Kota Batu
Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Universitas Brawijaya, Beri Catatan pada Drainase Pasar Sayur Batu
Dijelaskan, kondisi drainase pada pasar sayur kota Batu tidak ideal karena air tidak bisa mengalir ke tempat pembuangan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BATU – Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Universitas Brawijaya, Sugeng Prayitno Budio, menjelaskan bahwa hal yang sensitif pada pembangunan pasar sayur tahap kedua adalah drainase.
Ia menjelaskan, kondisi drainase pada pasar sayur tidak ideal karena air tidak bisa mengalir ke tempat pembuangan.
Ia pun mengingtkan agar kondisi itu diperhatikan dan bisa diperbaiki oleh pihak yang bertanggungjawab.
• Proyek Pasar Sayur Tahap Kedua Resmi Diserahkan ke Pemkot Batu, Peresmian di Pertengahan Februari
Hal itu disampaikan Sugeng di hadapan Kajari Batu Sri Heny Alamsari, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Batu Arif Setyawan, dan Dirut PT Bintang Wahana Tata Wahu Prasetiawan saat penyerahan proyek di pasar sayur, Selasa (28/1/2020).
Dalam catatan kami, hal yang sangat sensitif adalah drainase. Itu yang harus menjadi perhatian utama di dalam masa enam bulan,” kata Sugeng, Selasa (28/1/2020).
Diterangkannya, prinsip sistem drainase agar air mengalir ke tempat yang diarahkan. Ia menjelaskan, dua titik drainase di ujung timur dan tengah tidak bisa berfungsi dengan baik karena elevasi yang tidak pas.
“Maka air tidak bisa keluar. Sehingga elevasinya harus dibuat dan dicek lagi,” jelasnya.
Sugeng juga mengatakan kalau penutup bak kontrol sangat sulit dibuka. Hal itu akan membuat orang malas membuka yang akibatnya juga akan malas membersihkan drainase. Ia pun menyerankan agar bak kontrol bisa muda dibuka.
“Terutama saat kami membuka bak kontrol. Untuk membukanya saja relatif sulit. Tolong diperbaiki buka tutupnya agar perawatannya mudah,” terangnya.
Sugeng juga mengatakan ada beberapa bangunan yang bautnya belum dipasang.
Ia pun mengingatkan agar baut segera dipasang. Meskipun itu hal kecil, namun Sugeng menegaskan kalau hal itu tidak boleh diremehkan.
“Ada dua baut yang belum dipasang di sana. Kalau bisa secepatnya, besok sudah dipasang,” ujarnya.
Sugeng mengatakan, data-data tersebut didapatkan berdasarkan uji forensik yang ia lakukan bersama timnya. Ia menegaskan, sekecil apapun kekurangan harus diperbaiki.
“Misalkan saja cat lecet harus diperbaiki karena tidak boleh ada sedikitpun kerugian negara. Dipastikan juga agar bangunan ini aman saat ditempati,” terangnya.
Sementara itu, Kajari Batu Sri Heny Alamsari mengatakan kalau kondisi bangunan sudah baik. Bahkan Heny mengatakan bahwa kondisinya baik 100 persen.