Kabar Blitar

Anak Sapi Berkepala Tak Biasa Gegerkan Warga Blitar, Diprediksi Tak Bisa Hidup Lama

Anak sapi berkepala tak biasa lahir di Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Kamis (6/2/2020).

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Anak sapi berkepala tak biasa lahir di Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Kamis (6/2/2020). 

SURYAMALANG.COM, BLITAR – Anak sapi berkepala tak biasa lahir di Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Kamis (6/2/2020).

Anak sapi ini berkepala satu, tetapi memiliki dua pasang mata dan dua mulut.

Anak sapi berkepala tak biasa ini lahir secara normal.

Anak sapi berkepala unik itu milik Samukan (54), warga Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Anak sapi dari induk jenis simental itu lahir, Kamis (6/2/2020).

“Lahirnya pagi. Saya kaget begitu melihat anak sapi keluar. Kok bentuk kepalanya aneh.”

“Kepalanya satu tapi matanya empat, mulutnya dua, dan lidahnya dua,” kata Samukan kepada SURYAMALANG.COM.

Samukan mengatakan anak sapi itu merupakan hasil inseminasi buatan atau kawin suntik.

Anak sapi itu berada di kandungan induknya selama sembilan bulan delapan hari.

Usia normal kandungan sapi sekitar 10 bulan.

“Saya tidak punya firasat apa-apa. Hanya saja, proses kelahirannya lebih cepat.”

“Normalnya 10 bulan. Tapi, sapi ini baru sembilan bulan delapan hari, sudah lahir,” ujarnya.

Bentuk bagian tubuh anak sapi itu terlihat normal, mulai dari kaki sampai leher.

Tetapi, di bagian kepala bentuknya berbeda.

Kepala anak sapi terlihat lebih besar seperti bercabang.

Anak sapi itu memiliki dua mulut dan dua pasang mata.

Doker hewan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin mengatakan fenomena anak sapi berkepala satu tapi memiliki dua pasang mata dan dua mulut itu bisa saja terjadi karena ada kelainan genetik.

Menurutnya, sel telur yang harusnya memisah, tapi tidak bisa berpisah secara sempurna.

Seharusnya, anak sapi itu kembar tapi tidak bisa berpisah secara sempurna atau disebut kembar siam.

“Itu (anak sapi) kemungkinan tidak bisa hidup lama. Karena anak sapi itu akan kesulitan mengunyah makanan,” kata Nanang.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved