Berita Tulungagung hari Ini

Ada 18 PDP di Tulungagung, RSUD dr Iskak Mendatangkan 10.000 Rapid Test Virus Corona dari Tiongkok

Saat ini RSUD dr Iskak sudah bisa mendeteksi secara cepat, apakah kuman yang menyerang pasien jenis virus atau bukan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Seorang keluarga pasien mengintip dari bali kaca pintu ruang isolasi RS dr Iskak, Senin (23/3/2020) 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Ada 18 pasien dalam perawatan (PDP) yang sudah dirawat di tulungagung berdasarkan Data Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Senin (23/3/2020) siang,

Sedangkan jumlah akumulatif orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 97 orang.

Data ini tercatat pada Senin (23/3/2020) siang. Dari 18 PDP itu, 9 orang di antaranya negatif virus corona.

RSUD Pare Kediri Rawat 1 Pasien Positif Covid-19, RS Blitar dan Tulungagung Penuh

RS Karsa Husada jadi Rujukan Penanganan Covid-19 di Kota Batu, Tapi APD Belum Memadai

Sedangkan satu orang meninggal dunia karena penyakit bawaan, dan hasil pemeriksaan juga negatif virus corona.

Sisanya, 8 PDP masih menjalani perawatan.

Sementara pada ODP saat ini ditangai di Puskesmas Ngantru, salah satu Puskesmas penyangga untuk penanganan Covid-19, selain Puskesmas Bangunjaya.

Namun menurut Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto Dharmoredjo, jumlah ini bersifat fluktuatif.

Menurutnya, RSUD dr Iskak menerapkan strategi supaya tenaga medis tetap aman, selama menangani ODP dan PDP.

Karena itu rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini hanya merawat pasien dengan kategori berat.

“Bahkan pasien denga kategori bisa dirawat di rumah, tidak perlu di rumah sakit. Yang sedang di Puskesmas buffer (penyangga),” terang dr Supriyanto.

Untuk pemantauan pasien yang ada di rumah, RSUD dr Iskak menggunakan aplikasi Gocare.

Petugas medis yang akan melayani ke rumah, dan obat juga dikirim.

Namun dalam penganganan ODP maupun PDP, dilakukan pula arahan untuk orang-orang yang ada di rumah pasien.

“Kami menerima aduan dan pemantauan kondisi pasien. Bahkan jika perlu video call,” sambung dr Supri, panggilan akrabnya,.

Saat ini RSUD dr Iskak sudah bisa mendeteksi secara cepat, apakah kuman yang menyerang pasien jenis virus atau bukan.

Jika yang menyerang pasien bukan virus, maka dia tidak perlu dimasukkan dalam ruang isolasi.

Namun jika tes menunjukkan ada virus yang menyerang, maka akan dilakukan pengambilan swap tenggorokan, untuk memastikan jenis virus yang menyerang.

“Jadi kalau yang menyerang bukan virus, langsung kami singkirkan. Karena dipastikan dia bukan Covid-19,” ujar dr Supri.

Lebih jauh, dr Supri mengungkapkan, pihaknya telah memesan 10.000 rapid test Covid-19 dari Tiongkok.

Rapid test ini mempu mendeteksi virus corona dalam waktu 15 menit.

Dengan rapid test ini, maka penanganan virus corona akan semakin efektif.

Mereka yang negatif virus corona tidak perlu masuk ke ruang isolasi atau Puskesmas penyangga.

Sedangkan yang positif akan dirawat lebih lanjut sebagai pasien Covid-19 di ruang isolasi.

Masih menurut dr Supri, kedatangan rapid test ini mengalami keterlambatan.

“Seharusnya Jumat kemarin sudah datang, tapi ini terlambat. Semoga besok barangnya sudah sampai,” pungkas dr Supri.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved