Kabar Surabaya
Misteri Teriakan 'Ampun Bude' dari Gadis Cilik Surabaya Diusut Polisi, Ini 10 Temuan yang Terungkap
Misteri teriakan 'Ampun Bude' dari gadis cilik Surabaya diusut polisi, tubuh luka lebam, ini 10 temuan yang terungkap.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Misteri teriakan "Ampun Bude" dari gadis cilik Surabaya diusut polisi.
Teriakan terucap saat gadis cilik itu mengigau dan jadi salah satu indikasi lain atas dugaan penganiayaan.
Dugaan penganiayaan itu juga terlihat dari luka lebam yang terlihat di sekujur tubuh.
Dari data yang berhasil dihimpun SURYAMALANG.COM berikut 10 temuan yang berhasil terungkap.
1. Dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya

Terungkapnya dugaan penganiayaan pada gadis cilik berusia 4 tahun itu berawal dari kedatangannya untuk berobat ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Orang tua dari gadis berinisial JA membawa anaknya ke RSUD Dr Soetomo pada Jumat (29/11/2019) malam.
Orang tua JA sempat menyebutkan bahwa anaknya mengalami keracunan obat.
Kemudian dokter melaporkan hasil pemeriksaan itu ke polisi.
“Kata dokter, tidak ada keracunan obat pada tubuh korban. Justru ada luka lebam di beberapa bagian tubuh, seperti mata, kemaluan, punggung, dan tangan korban,” kata AKP Oloan Manulang, Kanit Reskrim Polsek Gubeng kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (30/11/2019).
2. Mau Membawa Pulang JA
Setelah mendapat kabar adanya temuan luka di beberapa tubuh anaknya, orang tua JA sempat ingin membawa anaknya pulang dan tidak melanjutkan perawatan.
Setelah koordinasi dengan polisi, dokter tidak bisa mengizinkan JA pulang karena masih butuh perawatan.
Bahkan,polisi sudah menerbitakan laporan polisi model A untuk mencegah JA dibawa pulang selama perawatan dan dimulainya proses penyelidikan.
“Kami sudah menerbitkan laporan polisi model A,” kata Oloan Kanit Reskrim Polsek Gubeng.
3. Mengigau "Ampun Bude"

Menurutnya, JA sesekali mengigau ‘Ampun Budhe’ beberapa kali.
“Menurut dokter, korban juga demam tinggi,” lanjutnya.
Saat ini polisi masih menyelidiki dugaan penganiayaan terhadap gadis cilik tersebut.
4. Warga Pacar Kembang Kaget
Warga geger mendengar informasi dugaan penganiayaan terhadap gadis cilik berinisial JA (4) di kawasan Pacar Kembang, Surabaya.
Dugaan penganiayaan itu mencuat setelah JA dibawa ke IRD RSUD Dr Soetomo Surabaya pada Selasa (26/11/2019).
Ketua RW VIII di kampung tersebut, Suparmo mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari gerak-gerik keluarga di dalam rumah tersebut.
5. Tidak Ada yang Mencurigakan
Selama ini warga hanya mengenal pria berinisial YG yang merupakan pakde dari JA.
YG hari bekerja sebagai tabib pengobatan alternatif.
Keluarga ini bukan asli Pacar Kembag. Keluarga ini baru mengontrak rumah bercat kuning itu pada Januari 2019.
“Dia biasa dipanggil Pak Ustad, dan pasiennya banyak. Bahkan ada polisi. Dia asli Mojo, Gubeng,” kata Suparmo kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (30/11/2019).
6. Polisi Sudah Datang ke Rumah
Selama ini tidak ada yang janggal pada keluarga YG.
“Tapi saat ditanya, istrinya memang agak berbelit. Tadi ada pak lurah, Binmaspol, dan dari kecamatan ke sini,” lanjutnya.
JA dan ibunya baru tinggal di rumah kontrakan milik YG pada Agustus 2019.
JA dan ibunya tinggal di lantai dua rumah tersebut.
Suparmo sempat kaget ketika polisi datang ke rumah tersebut.
Suparmo pun terkejut melihat foto JA dalam kondisi memprihatinkan.
“Kok bisa anak sekecil itu mengalami luka sampai begitu. Saya sempat ke warga. Katanya, warga tidak mendengar teriakan, tangisan, atau apapun,” tandasnya.
7. Kondisi Orang Tua Memprihatinkan

Selama ini gadis cilik berinisial JA tinggal bersama bude atau kakak dari ibu kandungnya di Jalan Pacar Kembang, Surabaya.
Diduga JA menjadi korban kekerasan atau penganiayaan.
“Bapaknya JA ditangkap polisi karena kasus narkoba. Sedangkan ibunya JA jualan mulai pagi sampai malam,” beber AKP Yahudi, Wakapolsek Gubeng kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (30/11/2019).
8. Ibu JA Takut Membuat Laporan
Sesuai temuan dokter, diduga JA mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.
Tapi, ibunya JA memilih tidak membuat laporan polisi karena takut kepada keluarganya.
“Kami sudah minta ibu korban untuk membuat laporan. Tapi, malah anaknya itu mau dibawa pulang.” kata beber AKP Yahudi.
“Atas dasar itu kami membuat laporan model A agar korban tetap dirawat, dan kami lakukan proses penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.
9. Ibu Menduga Anaknya Keracunan
Awalnya ibu JA mengita anaknya korban keracunan sehingga muntah-muntah usai makan cumi-cumi.
“Kata ibunya, korban habis makan cumi-cumi. Karena alergi dan diberi obat, kemudian muncul flek hitam di tubuhnya.”
“Ibunya JA sempat melihat ada benjolan di kepala anaknya. Itu sudah diobati, tapi tiba-tiba muntah-muntah,” lanjutnya.
10. Dua Saksi Diperiksa
Saat , polisi masih terus melakukan proses penyelidikan atas dugaan penganiayaan bocah berusia 4 tahun itu.
Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mengatakan pihaknya sudah memeriksa dua saksi.
“Saksi itu terdiri dari pelapor dan saksi dari rumah sakit,” kata Ruth.