Pilwali Surabaya
Wawancara Ekslusif - Machfud Arifin Bicara Soal Persaingan di Pilwali Surabaya 2020
Munculnya sosok mantan Kapolda Jatim, Machfud Arifin menjadi idola banyak partai dalam Pilwali Surabaya 2020
Penulis: faiq nuraini | Editor: Zainuddin
Saya profesional. Jadi polisi kemudian pangkat jenderal dan menjabat Kapolda Jatim sampai pensiun di tanah kelahiran.
Saya Bersyukur atas capaiain ini. Tapi saya paling gatal melihat sesuatu bukan pada porsinya. Termasuk Kota Surabaya.
Maksud kota ini tidak pada porsinya kenapa?
Saya masih ingat gegap gempita Asian Games yang digelar di Jakarta dan Palembang.
Pembukaan dan penutupan di dua kota itu. Kenapa bukan kota kedua yakni Surabaya. Minimal cabang olahraga digelar di Surabaya. Apa nyatanya.
Tidak boleh dibiarkan begini. Ini kota kedua setelah Jakarta.
Apakah itu dorongan kuatnya sehingga mau maju Pilwali, bukankah banyak tokoh mulai Pakde Karwo, Cak Imin, hingga Dahlan Iskan mendekati dan merayu Anda agar mau maju sebagai wali kota?
Passion saya adalah membangun. Saya gatal kalau melihat keadaan tidak sesuai porsinya dan yang tidak beres.
Mulai saya bangunkan rumah dinas polisi yang tidak layak hinga bikin rumah tahanan baru. Kapasitas 70 tahanan dijejali 250 orang.
Begitu juga masjid yang tidak ideal di Polda Jatim. Bukan perkara fisik tapi kebanggaan yang bedampak positif bagi kinerja.
Pemimpin yang punya kekuatan harus bisa mensejahterakan warganya. Begitu juga Surabaya tidak boleh demikian.
Kenapa baru belakangan muncul. Artinya sosok pendorong itu begitu kuat?
Soal sosok pendorong memang saya akui iya. Tapi barangkali ini jalan saya yang harus berjuang demi meneruskan Pembangunan di Surabaya.
Jalan Tuhan yang ditunjukkan kepada saya. Mereka ada yang merayu dan setengah memaksa juga.
Namun prinsip, saya harus bisa bermanfaat bagi hanyak orang.