Universitas Ma Chung

Tahun ini, Bidik Misi Jangkau 1.094 Mahasiswa Kampus Swasta di Jawa Timur

Dari 500.000 mahasiswa di Jawa Timur, tahun ini yang mendapat beasiswa Bidik Misi sebanyak 1.094 orang. Ada kenaikan 760 orang dibanding tahun lalu.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
sylvianita widyawati
Kegiatan pembinaan mahasiswa di PTS penerima bidik misi tahun ini di Universitas Ma Chung Malang, Kamis (14/11/2019). 

SURYAMALANG.COM, DAU - Dari 500.000 mahasiswa di Jawa Timur, tahun ini yang mendapat beasiswa Bidik Misi sebanyak 1.094 orang. Ini mengalami kenaikan dari tahun lalu sebanyak 760 mahasiswa.

"Dari pemerintah memang ada kenaikkan," jelas Prof Dr Ir Suprapto DEA, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah VII Jawa Timur kepada suryamalang.com di kampus Universitas Ma Chung (UMC), Malang, Kamis (14/11/2019).

Dikatakan itu kuota yang diberikan dari pemerintah. "Kalau disisir ya banyak. Ini yang reguler. Nanti biasanya ada yang bidik misi jalur aspirasi dari anggota DPR RI di dapil masing-masing. Kisaran jumlahnya sama dengan reguler," kata dosen ITS Surabaya ini. Dikatakan jalur itu juga resmi namun dibawa para anggota DPR RI. "Saran saya ya berikan sesuai yang bisa diserap dibawah," ujarnya.

Ia memberikan contoh ada PTS di Madura ada yang mendapat 500. "Syaratnya sama juga dengan yang reguler untuk mendapatkan bidik misi. Yaitu mahasiswa dari keluarga tidak mampu namun berprestasi. Seperti memakai ukuran IPK," kata Suprapto. Biasanya tiap perguruan tinggi menentukan kriteria IPK yaitu di atas 3. Mahasiswa yang mendapat bidik misi, biaya SPP nya sebesar Rp 2,4 juta per semester langsung dibayar ke kampus.

Sedang bantuan biaya hidup mendapat Rp 700.000/bulan. Ini mengalami kenaikkan Rp 50.000 dari sebelumnya Rp 650.000/bulan. "Semoga nanti bisa naik Rp 100.000 per bulan. Tapi semua tergantung pada APBN," paparnya. Sementara itu Rektor Universitas Ma Chung Malang, Dr Murphin J Sembiring menyatakan di UMC menyatakan ada empat mahasiswa yang mendapat bidik misi.

Ia bersedia menerima tambahan lagi mahasiswa bidik misi sesuai perintah yayasan. "Bagi saya, mahasiswa bidik misi bisa jadi cermin lainnya. Ini kan tidak bisa dirupiahkan karena sebagai contoh karakter bagi lainnya," kata rektor. Memang ada subsidi bagi mahasiswa bidik misi karena SPP yang dibayarkan negara lebih kecil dari biaya sebenarnya. "Untuk mahasiswa bidik misi juga tidak boleh dipungut biaya saat KKN dan wisuda," tambah Murphin.

Sementara itu di acara "Pembinaan Bagi Mahasiswa Penerima Bidik Misi Pada PT Di Wilayah VII LL Dikti" diikuti sejumlah mahasiswa dari berbagai PTS di Jatim. Mereka mengenakan jas almamater beragam warna. Suprapto memberi inspirasi kesuksesan merujuk pada kisahnya. Pria asal Besuki, Kabupaten Situbondo ini ayahnya guru ngaji dan ibunya mengurus rumah.

S1 diselesaikan di Teknik Kimia ITS. Setelah mengajar di ITS selama 1,5 tahun, ia meneruskan S2 dan S3 di Perancis. Intinya ia menyemangati bahwa meski keluarga tidak mampu, namun banyak jalan bisa meneruskan kuliah dengan beasiswa. "Zaman saya dulu gak ada bidik misi. Adanya bidik sana bidik sini," ceritanya. Para penerima bidik misi diharapkan meneruskan kuliah hingga S3. Bahkan kini bidik misi juga menjangkau ke pendidikan profesi. Ini khususnya bagi yang S1 sudah dapat bidik misi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved