Kesehatan

Obat Flu dari Jepang Diklaim Bisa Sembuhkan Virus Corona, dan Vaksinnya Sudah Diuji ke 45 Manusia

Obat Flu dari Jepang Diklaim Bisa Sembuhkan Virus Corona, dan Vaksinnya Sudah Diuji ke 45 Manusia

Editor: eko darmoko
www.medscape.com
Obat dan vaksin virus corona atau Covid-19 sudah ditemukan. 

Menurut NBC News, Remdesivir saat ini sedang diuji di China dan AS.

Selain itu, uji klinis telah mulai menguji vaksin coronavirus eksperimental pada manusia.

Selama enam minggu ke depan, sekitar 45 peserta diharapkan untuk mendaftar dalam uji coba vaksin di Seattle, yang menguji keamanan vaksin dan kemampuannya untuk memicu respons kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.

"Jika semuanya berjalan lancar, termasuk dua fase uji klinis berikutnya, vaksin itu dapat siap untuk digunakan publik dalam waktu sekitar 12 hingga 18 bulan," kata Dr Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Vaksin Virus Corona Sudah Ditemukan

Secercah harapan muncul untuk melawan virus corona atau Covid-19 yang mengguncang dunia akhir-akhir ini.

Vaksi untuk virus corona atau Covid-19 diklaim sudah ditemukan dan akan diuji-cobakan.

Uji coba pertama vaksin virus corona pada manusia dilakukan di Amerika Serikat (AS) pada Senin (16/3/2020).

Sekelompok sukarelawan yang berisi 45 orang mendapat suntikan vaksin ini di fasilitas penelitian Kaiser Permanente, Seattle.

Dilansir dari BBC, vaksin ini mengandung kode genetik yang tidak berbahaya yang disalin dari virus yang menyebabkan penyakit.

Meski begitu, para ahli mengatakan, masih perlu waktu berbulan-bulan untuk membuktikan apakah vaksin ini akan bekerja, baik dalam penelitian maupun orang lain.

Waktu selama itu diperlukan sebagai studi tambahan dari ribuan orang untuk mengetahui apakah vaksin benar-benar melindungi dan tidak membahayakan.

Uji coba pertama pada manusia ini didanai oleh Institut Kesehatan Nasional untuk menghindari pemeriksaan yang biasanya dilakukan.

Moderna Therapeutics, perusahaan bioteknologi asal Massachussets di balik vaksin ini, mengklaim bahwa vaksin telah dibuat dengan proses yang telah diuji.

Kemudian Dr John Tregoning, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London, Inggris, mengatakan, "Vaksin ini menggunakan teknologi yang sudah ada sebelumnya."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved