Kabar Trenggalek
Kisah Pilu Remaja Perempuan Alami Gangguan Jiwa Berat, Jadi Korban Bapak Kandung Bejat di Trenggalek
Remaja perempuan yang alami gangguan jiwa berat itu adalah Mawar (18) yang ternyata jadi korban, dinodai bapak kandungnya sendiri
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Kisah pilu remaja perempuan yang mengalami gangguan jiwa berat di Trenggalek akhirnya membongkar ulah bejat sang bapak.
Remaja perempuan yang alami gangguan jiwa berat itu adalah Mawar (18) salah satu anak kandung M yang kini ditahan Polres Trenggalek.
M ditahan dan dijadikan tersangka setelah ulah bejatnya terbongkar, ia menodai dua anak kandungnya sendiri termasuk Mawar.
• Bapak di Trenggalek Tega Nodai Dua Anak Kandungnya Sendiri, Sudah Dilakukan Sejak 2017
• Orang Tua Kandung Diusir Warga Satu Kampung, Tega Aniaya Anak hingga Buta, Lumpuh & Hilang Ingatan
• Bela Istri, Pria Jember Ini Bacok Saudara Ipar
Kasus seorang bapak (M) yang menodai anak kandunya sendiri di Trenggalek ini terbongkar justru karena kondisi Mawar yang mengalami gangguan jiwa.
Mawar salah satu korban persetubuhan oleh ayah kandungnya kini mengalami gangguan jiwa berat.
Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Dr Radjiman Widiodiningrat di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang selama sebulan.
Mawar tiga kali disetubuhi oleh ayah kandungnya, M, dalam rentang 2017 hingga 2018.
Saat kejadian pertama, usia mawar baru 15 tahun.
Selain Mawar, korban lain yang juga kakak kandungnya, Bunga (25), juga menderita depresi.
Berdasarkan informasi kepolisian, Bunga sekali dinodai sang ayah pada 2018.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek Cristina Ambarwati menerangkan, awalnya pihaknya menerima laporan bahwa Mawar mengalami gangguan jiwa dari Puskesmas terdekat.
Mawar pun dibawa ke shelter rumah aman selama enam bulan muLai Februari 2019.
Awalnya, tak diketahui bahwa Mawar adalah korban persetubuhan ayah kandungnya.
"Saat proses pendampingan dan rehabilitasi, memang ada indikasi, penuturan, bahwa pernah terjadi persetubuhan itu," kata Cristina.
Dinsos PPA pun mengumpulkan bahan data tambahan.