Kabar Mojokerto

Di Balik Siswi SMAN 1 Mojosari Mabuk Sambil Joget Seksi, Total Ada 6 Siswi dan 1 Siswa Pesta Miras

Di Balik Siswi SMAN 1 Mojosari Mojokerto Mabuk Sambil Joget Seksi, Total Ada 6 Siswi dan 1 Siswa Pesta Miras

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: eko darmoko

"Ada alumnus yang mengirimkan video siswi ini ke WhatsApp, kami mencari informasi tenyata benar itu anak didik kami," jelasnya.

Menurut Ibnu, siswi SF saat itu usai mengikuti ujian akhir semester ganjil.

Ia bersama teman-temannya yaitu pelajar dari sekolah lain berkumpul di Cafe Paijo pukul 10.00 WIB.

Setelah berada di lokasi sudah ada minuman keras yang dicampur berwarna merah.

Mereka berpesta minuman keras di dalam Cafe tersebut.

Dari pengakuan siswi SF ini minum tiga kali dampaknya membuatnya tidak sadar sehingga bersikap seperti itu.

"Kami akan melakukan pembinaan terhadap siswi ini karena boleh dibilang anak inklusif yang memang perlu perhatian khusus untuk memperbaiki akhlak dan budi pekertinya," pungkasnya.

Orang tua menangis

Orang tua siswi SF kelas XII IPS SMAN 1 Mojosari menangis saat mengetahui anaknya mabuk berjoget di muka umum yang videonya viral di media sosial.

Ia bersama suaminya memenuhi panggilan pihak sekolah SMAN 1 Mojosari terkait permasalahan yang menyangkut anak gadisnya itu, Kamis (5/12/2019).

Wajah ibu berhijab itu terlihat sembab seusai mendampingi anaknya. Kedua matanya tampak berkaca-kaca ketika keluar dari ruangan kepala sekolah SMAN 1 Mojosari.

Ia bersama suaminya berambut panjang bergegas keluar menuju ke mobil yang di parkir di depan halaman sekolah.

Ibu dari siswi SF ini mengatakan pihak sekolah akan memberikan pembinaan terhadap putrinya.

"Saya sudah tahu anak saya seperti itu saat berada di dalam (Ruangan Kepsek) saya hanya bisa menangis," ujar ibu SF yang menolak menyebutkan namanya itu.

Dikatakannya, tidak menyangka anaknya tersangkut permasalahan minuman keras hingga viral di media sosial Facebook.

Selama ini siswi SF jarang bercerita tentang masalahnya. Ia berharap semoga pihak sekolah bisa mengubah perilaku anaknya menjadi pribadi yang lebih baik.

"Anak saya tidak bercerita apa-apa semoga bisa berubah," ungkapnya.

Kepala SMAN 1 Mojosari, Ibnu Mudzakir menambahkan perlu melibatkan wali murid saat pendampingan untuk penanganan peserta didik yang bermasalah.

"Orang tuanya menangis tahu anaknya seperti itu mungkin saking banyaknya beban yang harus disampaikan," jelasnya.

Ibnu menegaskan pihak sekolah akan bertanggungjawab mengenai pembinaan terhadap peserta didiknya. Pendampingan intensif akan dilakukan ibu guru Bimbingan Konseling (BK).

"Kami harus mendalami permasalahan apa yang sedang dihadapi siswi ini sehingga bisa memberikan terapi yang tepat untuk menyelamatkan masa depannya, utamanya siswi tetap sekolah hingga lulus," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved