Kronologi Penculikan Anak Gresik Digagalkan Warga, Mobil Daihatsu Sigra Hancur, Pelaku Babak Belur
Kronologi penculikan anak di Cerme Gresik yang digagalkan warga, mobil daihatsu sigra hancur, pelaku babak belur.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, GRESIK - Kronologi penculikan anak di Gresik gagal setelah sejumlah warga berhasil menggagalkannya.
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung mengejar mobil daihatsu sigra yang dipakai terduga pelaku untuk menculik anak tersebut.
Alhasil, amarah warga tidak dapat terhindarkan, mobil dan pelakunya sama-sama hancur dan babak belur.
Dari data yang berhasil dihimpun SURYAMALANG.COM, berikut kronologi selengkapnya:
1. Terjadi Menjelang Malam

Kejadian ini bermula pukul 18.00 Wib saat maghrib di Dusun Sukorejo, Desa Ngabetan, Kecamatan Cerme.
Saat itu seorang anak perempuan bernama Sely Atalia Wahyu Kirana, bocah berusia 9 tahun sedang membeli jajan di sebuah warung.
2. Dipaksa Naik ke Mobil

Pelaku bernama Ahmad Muzaki Maulana (25) warga Perum Banjar Sari Asri, Banjar sari, Kecamatan Cerme sedang melintas menggunakan mobil Daihatsu Sigra warna abu-abu langsung berhenti.
Kemudian menaikkan Sely dan memaksa dibawa masuk ke dalam mobil.
Kemudian, pelaku membawa kabur bocah itu ke arah utara.
3. Terjebak Macet

Sesampainya di jalan raya Cerme pelaku terjebak macet di perlintasan kereta api.
Warga yang mengejar mobil itu berhasil menghentikan secara paksa.
Pelaku dipaksa keluar, dan bocah malang yang jadi korban langsung dievakuasi.
4. Pelaku dan Mobilnya Hancur

Warga yang geram merusak mobil pelaku. Bongkahan batu dilempar hingga kaca mobil pecah.
Pelaku langsung dipaksa membuka pakaian dan dijadikan samsak hidup.
Petugas kepolisian langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan pelaku.
"Iya saat ini kita amankan di Mapolsek Cerme," ujar Kanit Reskrim Polsek Cerme, Bripka Mahrizal, Senin (3/2/2020).
Pihaknya masih belum bisa memberikan banyak keterangan. Saat ini Kasatreskrim Polres Gresik mendatangi Mapolsek Cerme.
Kasus yang Sama di Cipayung
Kasus penculikan yang sama juga terjadi di Cipayung, Jakarta belum lama ini dan gagal setelah kepergok warga.
Penculikan terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Saat itu korban, balita 14 bulan tengah bermain dengan saudaranya di halaman rumah, Jalan Raya Malaka, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Natalina Hasugian, tante korban mengatakan menduga pelaku sudah mengincar korban sebelumnya.
Saat pelaku menculik korban pun disaksikan oleh bapak korban yang juga berada di halaman rumah.
"Pelaku pas rebut keponakan saya itu, itu juga ada abang saya cuman abang saya tuh diam saja kayak linglung gitu dihipnotis," kata Natalina di lokasi, Selasa.

Aksi penculikan itu diketahui ibu korban yang sedang berada di seberang jalan depan rumahnya.
Ibu korban langsung teriak minta tolong dan bapak korban mengejar pelaku yang sudah lari sekitar 200 meter dari rumah korban.
"Langsung di ini (tangkap) sama warga pelakunya. Disidang, sempat dipukul juga sama warga," ujar Natalina.
Polisi yang tiba di lokasi langsung mengamankan pelaku ke Polsek Cipayung.
Setelah ditangkap polisi, pelaku diketahui seorang pria bernama Rian Irawan berusia 23 tahun.

Meski kepergok merebut bayi laki-laki usia 14 bulan, namun saat diperiksa penyelidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur Rian membantah sudah menculik ANH.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Arie Ardian Rishadi mengatakan Rian berdalih merebut korban dari gendongan kakak sepupu ANH, JN (9) karena mirip dengan anaknya.
"Yang bersangkutan mengakui mengambil korban karena mirip dengan anaknya. Untuk tujuan mengambilnya hanya akan mengajak jalan-jalan saja," kata Arie di Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (30/1/2020).
Dalih itu sama dengan yang disampaikan Rian kala aksinya dipergoki lalu diamuk warga setempat sekira pukul 07.30 WIB.
Arie menuturkan penyelidik Unit PPA sulit mendapat pengakuan karena saat kejadian hingga diamankan Rian dalam pengaruh obat.
Pun dia tak gamblang menyebut apa pengaruh obat yang dimaksud merupakan narkoba atau bukan.
"Hari ini akan di BAP (berita acara pemeriksaan) ulang karena tadi malam pelaku masih dalam pengaruh obat sehingga bicaranya masih berubah-ubah," ujarnya.

Hingga kini penyelidik Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur sudah memeriksa dua saksi, yakni ibu ANH, Neneng dan sang paman Rison.
Saat kejadian Rison sedang mengawasi JN dan ANH bermain, sementara Neneng berada dalam rumah sedang mencuci pakaian.
Neneng baru tahu anaknya diculik setelah nenek ANH, Desmi (74) yang saat kejadian berada di seberang rumah memanggilnya.
"Karena kaki saya sudah susah buat jalan akhirnya saya panggil ibunya (ANH) yang pas kejadian lagi nyuci. Saya tanya kenal enggak yang bawa anak kamu," tutur Desmi, Selasa (28/1/2020)