Pelaku Thrifting Bersuara

Bea Cukai Ungkap Jalan Masuk Thrifting, Ballpress Masuk Lewat Jalur Kapal Tujuan Timor Leste

Jalur masuk import pakaian bekas ilegal di laut, misalnya, para penyelundup memanfaatkan jalur kapal yang membawa barang menuju Timor Leste.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dyan Rekohadi

Ringkasan Berita:
  • Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya mengungkap, di laut, para penyelundup pakaian bekas memanfaatkan jalur kapal yang membawa barang menuju Timor Leste.
  • Modus lama pun masih muncul, yakni dikirim menggunakan kapal-kapal pinisi. Kapal inilah yang membawa ballpress masuk ke wilayah-wilayah pelabuhan tikus.

 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya mengungkap modus dan jalur masuk importir gelap pakaian bekas ke Indonesia.

Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya, Navy Zawariq, menyampaikan bahwa persoalan pakaian bekas impor ini sudah berlangsung sejak pasca krisis moneter. 

Baca juga: Larangan Impor Pakaian Bekas Langkah Tepat Jaga Industri Tekstil, Pakar Ekonomi Unair Beri Solusi

Dua puluh tahun lalu, ketika harga barang melambung dan ekonomi rakyat belum pulih, banyak importir mengambil kesempatan.

“Tahun 2003 saya pernah diajak Kakanwil ke Banyuwangi untuk konferensi pers. Habis krismon itu luar biasa. Masyarakat masih menata ekonominya, tapi ada saja importir yang bermain,” kenangnya.

Menurut Navy, modus penyelundupan selalu menyesuaikan kondisi.

Di laut, misalnya, para penyelundup memanfaatkan jalur kapal yang membawa barang menuju Timor Leste.

Secara hukum, Bea Cukai Indonesia tidak memiliki kewenangan menindak barang yang memang ditujukan keluar negeri.

Namun dalam praktiknya, kapal itu hanya menjadikan Timor Leste sebagai alamat fiktif.

“Barang-barang itu dibelokkan ke Flores, Makassar, sampai Maluku. Dari sana merembet ke daerah lain. Ini modus paling berat dan sering kami temukan, apalagi garis pantai kita sangat luas,” ujar Navy.

Modus lama pun masih muncul, yakni dikirim menggunakan kapal-kapal pinisi.

Kapal inilah yang membawa ballpress masuk ke wilayah-wilayah pelabuhan tikus.

Ballpress ini merupakan tumpukan pakaian bekas yang sudah dikemas, dipress sedemikian rupa.

Barang-barang itu kemudian menyebar ke pasar-pasar lokal.

Banyak sebenarnya sebutan baju. Yang paling populer thrifting. Ada juga yang menyebut preloved.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved