Balita Malang Hilang

Hingga Pencarian Tim SAR Berakhir, Tak Ada Satu Pun Saksi yang Tahu Detik-detik Hilangnya Rafa

Minimnya saksi membuat Kepolisian Polsek Karangploso tidak bisa mengetahui pasti penyebab hilangnya balita Malang Rafa Alfarizi.

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Hesti Kristanti
PMI Kabupaten Malang
Petugas memperluas wilayah pencarian Rafa Alfarisi (3,5) sampai radius 7,5 kilometer (KM) dari titik tenggelam di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, KARANGPLOSO- Minimnya saksi membuat Kepolisian Polsek Karangploso tidak bisa mengetahui pasti penyebab hilangnya Rafa Alfarizi

Balita usia tiga setengah tahun asal Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang itu tak juga ditemukan hingga hari ke tujuh dia hilang.

Kapolsek Karangploso, AKP Effendi Budi Wibowo menerangkan, pihaknya menduga anak tersebut hilang karena terseret arus saluran air di depan rumah nenek korban, Griya Permata Alam blok LE.

“Tidak ada saksi yang melihat secara langsung detik-detik hilangnya anak itu (Rafa) yang diduga terseret arus.”

“Tapi memang saat itu hujan deras. Kami tidak bisa berspekulasi” ujar Effendi ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Minggu (16/02/2020).

Effendi menambahkan, karena minimnya saksi saat kejadian berlangsung, dugaan yang mencuat adalah, bocah tersebut hilang karena terseret arus.

“Dugaan yang mencuat adalah anak ini diduga hanyut terseret arus tersebut.”

“Kami membuat laporan anak hilang diduga terseret itu,” kata Effendi.

Sementara itu, anggota Reskrim Polsek Karangploso, Bripka Fatwa menerangkan, pihaknya sudah memintai keterangan delapan orang.

Mereka terdiri dari tetangga dan keluarga Rafa.

Hasilnya, mereka tidak mengetahui secara langsung detik-detik Rafa hanyut terseret arus.

Petugas yang datang ke lokasi itu menerangkan, saluran air di Griya Permata Alam blok LE adalah saluran air utama di blok tersebut.

Saat hujan deras, arus air mengalir deras hingga bermuara di sungai Bodo.

“Dugaan hanyut saja yang mencuat.”

“Waktu itu juga hujan deras. Saluran air itu tujuan utama semua air dari rumah di blok tersebut. Alirannya sampai ke sungai Bodo,” kata Bripka Fatwa.

Di sisi lain, hasil pencarian bocah itu masih saja nihil.

Tim SAR sudah menempuh jarak tempuh 30 kilometer saat melaksanakan pencarian.

Pencarian terjauh dilakukan hingga ke Bendungan Sengguruh, Kecamatan Kepanjen yang berdekatan dengan Blitar.

Hentikan Pencarian

Tim SAR gabungan menghentikan pencarian balita Rafa Alfarizi, Minggu (16/2/2020).

Balita yang terseret arus saluran air di depan rumah neneknya itu, hingga kini belum juga ditemukan. 

Tim menghentikan pencarian bocah berusia 3,5 tahun karena hal ini mengacu para prosedur pencarian orang hilang dilakukan selama tujuh hari.

Sementara anak Octaviana itu hilang sejak Senin, (9/2).

Tim gabungan terdiri dari 80 orang, terbagi dalam enam Search Rescue Unit (SRU) telah berupaya keras melakukan pencarian selama tujuh hari ini.

Medan terjal dengan kontur sungai yang berbatu menjadi tantangan bagi petugas mencari Rafa.

Selama pencarian tim menggunakan metode tubing dan rafting.

Tubing adalah teknik pencarian dengan menggunakan ban apung ketika menyusuri sungai.

Rafting dilakukan dengan menggunakan perahu apung karet.

“Kami sudah berusaha secara maksimal mencari keberadaan Rafa.”

“Namun hingga pencarian terakhir masih belum ditemukan,” kata Koordinator Lapangan Basarnas Surabaya, Ainul Makhdin ketika dikonfirmasi, Minggu (16/02/2020) kepada SURYAMALANG.COM.

Ainul menambahkan, pihaknya akan melakukan pembubaran tim.

“Akan dilakukan pembubaran tim gabungan sesuai dengan instruksi atasan jika memang hari ini belum ditemukan,” ungkap Ainul.

Namun, tim akan terbentuk lagi jika menemui petunjuk kuat yang kuat terkait keberadaan Rafa.

“Terakhir pakai baju celana hitam. Apabila suatu saat ada yang menemukan bukti kuat terkait pakaian yang dikenakan Rafa, kami siap bentuk lagi tim gabungan,” kata Ainul.

Rafa Alfarizi diduga hanyut oleh derasnya saluran air di dekat rumah neneknya yang mengalir ke arah sungai Bodo.

Kala itu bocah tersebut terakhir kali terpantau memakai baju bewarna hitam dan celana berwarna hitam.

Saat Rafa bermain air hujan di luar, sang nenek berada di dalam rumahnya.

Ia sedang beraktivitas memasak dan membuat kopi.

Penasaran cucunya tak kunjung balik, nenek Rafa pergi mencarinya.

Di dekat selokan, sang nenek hanya mendapati sebuah payung kecil berwarna merah milik Rafa.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved