Kota Batu
Kereta Gantung di Batu Ideal untuk Wisata, Bukan Pemecah Kemacetan, Ini Kata Pakar
Pakar dari ITS Haryo Sulistyaroso menegaskan, dengan adanya kereta gantung tidak bisa kemudian serta merta kota disebut sebagai kota yang modern.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
“Jadi begini, itu kalau dibilang memecah kemacetan ya bisa tapi sekadar memecah dalam hal berapa persen sih itu. Kemudian yang kedua, kalau kereta gantung itu berada di Batu, perlu diperhatikan pemanfaatannya. Kalau sekadar dipasang, ya tidak optimal,” jelasnya.
Sejauh ini, Haryo belum melihat adanya peraturan yang dapat memberikan izin diadakannya kereta gantung di tengah kota, apalagi untuk transportasi.
Kereta gantung banyak hadir di tempat-tempat wisata, seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Namun begitu, bisa didorong lahirnya regulasi untuk kebutuhan kereta gantung, bersamaan dengan program LRT maupun MRT.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batu Sujud Harian juga mengatakan kalau kereta gantung tidak bisa diandalkan memecah kemacetan di Kota Batu. Justru sebaliknya, dengan adanya kereta gantun, diprediksi orang akan banyak berdatangan ke Kota Batu.
“Ini akan menambah jumlah wisatan ke Kota Batu karena ini pertama kali di Indonesia ada kereta gantung di dalam kota,” jelasnya.
Sujud mengaku sudah mendengar adanya rencana membuat kereta gantung. Bahkan Sujud mengaku mendapatkan informasi kalau kereta gantung jaraknya akan menempuh puluhan kilometer.
“Saya yakin kereta gantung akan menjadi destinasi baru. Menariknya lagi, wali kota pernah mengatakan sistemnya seperti di Selecta. Hanya saya belum tahu seperti apa detailnya,” jelasnya.
Maksud Sujud adalah sistem pembiayaan. Pembiayaannya berdasarkan saham yang berasal dari warga Kota Batu sendiri.
Namun Sujud sangsi, proyek yang kabarnya bernilai ratusan miliyar itu dapat disokong oleh investor dari warga Kota Batu saja.
Menurutnya, nilai ratusan miliar itu sangat banyak dan memungkinkan adanya investor dari luar kota yang menanam saham.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkot Batu mewacanakan pembangunan kereta gantung di tengah kota.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, jalur kereta gantung itu akan dibangun sepanjang 5 kilometer dari Desa Pendem hingga ke lereng Gunung Panderman.
Rencananya, kereta gantung itu nanti akan memiliki tiga sampai empat stasiun.
Adapun, jalur Pendem hingga Panderman akan melintasi sejumlah wahana wisata di bawah Jatim Park, seperti Jatim Park 3 yang masih baru beroperasi, Jatim Park 1 hingga Jatim Park 2 dan Batu Night Spectacular (BNS).