Kabar Samarinda

Penyebab Kematian Balita Tanpa Kepala di Parit Terungkap, 2 Guru PAUD Resmi Ditetapkan Tersangka

Penyebab kematian balita tanpa kepala di Parit terungkap, 2 guru PAUD resmi ditetapkan tersangka.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase TRIBUNKALTIM.CO
Penyebab Kematian Balita Tanpa Kepala di Parit Terungkap, 2 Guru PAUD Resmi Ditetapkan Tersangka 

SURYAMALANG.COM - Penyebab kematian balita tanpa kepala yang ditemukan di dalam parit akhirnya terungkap. 

Dari sederet hasil penyelidikan dan kesimpulan polisi, balita 4 tahun itu diduga tewas akibat terperosok ke selokan dan dimakan reptil. 

Sementara 2 guru sekolah PAUD ML dan SG resmi ditetapkan tersangka oleh Polisi pada Selasa (21/1/2020). 

Balita bernama Yusuf Ahmad Ghazali dikabarkan hilang di PAUD Jannatul Athfaal Jalan Abdul Wahab Syahranie, pada Jumat (22/11/2019).

Yusuf Ahmad Gazali balita berumur empat tahun ini hilang saat dititipkan di Paud Jannatul Athfaal Yayasan Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Yusuf Ahmad Gazali balita berumur empat tahun ini hilang saat dititipkan di Paud Jannatul Athfaal Yayasan Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. (HO)

Pada Minggu (8/12/2019), jasad Yusuf ditemukan tanpa kepala di anak sungai Karang Asam Jalan Pangeran Antasari, Gang 3, RT 30, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu.

Selain kepala, organ tubuh lain seperti jantung, paru, tangan dan beberapa bagian lain juga dinyatakan hilang.

Tulang dada pun tampak keluar.

Keluarga meyakini mayat itu adalah Yusuf dari baju bertuliskan 'Monas' yang masih melekat di tubuh korban. 

Mayat Yusuf kemudian dievakuasi ke RSUD Wahab Syaharie.

Dari hasil pemeriksaan di TKP, polisi menemukan kulit hewan reptil di tubuh mayat yang diduga Yusuf.

Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman mengatakan Yusuf diduga terpeleset ke parit dan hanyut dalam air.

Selain itu Arif mengatakan parit depan PAUD di Jalan Wahab Syaharie terhubung dengan parit lokasi penemuan mayat melalui saluran drainase Karang Asam Kecil.

Hal tersebut yang membuat mayatnya lembek dan beberapa bagian tubuh lainnya lepas.

Apalagi saat kejadian, Samarinda sedang diguyur hujan lebat dan sejumlah titik terendam banjir.

Selain itu Arif mengatakan dengan temuan kulit reptil di mayat tersebut, ada dugaan jasad Yusuf dimakan reptil.

"Di dalam tubuh jasad itu ada kulit reptil. Apakah itu ular, biawak atau apa, nanti kita ungkap lebih lanjut. Tapi, kemungkinan saat hanyut dimakan biawak atau terhantam tembok-tembok," kata Arif.

Melansir dari Kompas.com, Polsek Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menetapkan dua tersangka kasus kematian Yusuf, Selasa (21/1/2020).

Kedua tersangka tersebut berinisial ML dan SG.

Pengasuh Ahmad Yusuf Gazali(4) yang ditemukan meninggal mengenaskan ditemukan parit saluran air sungai, berinisial (ML) dan (SY) diamankan polisi di Mapolsek Samarinda Ulu Jalan Juanda Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (21/01/20)
Pengasuh Ahmad Yusuf Gazali(4) yang ditemukan meninggal mengenaskan ditemukan parit saluran air sungai, berinisial (ML) dan (SY) diamankan polisi di Mapolsek Samarinda Ulu Jalan Juanda Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (21/01/20) (TRIBUNKALTIM.CO/ NEVRIANTO HP)

Keduanya merupakan pengasuh di PAUD Jannatul Athfaal, lokasi hilangnya Yusuf.

Penetapan status tersangka tersebut seiring dengan keluarnya hasil DNA jasad yang ditemukan tanpa kepala identik dengan Yusuf.

"Setelah kami lakukan gelar perkara bersama tim Reskrim Polres Samarinda. Kami menyimpulkan dua orang tersebut bisa dinaikkan statusnya tersangka," ungkap Kapolsek Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan seperti dikutip dari Kompas.com.

"Kami sudah simpulkan Yusuf meninggal karena tercebur ke parit. Belum ditemukan ada tindak pidana," jelasnya.

Ridwan mengatakan, pihaknya telah menyimpulkan kematian Yusuf akibat tercebur di parit.

Kedua tersangka dikenakan Pasal 359 KUHP karena dianggap lalai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Ancaman hukuman keduanya di atas lima tahun penjara.

"Malam ini juga kami menjemput kedua tersangka itu di PAUD," kata Ridwan.

Selanjutnya, pihaknya akan memeriksa lebih lanjut selama 24 jam untuk menentukan apakah kedua orang tersebut ditahan atau tidak.

Sebelumnya, Jumat (21/11/2019) sore, Yusuf Ahmad Ghazali dititipkan orangtuanya di PAUD Jannatul Athfaal.

PAUD tersebut jaraknya tak jauh dari rumah tinggal Yusuf di Samarinda, Kalimantan Timur.

Di dalam kelas, Yusuf bersama 6 bocah lainnya ditemani pengasuh.

Sekitar pukul 17.00 WITA pengasuh pergi ke kamar mandi meninggalkan Yusuf dan teman-teman di dalam kelas.

Sekitar lima menit kemudian dia kembali dan menemukan pintu kelas dalam keadaan terbuka.

Yusuf tidak ada di kelas. Ia diduga keluar ruangan seorang diri.

Tanggapan orangtua

"Ya memang keduanya pengasuh Yusuf, ya bersyukur sudah ditetapkan," kata ayah balita Yusuf, Bambang Sulistyo, Selasa (21/1/2020) kepada Tribunkaltim.co.

"Saya rasa pengungkapan kasus ini sudah bagus dan baik," katanya.

"Kami juga berterimakasih untuk penetapan tersangka memang melalui tahapan yang tidak sebentar," lanjutnya

Ibunda Yusuf menangis saat mengetahui jasad putranya ditemukan tanpa kepala
Ibunda Yusuf menangis saat mengetahui jasad putranya ditemukan tanpa kepala (Kompas.com/ Zakarias Demon Daton)

Dari pihak keluarga belum tahu apakah ada langkah-langkah selanjutnya terkait kasus ini.

"Kita serahkan saja ke kepolisian dulu bagaimana kinerja mereka," katanya.

"Meskipun ibaratnya masih seperti statment awal saya, cuman ikuti dulu perkembangan polisi seperti apa," ucapnya.

Bambang mengatakan jika berseberangan dengan mereka nanti pihaknya akan menunjukkan bukti yang relevan.

"Kami juga memiliki data yang kongkrit," tuturnya.

"Tunggu hasil mereka dululah, kami berharap adil dan jelas," tegasnya.

Ini harus didukung bukti yang kuat kalau memang kejadiannya seperti itu.

"Harus meyakinkan keluarga kalo ada bukti yang kuat kami terima," bebernya.

Pengakuan pengasuh

Setibanya di Mapolsek Jalan Juanda Samarinda Ulu pengasuh ML (26) mengaku dua kali dihubungi polisi sebelum diamankan hari Selasa malam ini.

Ditanya wartawan, ML pun kembali mengingat peristiwa saat Ahmad Yusuf Ghozali (4) hilang 22 November lalu.

"Saya meninggalkan tinggal Yusuf cuma sebentar tak sampai 5 menit ke kamar mandi untuk buang air," tutur ML.

Dan ML mengaku sudah 10 tahun jadi pengasuh di PAUD tersebut.

Sedangkan SY mengaku tidak tahu berat dan tinggi Yusuf Gazali terkait yakin atau tidaknya balita Yusuf Gazali meninggal terseret arus luapan air saat hujan di parit yang letaknya dari PAUD tak sampai 100 meter.

Pasalnya, di parit di jalan AW Syachranie ada besi ram yang dipasang untuk mengadang sampah maupun benda yang masuk di parit.

"Saya gak tau berat Yusuf, karena baru masuk 10 hari dan saya ga tahu soal ini,"katanya.

Selama mengabdi jadi pendamping dan pengasuh sejumlah di PAUD SY mengaku digaji standar.

"Saya selama bekerja jadi pengasuh standar saja gajinya sekitar 1 jutaan perbulan," tambah SY.

Kedua pengasuh ini pun mengaku antara menerima pasrah dan tidak menerima ditetapkan tersangka oleh polisi.

"Ya situasinya antara pasrah menerima dan tidak menerima,"ungkap ML.

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved