Malang Raya
BEM Se-Malang Raya Ikut Konferensi Mahasiswa Inklusif
Konferensi inklusif membahas optimalisasi kampus dalam mewujudkan pendidikan inklusi bagi penyandang difabel
Penulis: Bella Ayu Kurnia Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kementerian Sosial (Kemensos) dan Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) mengadakan acara Project Untuk Semua, Konferensi Mahasiswa Inklusif Se-Malang Raya ‘Mengoptimalisasikan Kampus se-Malang Raya Dalam Rangka Mewujudkan Pendidikan Inklusi Bagi Penyandang Difabel’.
Acara ini diadakan di gedung C lantai 10 Fakultas Hukum UB, Sabtu (30/11/2019).
Project Leader Acara, Muhammad Fadhali Yusuf mengatakan konferensi inklusif yang membahas tentang optimalisasi kampus dalam mewujudkan pendidikan inklusi bagi penyandang difabel belum pernah diadakan di Malang Raya.
“Setelah saya research selama beberapa tahun lalu, belum ada yang seperti ini di Malang Raya. Makanya kami berinisiatif bikin konferensi ini,” ujar Fadhali kepada SURYAMALANG.COM.
Fadhali mengatakan ada tiga sub materi yang akan dibahas dalam acara ini, yaitu tentang produk hukum, fasilitas, dan sosial budaya,” terangnya.
Fadhali mengibaratkan produk hukum itu seperti undang-undang tersendiri di setiap universitas.
Karena ada negeri dan swasta, maka universitas mempunyai produk hukum yang berbeda dan memiliki impact berbeda bagi kaum disabilitas.
Hal ini yang akan dikaji ulang dalam konferensi.
Fadhali mengatakan saat ini sejumlah kampus sudah mulai mempunyai fasilitas yang ramah terhadap kaum disabilitas.
Tapi, fasilitas tersebut masih belum efektif dan tidak tepat sasaran.
Selanjutnya mengenai sosial budaya sebenarnya akan lebih ditekankan terhadap perilaku masyarakat kepada kaum disabilitas.
“Apakah mereka merangkul, terus organisasi BEM-nya merangkul atau gimana.”
“Makanya kami mengajak BEM-BEM agar lebih peka terhadap penyandang disabilitas,” kata Fadhali.
Konferensi ini diikuti sekitar 120 peserta dari berbagai universitas di Malang Raya, seperti UMM, UIN, Polinema, Unmer, Universitas Gajayana, Universitas Widyagama, dan sebagainya.
Konferensi ini juga mengundang organisasi-organisasi kaum disabilitas, seperti Forum Malang Inklusi (FOMI), Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN), dan sebagainya.
Menurutnya, hasil konferensi akan dibuat pakta yang berisi tanda tangan setiap BEM.
“Pakta ini akan kami dikembalikan ke BEM agar mereka mengadvokasi ke rektorat masing-masing,” tuturnya.