Hujan Es Kota Malang

Penjelasan BPBD Soal Hujan Angin dan Hujan Es di Kota Malang yang Menimbulkan Korban

Analis Bencana BPBD Kota Malang, Mahfuzi menyampaikan hujan angin dan es yang di Kota Malang bisa jadi merupakan imbas dari badai Kammuri di Filipina

SURYAMALANG.COM/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah
Peristiwa ambruknya beton teras atas bangunan kosong di Jalan Sawojajar menjadi salah satu bencana yang ditangani BPBD di saat hujan es dan hujan deras di Kota Malang, Kamis (5/12/2019) 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Hujan angin dan hujan es yang melanda Kota Malang pada Kamis sore (5/12/2019) menyebabkan berbagai macam bencana terjadi di Kota Malang.

Dari data yang dihimpun SURYAMALANG.COM, ada sejumlah peristiwa yang terjadi di Kota Malang.

Di antaranya ialah tiga kejadian pohon tumbang, satu rumah yang atapnya ambruk menimpa mobil dan sepeda motor.

BREAKING NEWS - Hujan Es Turun di Sejumlah Wilayah di Kota Malang

Hujan Es & Hujan Angin Kota Malang Makan Korban, Driver Ojol dan Mobil Tertimpa Beton Rumah

Daihatsu Sigra Tertimpa Beton di Sawojajar Malang Saat Petir Menyambar, Ada Satu Bocah di Dalamnya

Kemudian ada kondisi banjir di daerah Sawojajar, Blimbing dan juga di daerah Wendit.

Melihat kejadian itu, Analis Bencana BPBD Kota Malang, Mahfuzi menyampaikan, hujan angin dan es yang terjadi di Kota Malang bisa jadi merupakan imbas dari badai Kammuri di Filipina.

Dia juga menyampaikan, bahwa kejadian hujan es ini merupakan fenomena yang biasa terjadi.

Daihatsu Sigra Tertimpa Beton di Sawojajar Malang Saat Petir Menyambar, Ada Satu Bocah di Dalamnya

Pemilik Mobil Daihatsu Sigra Tertimpa Beton di Sawojajar Adalah Warga Pakis Malang, Tidak Luka !

Dikarenakan, pada saat siang hari cuaca di Kota Malang sedang terik, sementara pada sore hari turun hujan.

"Umumnya awan bisa menumpahkan hujan berbentuk liquid atau cairan. Namun dalam kondisi tertentu posisi awannya bisa tinggi sekali dengan suhu di bawah nol derajat,"

"Nol derajat kan, air bisa membeku, nah jadilah kristal es," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (5/12./2019).

Mahfuzi menambahkan, bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin dingin pula suhunya.

Apabila awan tersebut berada di ketinggian 30.000 kaki di atas permukaan air laut, bisa dipastikan, uap air tersebut bisa menjadi butiran es.

"Fenomena ini biasanya terjadi diawal musim hujan seperti saat ini. Dan merupakan fenomena biasa," tambahnya.

Meski demikian, fenomena hujan es ini juga bisa diakibatkan karena perubahan musim.

Untuk itu, dia terus berupaya untuk memberikan pemahaman dan informasi kebencanaan kepada seluruh unsur masyarakat.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dasar mitigasi agar dapat menekan risiko bencana yang berujung pada berkurangnya nilai kerusakan dan kerugian.

"Utamakan kewaspadaan saat angin kencang, apalagi saat hujan. Hindarilah berhenti di bawah pohon karena resiko terjadi pohon tumbang. Tapi secara tidak langsung, ya kejadian ini memang berkaitan dengan climate change," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved