Kesehatan

6 Mitos Seputar Kemoterapi yang Masih Dipercaya Masyarakat, Termasuk Tak Bisa Punya Anak

Kemoterapi termasuk pengobatan kanker. Tindakan ini dilakukan dengan cara memasukkan zat kimia ke dalam tubuh.

Editor: Zainuddin

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kemoterapi termasuk pengobatan kanker.

Tindakan ini dilakukan dengan cara memasukkan zat kimia ke dalam tubuh.

Zat tersebut berfungsi untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh sel-sel kanker yang cepat membelah.

Sampai saat ini pengobatan kemoterapi masih menjadi momok bagi sebagain pasien kanker.

Pasalnya, pasien menganggap kemoterapi pasti akan menyebabkan kebotakan, penampilan tidak menarik, dan sebagainya.

Dokter spesialis penyakit dalam dari MedicElle Clinic Surabaya, dr Merlyna Savitry SpPD mengatakan banyak masyarakat yang percaya mitos seputar kemoterapi.

“Mungkin dulu seperti itu. Tapi sekarang teknologi dan obat kemoterapi sudah sangat berkembang di Indonesia.”

“Jadi, pasien kemoterapi belum tentu menjadi kusam,” kata Merlyna kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (20/2/2020).

Berikut ini enam mitos tentang kemoterapi yang masih dipercaya masyarakat.

1. Membuat Berat Badan Menurun

Kemoterapi diidentikkan dengan berat badan yang menurun.

Padahal, ungkap Merlyna, tidak semua pasien kemoterapi mengalaminya.

Kuncinya yaitu selalu bahagia dan menghindari stress.

Perasaan stres sangat berpengaruh terhadap tubuh sehingga menurunkan berat badan.

“Setelah kemoterapi, pasien memang akan mengalami mual, muntah, dan diare.”

“Tapi tidak semua mengalami penurunan berat badan seperti yang diyakini orang-orang,” terang Merlyna.

2. Pasien Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit

Pasien yang menjalani perawatan kemoterapi tidak harus dirawat inap di rumah sakit.

Hal ini berkat perkembangan pengobatan dalam dunia kesehatan.

“Sekarang pengobatan kanker melalui kemoterapi bisa dilakukan dengan one day care.”

“Pasien bisa mengonsumsi obat atau pil kemo. Hal ini memungkinkan perawatan dilakukan di rumah,” terang Merlyna.

3. Pasien Harus Berbaring di Atas Kasur dalam Jangka Lama

Mitos selanjutnya yakni pasien kemoterapi harus berbaring selama berbulan-bulan.

Menurut Merlyna, pasien kemoterapi juga menjalani aktivitas sehari-hari.

“Dokter pun menganjurkan pasien kemoterapi untuk melakukan olahraga ringan semampunya agar mengurangi efek samping pengobatan kanker,” lanjutnya.

4. Pasti Mengalami Kebotakan

Mitos ini banyak berkembang di masyarakat.

Padahal, jenis dan dosis akan disesuaikan dengan kondisi kanker.

“Dosis yang seusai akan menurunkan efek samping, kemungkinan rambut rontok juga semakin kecil,” ungkapnya.

Sesuai hasil penelitian yang dikutip dari Prevention, pasien kemoterapi yang mengalami kerontokan rambut berkisar 15 sampai 60 persen.

5. Kemoterapi Menyakitkan

Banyak yang mengira bahwa kemoterapi menyakitkan.

Hal ini karena sebagian besar tindakan kemoterapi dilakukan dengan memasukkan obat melalui infus.

“Faktanya, kemoterapi tidak lebih menyakitkan dari tes kolesterol yang menyedot darah,” katanya.

6. Pasien Kemoterapi Tidak Bisa Punya Anak

Pasien kemoterapi dianggap tidak bisa melahirkan atau memiliki anak.

Merlyna mengaku pernah mendapati pasien yang tetap bisa memiliki anak setelah kemoterapi.

“Ibu yang memiliki kanker payudara akan tetap memiliki bayi yang sehat setelah menjalani kemoterapi.”

“Jadi, tidak perlu khawatir,” terangnya.(Christine Ayu Nurchayanti)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved