yohanes
Ustazah ,elempar koin pada puluhan santri yang ikut tradisi sebaran duit (uang) dan rebutan jajan di Perdikan Tawangsari, di Desa Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jumat (8/11/2019). 

Melihat dari Dekat Tradisi Sebar Uang dan Berebut Kue di Perdikan Tawangsari, Tulungagung

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Sania Hana (10) tersenyum ceria, usai mendapatkan sejumlah uang koin hasil rebutan.

Sementara di tangannya juga ada sejumlah kue yang didapat juga dari rebutan.

Siswi kelas 4 SD ini mengaku mendapat empat bungkusan uang receh, yang totalnya Rp 2000.

"Uangnya nanti akan saya tabung," ucap Sania malu-malu.

Sania adalah salah satu dari puluhan santri yang ikut tradisi sebaran duit (uang) dan rebutan jajan di Perdikan Tawangsari, di Desa Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jumat (8/11/2019).

Tradisi ini sudah ada sejak pertama kali berdirinya Perdikan Tawangsari, di era Kerajaan Mataram Islam, untuk memperingati Maulud Nani Muhammad SAW.

Tawangsari hingga kini berkembang menjadi pusat Islam dengan ciri khas budaya Jawa.

Menurut Ketua Yayasan Paguyuban Setono Dalem Tawangsari (Pasendari), M Abdillah Subkhin falsafah sebaran duit, melambangkan Allah SWT yang memberikan rezeki pada manusia.

"Allah memberikan rezeki secara merata, tapi yang kita terima tidak sama. Bisa karena kurang usaha bisa karena keberuntungan," ujar Abdillah.

Sedangkan rebutan jajan adalah tradisi yang dikhususkan untuk anak-anak.

Diharapkan dengan rebutan ini anak-anak sadar kesulitan jika harus bersaing berebut dengan sesamanya.

Di masa dewasa mereka diharapkan jangan sampai rebutan.

Lebih jauh Abdillah berharap para santri meneladani Nabi Muhammad SAW, baik dari tradisi maupun rahmat.

"Dengan harapan, rahmat ini yang membawa kerukunan umat," sambung Abdillah.

Acara dilanjutkan pada malam hari, di masjid jami Perdikan Tawangsari.

Namun acara malam dikhususkan untuk orang dewasa.

Anak-anak dibuatkan acara khusus agar tidak ikut berebut dengan orang dewasa, karena bisa membahayakan mereka.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved