Pasutri Bunuh Diri di Malang
7 Temuan Baru Pasutri Bunuh Diri Bersama di Malang, Teka-teki Penyebab dan Dikubur Satu Liang Lahat
7 Temuan baru Pasutri bunuh diri bersama di Wagir, Malang, teka-teki Penyebab dan dikubur satu liang lahat.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Terangkum 7 temuan baru kasus pas pasangan suami istri alias pasutri bunuh diri bareng di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Temuan baru itu di antaranya penyebab pasangan pasutri bunuh diri hingga tidak mau dilakukan otopsi oleh polisi.
Selain itu, pasutri juga meninggalkan surat wasiat salah satunya ingin dikubur bersama di satu liang lahat.
Kapolsek Wagir, AKP Sri Widyaningsih menerangkan, pasutri diketahui bernama Joko Waluyo (42) selaku suami dan istrinya bernama Yuli Irawati (38).
Keduanya ditemukan sekira pukul 08:30 waktu setempat Selasa (10/3/2020).
Keduanya ditemukan tewas diduga karena bunuh diri.
JW sang suami, ditemukan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, sedangkan istrinya YI ditemukan terlentang di kamarnya dengan mulut berbusa, diduga karena keracunan.
Berikut sederet temuan terbaru yang dihimpun SURYAMALANG.COM:
1. Penyebab Bunuh Diri

Motif Pasutri yang diduga bunuh diri bersama itu adalah soal hubungan keduanya yang akan bercerai.
Kapolsek Wagir, AKP Sri Widya Ningsih menerangkan, perceraian kedua korban diputuskan hari ini. Adanya orang ketiga diduga menjadi penyebab retaknya hubungan rumah tangga korban.
"Diduga ada ketidakharmonisan dalam keluarga. Karena proses cerai. Hari ini sebenarnya putusan terakhir sidang di pengadilan," tutur Sri, Selasa (10/3/2020).
2. Tidak Mau Diotopsi

Hingga kini, polisi belum bisa menjelaskan secara pasti penyebab keduanya bisa tewas.
Adanya surat wasiat yang berbunyi korban tak ingin diotopsi membuat keluarga percaya akan surat tersebut.
Alhasil Polisi tidak mengautopsi jenazah pasangan suami istri tersebut.
3. Keluarga Menolak Otopsi

Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar mengatakan anggota keluarga menolak autopsi terhadap dua jenazah korban bunuh diri tersebut.
“Keluarga korban sudah membuat surat pernyataan menolak autopsi untuk dua jenazah korban,” ujar Hendri kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (12/3/2020).
“Saat ini kami masih menggali informasi tambahan di sekitar lokasi,” kata Hendri.
4. TKP Berubah

Hendri menjelaskan mayat korban ditemukan pertema kali oleh anaknya berinisial Y.
“Saat kami tiba, sudah banyak warga yang mengerumuni rumah duka.”
“Saat itu jenazah korban sudah berpindah dari lokasi semula,” tutur pria kelahiran Solok, Sumatera Barat itu.
5. Dikubur Satu Liang Lahat

Polisi menemukan surat wasiat di lokasi. Surat wasiat itu berisi korban mau mau diautopsi.
“Juga ada yang berisi permintaan agar dikuburkan satu liang lahat,” ujar Hendri.
6. Kondisi Anak

Saat SURYAMALANG.COM mengunjungi rumah duka, ada dua anggota keluarga yang sedang duduk bersama di halaman depan rumah.
Di bagian dalam, tampak beberapa orang sanak keluarga tegah berkunjung di rumah itu.
"Keluarga datang menengok sejak kemarin," kata seorang pria yang diketahui merupakan anak kandung korban.
Tak banyak kata yang terucap dari mulut pria ini.
Saat malam hari, kegiatan di rumah duka adalah tahlilan selama 7 hari.
"Tiap malam ada tahlilan," ujarnya singkat sembari menawarkan segelas teh hangat.
7. Sudah Ikhlas

Anak pasutri itu menerangkan, kedua orang tuanya telah dikubur di pemakaman umum desa setempat, Selasa (10/3/2020).
Pemakaman tersebut terletak tak jauh dari rumah korban.
Ia mengaku ikhlas menerima kepergian orang tuanya.
Demikian juga dengan keluarganya.
Keikhlasan tersebut akhirnya melahirkan keputusan dari keluarga agar kedua korban tidak dilakukan otopsi.
"Kami ikhlas," terang Y sembari masuk kedalam rumahnya.