Nasional

Wawancara Eksklusif : Whisnu Sakti Buana Bicara Soal Surabaya, Bonek, Persebaya & Piala Dunia U-20

Berikut wawancara SURYAMALANG.COM dengan Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus Panpel Persebaya, Whisnu Sakti Buana.

Penulis: faiq nuraini | Editor: Zainuddin

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Persebaya Surabaya harus menerima sanksi  laga tanpa suporter di sisa pertandingan Liga 1 2019.

Sanksi ini akibat ulah suporter yang membikin rusuh dalam pertandingan Persebaya vs PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.

Belum dewasanya suporter menerima tim kebangganya kalah itu harus menjadi pelajaran dan evaluasi diri.

Apalagi Surabaya berpeluang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Saat ini Surabaya terus berbenah untuk menyongsong ajang internasional itu.

Pemkot serius mempersiapkan diri secara maksimal.

Berikut wawancara SURYAMALANG.COM dengan Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus Panpel Persebaya, Whisnu Sakti Buana.

Sebagai Panpel, masih jengkel dengan insiden Bonek lalu?

Kami menyayangkan sekaligus minta Bonek mengevaluasi diri.

Memang saat itu batas kesabaran Bonek diuji. Namun kami minta insiden itu Jangan terulang lagi.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari insiden pembakaran itu?

Harus menjadi bahan instrospeksi. Mari kita jaga GBT. Mari jaga nama baik Surabaya.

Sebenarnya bicara revolusi mental sebenarnya Bonek sudah melakukan. Dulu tidak segera cetak gol berulah. Saya yakin Bonek bisa tertib.

Sebagai Panpel tentu dirugikan. Bagaimana tanggung jawab Anda?

Insiden GBT baru terjadi kali ini. Namun merugikan banyak orang. Bonek harus Instrospeksi diri.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved