Malang Raya

Bawa Isu Garam, Teknologi Smart Tongkang Karya Mahasiswa UMM Dibawa ke Jepang untuk Dilombakan

Melalui INNOPA (Assosiasi Promosi Penemuan dan Inovasi Indonesia) UMM maju bersama 17 tim dari Indonesia lainnya.

SURYAMALANG.COM/ Humas UMM
Tiga mahasiswa UMM yang akan ke Jepang dengan teknologi smart tongkang untuk memproduksi garam. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Karya inovasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan dibawa ke event tingkat dunia bernama Advance Innovation Jam (AI-JAM) di Tokyo, Jepang pada 8 Desember 2019.

Karya yang dibawa adalah Smart Tongkang atau yang akan diberi nama Smart Barge.

Melalui INNOPA (Assosiasi Promosi Penemuan dan Inovasi Indonesia) UMM maju bersama 17 tim dari Indonesia lainnya.

Sebelumnya peserta telah membuat deskripsi dan abstrak mengenai karya tersebut.

Karya ini mengangkat isu garam.

"Masih tinggi impor garam Indonesia. Negara mengeluarkan Rp1,34 Triliun untuk impor garam," jelas Zehandana Khatami Rasyid, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (5/12/2019).

Dengan biaya impor besar, namun petani garam lokal jauh dari kata sejahtera.

Karena itu perlu solusi berupa pernambahan lahan yang fleksibel dan bisa membantu percepatan produksi garam yang sesuai standar layak.

Sehingga lahannya bisa dipindah-pindah dan didekatkan menuju pabrik.

Ini juga bisa mengurangi biaya transport dan operasional truk mengangkut produk garam.

“Solusi berupa penambahan lahan terapung menjadi masuk akal. Selain itu dilengkapi teknologi tambahan berupa control device android untuk mengetahui posisi, kadar air, temperatur, dan pengaktifan fitur mekatronika otomatisnya,” terangnya tentang prototipe inovasinya.

Selain itu juga dilengkapi atap, cermin, generator kincir, sekop yang bisa dikendalikan otomatis, tongkang anti karat, tow hook, dan anchor sehingga mudah dipindahkan.

Dengan begitu, tambak garam hybrid diharapkan jadi solusi untuk membantu petani garam mempercepat pembuatan garam yang sesuai standar keperluan industri.

Dijelaskan, proses kristalisasi bisa dilakukan di atas laut. Selain itu kualitas garam juga bisa ditingkatkan seperti kebersihan, warna dan penurunan kadar air.

Juga bisa percepatan produksi yang semula 15 hari menjadi 8-10 hari karena rekayasa mekatronika.

Solusi ini diharapkan bisa menghentikan impor garam yang dilakukan pemerintah.

Dikatakan mahasiswa ini, sedang menyusun dokumen paten untuk produk ini. Ke Jepang ia akan bersama Haryo Widya Darmawan (angkatan 2015), dan Annisa Widya Nurmalitasari (angkatan 2007).

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved