Malang Raya
Penanganan Stunting Termasuk Fokus Pemkab Malang Pada Tahun 2020
Pemkab Malang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersinergi menangani permasalahan stunting di Kabupaten Malang.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN – Pemkab Malang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersinergi menangani permasalahan stunting di Kabupaten Malang.
Stunting merupakan kondisi seorang anak yang tidak mendapat asupan gizi yang baik atau masalah kekurangan gizi kronik pada masa awal pertumbuhannya.
Penanganan stunting termasuk fokus Pemkab Malang pada tahun 2020.
Upayanya berbentuk satgas khusus penanganan stunting. Skemannya, setiap satu OPD (organisasi perangkat daerah) menangani satu kecamatan.
Tugas pendampingan tersebut juga berlaku bagi bupati, sekretaris daerah (sekda) dan seluruh kepala OPD di Pemkab Malang.
“Penanganan stunting menjadi fokus kami. Berikan pertolongan terbaik kepada ibu bersalin.”
“Sehingga angka kematian bayi bisa ditekan sekecil mungkin,” ungkap Sanusi, Bupati Malang kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (26/11/2019).
Sanusi menerangkan pemenuhan gizi yang baik bagi ibu dan anak mutlak harus terpenuhi.
Sanusi menyebut koordinasi IBI dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang sudah berjalan dengan baik.
“Selama ini komunikasi sudah baik. Kalau ada anak mengalami gejala stunting, segera koordinasi dengan dinas terkait agar diberi asupan gizi yang cukup,” ungkap pengusaha tebu itu.
Sementara itu, Ketua IBI Kabupaten Malang, Endah Pujiati mengaku sudah rajin memberi edukasi tentang pencegahan stunting dan kesehatan kehamilan.
Preeklamsia atau komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi juga harus diwaspadai oleh ibu hamil.
“Penyebab kematian banyak faktor. Seperti, preeklamsia. Kami selalu mengadakan pelatihan-pelatihan.”
“Juga menerapkan ilmu terbaru, jadi ada materi baru, kalau ada kasus kami turun ke tingkat ranting. Imunisasi juga rutin digelar,” ungkap Endah.
Endah menuturkan ada golden time atau waktu terbaik mengkonsumsi makan bergizi yakni sejak pra kehamilan.
“Kami juga rutin mengadakan pelatihan pencegahan itu. Stunting bisa dicegah mulai sejak pra nikah.”
“Kehamilan 1000 hari kehidupan bayi juga harus diperhatikan konsumsi gizinya,” ungkap Endah.
Di sisi lain, bidan Sri Hardini (50) sudah mengabdikan dirinya kepada masyarakat selama 28 tahun.
Bidan kelahiran Malang silam tersebut memaknai profesi sebagai bidan menjadi sebuah perjuangan dalam perjalanan hidupnya.
Perempuan yang membuka praktik di RT 42/ RW 04, Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang itu pentingnya pemberian gizi yang tepat dan mencukupi bagi ibu hamil.
Hal tersebut menjadi sangat penting karena gizi yang baik akan mencegah kelahiran bayi dalam kondisi stunting atau kerdil.
Untuk itu ia tak bosan memberikan pengarahan kepada pasien setiap kali memeriksakan kandungan di tempat praktiknya.
“Stunting bisa dicegah, ya melalui gizi yang baik. Makanlah makanan yang bergizi saat mengandung. Kemudian pastikan anak memperoleh ASI ekslusif,” papar Hardini
Hardini menyebut selama ini Pemkab Malang cukup peduli dengan pencegahan bayi stunting.
Bersama-sama ia sering melangkah bersama Pemerintah Kabupaten Malang mencegah bayi stunting di wilayah praktiknya.
“Untuk stunting dari pemerintah ada bantuan PMT, pelatihan untuk bidan, di desa juga ada rembuk stunting,” terangnya.
Sebagai bidan yang kenyang pengalaman persalinan, Hardini mempunyai berbagai tips, bagi para bidan-bidan muda. Menurutnya, mental yang kuat harus dimiliki para bidan.
“Jangan bosan-bosan melakukan pelatihan, penyuluhan kepada masyarakat. Jangan sampai lelah, jadi bidan harus kuat,” bebernya.